(1)=Kilas balik dan masa lalu
-
-
-Sore di kaki alam
Dariku Srikandimu,perempuan pengacau kepolosan kertas putih yang kini tengah terpaku di kaki Semeru.Ya,aku kembali lagi setelah 2 tahun di masa lampau kau mengajak ragaku kesini.
Ah mengingat itu aku jadi menerbitkan senyumku.Jujur aku terpana dengan tabiatmu kala itu.Namun aku paham,bahkan sangat bertegas paham.Yang silam tak perlu dijamah kembali.Seperti itu katamu kan?
Hai Mahameruku,apa kabar?Pasti sedang bahagia kan?Jelas,48 jam yang lalu netraku melihat arus air mukamu dalam mimpiku,terlihat bahagia,namun aku pun tak tahu faktanya.
Sepertinya aku masih menjadi perempuan berderai hujan.Tapi tenang saja,rohaniku yang terkoyak perlahan menganyam fibrin pemulih luka pada sekatnya.Jujur,aku sangat rindu.Rindu semua yang ada di ragamu.Rindu tatapan menghunusmu yang menghangatkan kalbu.Rindu sentuhan rabamu yang menenangkanku.Kau tahu,akan sangat luas jika rinduku terjabarkan.
Ah,Semeru masih Semeru yang lalu.Masih berkoleksi keasrian yang menenangkan.Panoramanya masih menyenangkan seperti kala lalu.Masih sama gagah sangarnya seperti kau,Mahameruku.
Kau benar-benar dalam keadaan baik-baik saja kan?Aku harap begitu.Tidak apa aku yang rohaninya terkoyak,raganya tersepak terjang.Aku sudah tahan banting seperti itu.
Omong-omong,disini sedang tercuat senja.
Mengingat senja,aku jadi ingat puisi yang aku benci.Seperti katamu dalam puisi,puisi yang masih sangat kuhapal,yang masih tercetak tegas di memori meski kubenci.
Aku masih ingat,kapan kau membuat puisi tersebut.2 tahun yang lalu,hari Kamis di puncak Mahameru.Yang kala itu kabut Mahameru masih memeluk.
Mari kita bernostalgia dengan puisi tersebut.Untukmu Srikandiku
Netramu bak liontin bertajuk berlian
Sayu nun indah dihunus tatap
Gemulaimu serasa ringkih
Namun kau enggan berhenti gigih
Meski peluru menghujam,
Trisula mengoyak,
Gada menggundam
Kau tetap gegas melawanSrikandiku
Perempuan yang mencuat hebat
Perempuan yang digaris satyakan kuat,
Bersinar,benderang,nan menerang
Yang bak dirgantara kawanan fajar timur
Bolehkan,aku sang barat memihakmu
Menyelimuti dirgantaramu
Memeluk soremu
Meski hanya sesaat,
Sepatutnya senjaItu aksara puisimu,seperti di dalamnya,kau seperti senja,kau jahat,sangat jahat,kau menorehkan warna indah sejenak,lalu kau berlalu.
Sudahlah
Aku bingung mau kucoreti aksara apalagi kertas ini.Rangkaian aksaraku kini tengah lumpuh,bukan kini namun tepatnya sejak kau meninggalkan jejakkan tapak akhir di alam ini.
Aku sebenarnya lelah dengan keadaanku sekarang,andai kau ada disampingku.Pasti kepalaku tengah bersandar di bahumu.Haha,namun itu sepertinya sangat tidak memungkinkan.Kau tanya kapan aku akan kembali?Entahlah,mungkin ketika celengan rinduku telah membludak.Sebentar,sepertinya ini terbalik.Hey,seharusnya aku yang bertanya bukannya kau.Kapan kau akan bangkit?Tak bisa menjawab?Aku tahu,kau jahat rupanya.
Sudah ya,sampai bertemu di sekon selanjutnya,yang entah kapan waktunya.Salamku,Srikandimu
Kamis,di pangkuan alam Jawa.- - - - -Satu- - - - -
Yass,untuk first chapter segitu dulu,buat pemanasan aja sih,wkwk.
Gimana?b aja.Bosan?ya jelas.Sengaja aku buat menye menye kaya gitu
Alurnya mundur,sengaja permulaan aku buat kilas balik si tokoh utama.See you next chap gengsss
Indri,

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita di Mahameru
AcakUntukmu "Ksatria Mahameru" How are you?Everything gonna be just fine?Aku harap begitu. Aku masih Srikandimu yang dulu,masih jadi pribadi yang berpuitis cergas terlihat cerdas,namun aku masih menjadi perempuan berderai hujan pula rupanya. "Senyum,lal...