Assalamualaikum semua❣️
Bismillahirrahmanirrahim
Happy Reading Readers📖🌼
Aku terbangun saat pendengaranku mendengar kumandang adzan subuh di masjid yang tak jauh dari rumah. Aku mengerjap-ngerjapkan mata saat lampu kamarku dinyalakan. Ku lirik jam yang terpampang di atas dinding menunjukkan pukul 04.55 itu berarti sebentar lagi sholat subuh akan segera dimulai, aku bergegas mengambil air wudhu disaat kesadaranku sudah mulai penuh.
Hanya berjalan beberapa langkah untukku menuju masjid Arafah ini, masjid yang sangat jarang aku kunjungi sebelumnya bahkan waktu itu aku menganggap masjid hanyalah untuk orang-orang yang sudah lanjut usia atau orang-orang yang sebentar lagi akan meninggalkan bumi Allah.
Setelah melaksanakan sholat subuh aku meluangkan waktuku untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an walaupun hanya beberapa ayat. Lagi pula aku pernah membaca sebuah artikel yang menjelaskan bahwa membaca Al-Qur'an ketika subuh dan maghrib dapat menambah kecerdasan otak mencapai 80%. Masya Allah.
Aku sudah terlihat rapi di depan cermin yang besar dan panjang yang berada di dalam kamarku. Tinggal step terakhir, aku memoleskan sedikit lip balm pada bibirku agar terlihat lebih fresh dan tidak pucat.
Setelah aku mengemas semua perlengkapan yang akan aku butuhkan di sekolah selesai, aku menuruni beberapa anak tangga yang disampingnya langsung menghadap meja makan.
Disana terdapat bundaku, panggil saja bunda Maryam dan ayahku bernama Parveen. Aku adalah anak semata wayang dari keluarga Parveen, mereka menamaiku Zulaikha Zania Parveen yang artinya wanita cantik dan cerdas serta mudah bergaul dan kata Parveen diambil dari nama ayahku.
" Bunda Ayah, Aika berangkat sekolah dulu yah " Aku berpamitan sambil mencium punggung tangan ayah dan bunda satu persatu.
" Aika sarapan dulu " bunda menawarkan aku untuk sarapan bersama.
Aku menggeleng ," Tidak usah bun, Aika makan disekolah aja " tolakku halus
" Kamu ngga bakalan telat Aika, sarapan dulu " ayah mencoba membujukku
" Ngga ayah, Aika udah telat. Assalamualaikum ayah bunda " setelah mengucapkan salam aku bergegas menyambar kunci motorku.
" Waalakumussalam warahmatullahi wabarakatu " jawab bunda Maryam dan ayah Parveen serentak.
" Astagfirullah anak itu, selalu tergesa-gesa dalam apapun " ucap ayah Parveen yang di balas senyuman manis dari bunda Maryam.
🎥🎥
Butuh waktu 15 menit untukku menuju sekolah SMA JAYA BHAKTI 205, dan Alhamdulillah gerbangnya belum ditutup.
Aku melangkahkan kakiku besar-besar agar cepat sampai di kelas. Tapi seseorang malah mengejutkanku dari arah belakang.
" Astagfirullah Afifah, kamu mau buat jantung aku copot pagi-pagi? " Tanyaku kesal saat ku dapati Afifah lah orang yang mengangetkan ku dan sekarang dia malah menunjukkan semua deretan gigi putihnya padaku.
" Maaf ukhty Aika " balasnya cengengesan
Dia sahabatku, Afifah Humaira aku mengenalnya semenjak aku duduk di kelas 10. Dia sangat baik, selain itu dia juga cantik, kulitnya kuning langsat, hidung mancung dan bulu mata yang lentik membuat kaum adam sangat mencari perhatiannya. Pada waktu itu, lebih tepatnya awal masuk sekolah, kami memang tidak memakai jilbab hanya hal-hal yang berbau keagamaan saja kami memakai kain panjang penutup kepala itu.
Sekarang aku sudah berbeda, aku perlahan mulai meninggalkan masa jahiliah ku dan berusaha merubah kebiasaan buruk itu menjadi yang lebih baik. Afifah adalah sahabat yang tidak pernah meninggalkan aku bagaimanapun keadaan yang ku alami. Bahkan dialah orang pertama yang memberiku semangat berhijrah sebelum aku menceritakan rencanaku itu pada ayah dan bunda. Meskipun Afifah belum Istiqomah memakai hijabnya tapi aku akan berusaha membujuknya sebab aku ingin menjadi sahabat terbaik yang bisa membawanya menuju surganya Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Hati Zulaikha
RandomTakdir untuk hati Zulaikha seperti ombak yang terombang-ambing oleh angin yang entah membawanya kemana. Tidak mudah untuk Zulaikha memendam rasa cinta yang terus tertanam begitu lamanya. Dengan seiring berjalannya waktu Zulaikha menemukan cinta baru...