LIMA BELAS

544 51 6
                                    

Malam ini adalah malam dimana keluarga Vano dan Shannon berkumpul di salah satu hotel milik keluarga Jason, sepupu Vano. Seperti biasanya, acara makan keluarga tersebut akan di hadiri oleh beberapa anggota keluarga dan juga beberapa anggota keluarga besar dari kedua pihak keluarga.

            Vano menaruh tangan kirinya di pinggang Shannon, menandakan ke semua orang bahwa mereka berdua adalah pasangan."I miss you, bae."

            "Seriously? Kita baru saja ketemu kemaren," kekeh Shannon tak percaya. Mereka berdua baru saja bertemu kemarin siang di kantor Vano, walaupun pertemuan tersebut tidak berjalan dengan baik tapi kan tetap saja, mereka sudah bertemu.

            "Well, aku butuh ngelihat kamu setiap detik." Vano tersenyum kecil menunjukkan lesung pipi kirinya itu yang terlihat sangat manis,"and, yesterday wasn't count cause you left me, for good."

            Shannon tersenyum mengejek, "Terlalu gombal."

            "Aku nggak gombal tau," kata Vano tidak terima dengan pernyataan Shannon karena memang dirinya sangat menginginkan melihat tunangannya itu setiap detik dalam hidupnya.

            "Kamu nggak ada kerjaan ya di kantor?" tanya Shannon.

            "Kok nanya pertanyaan yang kamu sendiri udah tau jawabannya?" Vano mengernyitkan dahinya bingung.

            "Abisnya, kamu kayak korban drama-drama gitu tau nggak sih," Shannon memalingkan wajahnya tepat ke wajah Vano, "kebanyakan ambil gombalan dari drama-drama Korea gitu. Jangan-jangan kamu nggak kerja ya?"

            Vano terkekeh, dia tidak menyangka kalau Shannon akan mengira gombalannya itu dari drama Korea, "Aku nggak gombal dan juga, aku nggak ada waktu buat nonton drama-drama kayak gitu Sye. Waktu aku itu cuman di pake buat kerja, buat ngebiayain keluarga kecil kita nantinya."

            Dengusan terdengar dari Shannon, kalau perempuan lain pasti akan tersenyum atau salah tingkah, tapi beda dengan seorang Shannon. Dia selalu merespon gombalan Vano dengan sikap yang berbeda. Kalau saja Vano belajar gombalnya pas SMA, Shannon yakin dia akan tersenyum salah tingkah tapi sekarang usia Shannon bukan tujuh belas tahun lagi. Dia bukan gadis tujuh belas tahun yang selalu mengejar pria dingin yang mementingkan pendidikannya itu.

            Beberapa detik kemudian, Shannon dan Vano masuk ke dalam sebuah ballroom besar yang sudah di hadiri oleh beberapa orang. Shannon mengedarkan pandangannya melihat siapa saja anggota keluarganya yang sudah datang, "Aunty!"

            "Shannon!" sapa seorang perempuan berusia empat puluh tahun yang memakai dress hitam panjang yang terlihat sangat pas dengan tubuhnya.

            "Aunty Dara, long time no see!" Shannon memeluk tante nya itu, "Apa kabarnya?"

            "I'm good, Sye. Gimana kamu? Kerjaan kamu gimana?" tanya Aunty Dara.

            "Everything's fine, Aunty." Shannon tersenyum ramah.

            "You look so pretty, Sye," Dara memuji keponakannya yang memakai gaun keluaran dari Gucci yang pastinya limited edition, dia dapat mengetahuinya langsung dari sekali lihat.

            'You too, Aunty," balas Shannon basa-basi. Dia memang sudah di didik oleh kedua orangtuanya untuk menghargai semua orang termasuk dengan keluarganya sendiri. Dia juga sudah di perintahkan untuk menjadi seseorang dengan tingkat keramahan yang sangat tinggi, yang nantinya juga berguna untuk dirinya sendiri.

I LOVE YOU TO THE MOON AND BACK | ABIJAYANTO SERIES #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang