CHAPTER 5

1.2K 110 2
                                    

Sehun sudah memikirkannya semalam penuh, tentang keputusan ia yang akan mengundurkan diri di perusahaan milik Kai, tangannya secara reflek menyentuh pipi kanannya yang semalam di tampar oleh Kai, ada luka kecil disudut bibirnya.

Luka kecil itu tidak seberapa dengan rasa sakit yang kembali menggores hatinya, seakan sadar bahwa dia tidak seharusnya bersedih, Sehun menarik sudut bibirnya dan tersenyum tulus untuk membangunkan putra kecilnya yang masih tertidur dengan pulas. Sehun masuk kedalam kamar miliknya dan putranya Tae Oh dengan lembut Sehun menghampiri Tae Oh yang masih bergerumul dengan selimut tebalnya, Sehun tersenyum kecil lalu menyentuh pipi Tae Oh pelan.

"Tae Oh, ini sudah pagi."Bisik Sehun pelan dan masih terus mengelus pipi Tae Oh dengan lembut, Tae Oh hanya menggeram tidak nyaman namun tidak kunjung membuka kelopak matanya.

"Hei, bangun."Suara Sehun masih membangunkan Tae Oh, Sehun mencubit kecil pipi Tae Oh untuk membangunkan putranya namun Tae Oh tetap sama, tidak bergeming.

"Sleepy Son, bangunlah atau Appa akan memakan habis sarapan pagi milikmu."Ancam Sehun berbisik ditelinga Tae Oh. Sehun jelas tau ancaman itu benar benar bisa membangunkan Tae Oh yang masih betah untuk Tidur.

"Appa."Rengek Tae Oh saat Sehun mulai menciumi Tae Oh dengan gemas, kedua kelopak mata serta kedua pipi Tembam milik Tae Oh tidak luput dari kegemasan Sehun.

"Appa"Rengek Tae Oh lagi saat Sehun masih mengganggui tidurnya, dengan berat hati Tae Oh membuka kedua kelopak matanya miliknya. Sehun tersenyum saat berhasil membangunkan putra kecilnya.

"Ayo Jagoan, kau harus mandi. Appa harus bekerja."Ujar Sehun dan Tae Oh dengan malas membentangkan kedua tangan nya, Tae Oh terbiasa dimandikan oleh Sehun.

"Uh Anak Appa yang manja."Gemas Sehun dan menggendong Tae Oh untuk masuk kedalam kamar mandi.

Usai memandikan Tae Oh dan memakaikan pakaian yang layak Sehun dan Tae Oh memulai sarapan pagi mereka, Tae Oh dengan lahap memakan 2 lembar roti panggang dengan selai coklat yang menjadi kesukaan Tae Oh.

Sehun sendiri memakan selembar roti tawar dengan air putih yang menjadi sarapan untuk menjanggal perut nya. Selesai memakan sarapan nya Sehun menyiapkan bekal untuk Tae Oh seperti biasa.

Sehun selalu melakukan hal itu setiap pagi, dan Sehun tidak pernah mengeluh sekalipun dia hanya tidur 4 jam dan akan bangun pagi sekali untuk menyiapkan kebutuhan Putra kecilnya dan dia sendiri. Sehun bahkan selalu bersyukur dengan segala hal, termasuk putra kecilnya yang selalu mengerti keadaan keuangan keluarganya.

Setelah mengantar Tae Oh , Sehun tidak pergi menuju tempat kerjanya melainkan mencari tempat kerja yang biasa terpapar disurat kabar atau di selembar kertas yang tertempel di pintu.

Sehun mengelap peluh keringat yang bersarang pada kening miliknya, tidak terasa dia sudah berjalan mencari pekerjaan 2 jam lamanya, Sehun harus memiliki pekerjaan agar nanti tidak terlalu repot untuk kedepan nya. Matanya melihat ada sebuah kursi panjang dan Sehun segara menduduki dirinya disana,

"Uh melelahkan."Ujar Sehun sesekali tangan Sehun memijat betisnya yang terasa pegal. Sehun mengadahkan kepalanya keatas lagi lalu memejamkan matanya , membiarkan telinganya mendengar suara berlalu lalang dan kendaraan yang berlalu lalang.

"Apa yang harus aku lakukan."Batin Sehun sedih.

Sehun membuka kedua kelopak matanya dan menatap kedepan, di sebrang jalan ada sebuah toko bunga yang terlihat ramai dengan ragu dan penuh harap Sehun menyebrangi jalan dan mendatangi toko itu, senyum Sehun merekah saat melihat ada lowongan pekerjaan di sini, dengan mantap Sehun mendorong pintu kaca tersebut.

"Oh selamat datang."Ujar seorang wanita dengan ceria, Sehun membungkukkan badannya dan dengan gugup dia meremat kedua tangan nya.

"Ada yang bisa saya bantu?"Tanya wanita itu, Sehun melepaskan tautan tangan nya dan dengan gugup bersuara.

A Kaihun Love Story,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang