Dokter yang Diragukan

10.2K 743 27
                                    

Untuk selanjutnya bakalan up satu2 part deh (jadi yg berharap double up, triple up, dan up banyak2 bersabar yaaa 😁😁😁😁)

Karena aslinya ini belum tamat, jadi author masih nyicil2 buat namatin 😁😁😁😁😁😁😁

Happy reading

***

Bi telpon dokter pribadi segera" pinta Kalfi tegas

setelah itu Kalfi langsung memberikan nafas buatan untuk Erika, berharap bisa mengurangi rasa sesak nafas yang Erika derita, Mina baru saja datang dengan membawa alat bantu pernafasan Erika yang sangat berguna jika asma Erika kambuh, sayang benda tersebut langsung tejatuh ke lantai saat Mina terpaku kaget melihat kejadian di depannya, Kalfi tengah memberikan nafas buatan untuk Erika

Cukup lama Kalfi membantu Erika dengan memberikan nafas buatan pada Erika, perlahan-lahan Erika sudah mulai bernafas normal, sayang karena terlalu kaget dan tenaga yang terkuras akibat sesak nafasnya tadi, Erika langsung jatuh pingsan

"Mina!" jerit Mina kaget langsung menghampiri Erika tanpa memperdulikan keberadaan Kalfi

"Dia sudah baik-baik saja" jelas Kalfi langsung membopong tubuh Erika dan membawanya ke kamar

Masih dengan perasaan cemas Mina mengkuti dari belakang

tidak lama setelah itu, dokter pribadi keluarga Harun datang dan memeriksa keadaan Erika.

Setelah memeriksa keadaan Erika. Anwar menghampiri Kalfi di ruang tamu.

"Dia baik-baik saja" jelas dokter Anwar, Kalfi menatap dokter Anwar tidak percaya

"Anda yakin? Sama sekali tidak ada tanda-tanda keracunan?' tanya Kalfi berusaha menyelidik

" tentu, saya sudah mengecek keadaannya secara menyeluruh, tidak ada tanda-tanda keracunan" jelas Anwar membuat Kalfi berpikir sejenak

"Baiklah, terima kasih anda sudah datang" pinta Kalfi membuat Anwar tersenyun pelan

"Sudah menjadi kewajiban saya untuk memastikan semua keluarga anda dalam keadaan sehat-sehat saja" jelas Anwar

Sementara itu di dalam kamar Erika baru saja siuman

"Akhirnya kamu sadar juga, aku sudah panik setengah mati" ujar Mina membuat Erika tersenyum pelan

"Aku pikir aku juga akan mati" jawab Erika sambil duduk

"Bagaimana rasanya di beri nafas buatan dari Kalfi?" goda Mina sambil tersenyum usil

"Saat seseorang hampir di ambang kematian memangnya masih bisa fokus merasakan bagaimana di beri nafas buatan?" ujar Erika heran

sejujurnya Erika juga masih sangat heran Kalfi mengambil tindakan memberinya nafas buatan, tapi setelah dipikir-pikir lagi itu hal yang wajar untuk dilakukan, jika Erika berada di situasi yang sama pun, Erika juga pasti akan bertindak seperti Kalfi tadi

"Ngomong-ngomong apa asma mu kambuh karena kelelahan joging tadi?" tanya Mina penuh selidik, Erika menggeleng pelan

"Tidak, aku yakin ada racun di dalam minuman itu, kamu pasti tau kalau tubuhku sangat sensitif dengan racun sekecil apapun" jelas Erika membuat Mina ternganga kaget

"Jadi ada yang berniat meracuni kamu ?" tanya Mina tidak percaya

"Mungkin sebenarnya tujuan utamanya bukan aku" jawab Erika

"Lalu siapa?" tanya Mina penasaran, Erika menatap Mina heran

"Siapa lagi kalau bukan paman Harun dan Kalfi" jawab Erika santai

tanpa mereka berdua sadari, Kalfi mendengarkan perbincangan itu, Kalfi beranjak menemui pelayan pribadi ayahnya di dapur

"Bi mana gelas pribadi milik ayah?" tanya Kalfi

meskipun bingung pelayan pribadi itu menyerahkan gelas khusus untuk Harun kepada Kalfi, Kalfi mengamati gelas itu, sama seperti gelas yang tadi ia lihat saat Erika sesak nafas

"Aku akan meminjam gelas ini sebentar" ujar Kalfi sambil beranjak pergi

dari kejauhan Haruka tersenyum sinis, ditangannya sudah ada gelas beracun yang tadi sudah dengan cepat ia tukar saat semua orang panik dengan keadaan Erika

"Aku harus membunuh Harun secepatnya" guman Haruka sambil tersenyum licik

***

Sebuah jeritan di ujung lorong rumah mewah kediaman Harun membuat semua orang kaget

mereka sontak bergegas menuju ke arah teriakan yang berasal dari dalam kamar Harun,

Kalfi dan Erika lah yang duluan sampai di kamar Harun

sementara Haruka dan Mina ada di belakang mereka

pelayan pribadi Harun terpaku di ambang pintu kamar mandi

Kalfi dan Erika bergegas menghampiri kamar mandi, di dalam kamar Harun tergeletak di kamar mandi dengan darah yang keluar dari kepala, mata Harun masih setengah terbuka

"Ayah!" teriak Kalfi tidak percaya langsung menghampiri ayahnya, tapi dengan segera Erika mencegah Kalfi membuat langkah Kalfi terhenti

"Apa yang kamu lakukan!" teriak Kalfi tidak terima dengan tindakan Erika yang menahannya untuk menghampiri ayahnya

"Jangan bertindak gegabah, aku akan memeriksa paman Harun terlebih dahulu" jelas Erika tapi Kalfi menatapnya tajam

"Memangnya kamu punya hak apa untuk memeriksa ayah?" tanya Kalfi sinis

"Hak seorang dokter" jawab Erika tegas

"Oh ya, tapi sayangnya kami sudah punya dokter pribadi, jadi tidak perlu dokter sok hebat seperti kamu" tolak Kalfi mentah-mentah, membuat Erika menatap Kalfi jengkel

"Jika kita menunggu dokter pribadi kalian itu dan kita berdua terus-terusan berdebat seperti orang bodoh begini, nyawa paman Harun tidak akan tertolong, jadi setidaknya sekarang percaya saja pada ku, bagaimana pun aku seorang dokter, aku pasti akan berusaha menyelamatkan paman Harun!" jelas Erika tegas membuat Kalfi berpikir sejenak

"Baik jika sampai terjadi sesuatu pada ayah, aku yang akan membunuhmu" ancam Kalfi

Tbc

Ayo tim Hans&Erika mana suara nya👏👏👏👏👏👏👏👏
Tim Kalfi&Erika mana 👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
Tim author&Kalfi/Hans👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏

Like Me PLEASE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang