❤ HAPPY READING ❤
Seperti biasa, Ilya, Berlin dan Vita telat berangkat ke sekolah. Dan mereka dihukum untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza. Namun anehnya hingga mereka selesai menyanyi Laras tak kunjung datang.
"Mana nih Laras kok belum dateng? Biasanya kita kan datengnya selalu barengan" kata Vita.
"Iya nih, udah jam tujuh lebih juga" sahut Ilya.
"Mungkin Laras berangkat sama Tae, kan kalau Laras berangkatnya sampai molor gini pasti sama Tae" kata Berlin.
"Iya ya, tapi apa pacarnya Tae gak marah? Nanti si Dela malah jelek - jelekin Laras lagi" kata Vita.
"Ih masa sih sampai segitunya, gila - gila" kata Ilya sambil geleng - geleng kepala.
"Udah sana kalian cepetan masuk ke kelas! Jam pelajaran sudah mau dimulai. Bukannya cepet - cepet masuk ke kelas, malah ngerumpi dulu di sini" ujar salah satu guru piket.
"Oh iya, kita kan jam pertama biologi. Udah yuk ke kelas!" ajak Ilya yang langsung diikuti oleh Vita dan Berlin.
Dan akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk segera menuju ke kelas, karna guru mata pelajaran biologi yang mengajar mereka adalah salah satu guru killer di sekolah. Mereka takut nantinya akan mendapat hukuman yang berat.
💎💎💎
Di lain tempat, Laras sedang marah - marah sama Tae. Mereka janjian akan berangkat bersama, dan Tae akan menjemput Laras pukul setengah tujuh. Tapi nyatanya Tae sampai di rumah Laras pukul tujuh kurang lima menit.
"Gila sih kamu, padahal kamu bilang setengah tujuh sampai ke rumahku. Lah ini tadi jam tujuh kurang lima menit kamu baru sampai" omel Laras.
"Ya maaf, tadi aku bangunnya kesiangan tau gak" balas Tae.
"Padahal jarak rumah kita ke sekolah itu lumayan jauh, lima belas menit aja belum tentu sampai" omel Laras kepada Tae.
"Udah deh, kan kamu biasanya juga langganan telat" kata Tae.
"Ih enak aja kamu kalau ngomong" sahut Laras tak terima.
"Yaudah kamu pegangan kenceng, aku mau ngebut nih. Udah jam tujuh lebih sepuluh menit juga. Jangan ngomel terus, nanti aku gak fokus" kata Tae.
Dan berakhirlah Tae ngebut agar mereka cepat sampai ke sekolah.
💎💎💎
"Duh Pak Tri udah di kelas nih, udah pasti kita bakalan di hukum" kata Vita panik.
"Lha terus gimana ini kita masuk ke kelasnya?" tanya Ilya kebingungan.
"Duh gimana ya, yaudah langsung masuk aja. Siapa tau Pak Tri memaklumi" kata Berlin.
Dan akhirnya Ilya, Vita dan Berlin memutuskan untuk masuk ke kelas. Namun mereka sedikit ketakutan untuk masuk ke kelas, takut kalau nantinya mereka akan dihukum oleh Pak Tri, guru biologi mereka.
Tanpa pikir panjang, Ilya langsung mengetok pintu kelas dan langsung membukanya. Yang diikuti oleh Vita dan Berlin.
Tok... tok... tok...
"Permisi pak" kata Ilya, berharap ia dan kedua temannya diijinkan untuk mengikuti pelajaran di kelas.
"Ilya lagi - lagi kamu telat, duh mana sama kedua temanmu ini lagi. Udah jadi langganan kalian ini" omel Pak Tri.
"Maaf pak, tadi kita kesiangan" kata Vita.
"Iya pak, maaf" disusul oleh Ilya dan Berlin. Pak Tri hanya menanggapi mereka dengan tatapan sinis dan berkacak pinggang. Dan itu membuat Ilya, Berlin dan Vita ngeri sendiri melihatnya, mereka merasa bahwa akan diberi hukuman oleh Pak Tri.
"Alasan kalian itu klasik sekali. Saya tidak mau menerima alasan kalian ya. Sekarang kalian maju di sini" suruh Pak Tri, sedangkan Ilya, Berlin dan Vita menurut saja ketika Pak Tri menyuruh mereka untuk maju ke depan kelas.
"Karna kalian terlambat, jadi saya akan memberi kalian sebuah kuis. Setiap anak pertanyaannya berbeda - beda. Siapa nanti yang dapat menjawab pertanyaan saya, nanti dia bisa langsung duduk. Tapi kalau diantara kalian bertiga tidak bisa menjawab pertanyaan, kalian akan saya beri tugas tambahan" kata Pak Tri.
"Yah jangan tugas tambahan dong pak, tugas yang kemarin aja saya belum selesai" ujar Berlin.
"Berani kamu melawan saya?! Memangnya kamu mau kalau saya suruh membersihkan toilet?" kata Pak Tri.
"Eh enggak pak, udah kuis aja" kata Berlin.
"Baiklah, pertanyaan pertama untuk Ilya. Tolong jelaskan kepada teman - temanmu apa itu mitosis dalam bab pembelahan sel!" suruh Pak Tri.
Ilya agak sedikit kesulitan, namun tidak butuh waktu lama Ilya berhasil menemukan jawabannya.
"Baik pak, akan saya jawab. Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing - masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Mitosis terjadi pada perbanyakan sel tubuh. Sel tubuh memiliki kromosom berpasangan sehingga disebut diploid" jelas Ilya yang diikuti tatapan kagum oleh teman - temannya dan tepuk tangan teman satu kelasnya.
"Wah gila sih Ilya, anak MIPA beneran sih ini" sahut Berlin.
"Otaknya encer bener deh" yang kemudian dibalas oleh Vita.
"Baik Ilya, kamu boleh duduk sekarang. Pertanyaan selanjutnya untuk Vita" ujar Pak Tri.
"Wah mampus sih ini, mana aku gak ngerti pelajaran biologi lagi" keluh Vita yang kemudian ditertawai teman - teman satu kelasnya.
"Sudah tidak usah ramai anak - anak! Sekarang pertanyaan untuk Vita, tolong kamu sebutkan fase pembelahan mitosis secara berurutan!" ucap Pak Tri.
Vita yang diberi pertanyaan oleh Pak Tri terlihat begitu kebingungan. Karena Vita tidak pernah mendengarkan atau memperhatikan ketika Pak Tri mengajar. Vita lebih memilih untuk tidur di kelas dari pada harus mendengarkan Pak Tri berbicara tentang semua hal yang berhubungan dengan biologi. Karena Vita memang dari kecil tidak menyukai pelajaran biologi yang materinya banyak dan banyak sekali ditemui nama - nama ilmiah yang sulit untuk dihafalkan.
Berbeda dengan Ilya, dia sangat menyukai pelajaran biologi sejak ia masih kecil. Ilya selalu memerhatikan apabila Pak Tri sedang menerangkan saat pelajaran, dan Ilya selalu dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan dari Pak Tri yang ditunjukkan kepadanya. Jadi tidak heran kalau teman - teman saku kelasnya menjulukinya sebagai "anaknya Pak Tri".
Disaat Pak Tri lengah, Vita mencoba meminta bantuan kepada teman satu kelasnya. Namun sayang, Pak Tri selalu gesit dalam menyadari sesuatu. Dan itu berujung Vita dan teman yang memberikan contekan atau jawaban kepada Vita dimarahi oleh Pak Tri.
Dan akhirnya Vita mencoba untuk menjawab pertanyaan dari Pak Tri dengan nada ragu - ragu saat mengucapkannya.
"Saya akan mencoba menjawab pak, pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap melalui fase interfase, profase, metafase, anafase, telofase dan sitokinesis, prometafase" jawab Vita yang langsung mengundang tawa teman - teman satu kelasnya.
"Haduh Vita, kamu sebenarnya tadi malam belajar gak? Kamu itu kalau pelajaran saya selalu saja tidur, sekarang giliran dikasih pertanyaan jawabannya amburadul seperti ini" kata Pak Tri.
"Maaf pak, itu tadi juga cuma seingat saya saja pak" balas Vita sambil menundukkan kepalanya.
"Untuk pelajaran saja ya semunya, jadi pembelahan mitosis itu melalui beberapa fase, yaitu interfase, profase, prometafase, metafase, anafase dan yang terakhir itu telofase dan sitokinesis. Sebenarnya tadi Vita menyebutkan nama fase - fasenya sudah benar, namun tidak berurutan padahal saya suruh untuk menyebutkan secara berurutan" kata Pak Tri.
Vita yang diberi pertanyaan oleh Pak Tri hanya bisa geleng - geleng kepala sambil menghela nafas, berharap ia tidak diberi tambahan hukuman oleh Pak Tri.
"Vita kamu jangan duduk dulu, kamu masih berdiri di dini" kata Pak Tri.
"Lah saya kan udah bisa menjawab pertanyaan dari Pak Tri tadi" protes Vita tidak terima.
"Iya kamu bisa jawab, tapi tidak urut kamu jawabnya. Sekarang pertanyaan untuk Berlin, kalau kamu bisa menjawab pertanyaan saya, kamu tidak akan mendapat hukuman tambahan" kata Pak Tri.
Berarti dari kata - kata Pak Tri tadi dapat disimpulkan bahwa Vita akan mendapat hukuman tambahan dari Pak Tri. Vita hanya bisa pasrah menerima nasibnya hari ini.
"Oke Berlin, tolong kamu jelaskan bagaimana fase anafase pada pembelahan mitosis!" suruh Pak Tri.
Berlin yang diberi pertanyaan oleh Pak Tri hanya memandang ke atas sambil kebingungan. Berlin tidak pernah belajar, sehingga ia tidak tahu harus menjawab apa.
Berlin sudah mulai ketakutan karna dia tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Pak Tri. Dan Pak Tri sendiri sudah mulai menunjukkan amarahnya. Dan alhasil...
"Berlin, kamu itu memang tidak pernah mendengarkan apa yang saya sampaikan. Kamu sama Vita sama aja, suka tidur kalau sewaktu pelajaran saya. Kalian berdua malah membuang - buang waktu saja, sekarang sebagai gantinya kalian saya kasih tugas tambahan. Kalian kerjakan soal dari buku paket halaman 156, kalian kerjakan di selembar kertas dan besok pagi kalian kumpulkan di meja saya. Sekarang kalian boleh duduk di bangku kalian masing - masing!" ujar Pak Tri.
Untung saja Pak Tri hari ini dapat mengendalikan amarahnya, sehingga siswa yang lain tidak merasa begitu ketakutan. Lalu pelajaran tetap dilanjutkan seperti biasa meski di dalam hati Vita dan Berlin penuh sumpah serapah untuk Pak Tri.
💎💎💎
Hari ini Laras dan Tae berangkat ke sekolah bersama dan mereka telat lima belas menit setelah bel sekolah berbunyi. Alhasil mereka mendapatkan hukuman dari guru piket yang bertugas untuk membersihkan toilet.
"Wah gara - gara kamu ini Tae, aku udah mandi, udah dandan, pakai parfume, eh ujung - ujungnya disuruh bersihin toilet kaya gini" eluh Laras. Tae yang diajak berbiacara hanya membalas dengan tertawaan yang membuat Laras semakin kesal.
"Hahaha... gak papa. Sekalian olahraga ini, kamu kan gak pernah olahraga kan?" ejek Tae.
Mendengar ejekan dari Tae, Laras hanya memanyunkan bibirnya tanpa mempedulikan candaan Tae. Laras lebih memilih melanjutkan mengepel lantai toilet agar cepat selesai hukuman mereka.
"Eh aku mau curhat nih, kamu kan yang paling ngertiin aku" ujar Tae.
"Apaan curhat - curhat?! Ini nih selesaiin dulu, curhatnya nanti aja!" omel Laras dan hanya diiyakan oleh Tae.
Akhirnya Tae dan Laras memutuskan untuk menyelesaikan hukuman mereka terlebih dahulu dan nantinya akan mereka lanjutkan sesi curhatnya di kantin. Yap, setelah hukuman mereka selesai, mereka memilih untuk bolos ke kantin. Karna guru mapel yang mengajar di kelas mereka tidak akan tahu kalau mereka ke kantin, guru mapel tersebut hanya akan tahu bahwa Tae dan Laras sedang menjalani hukuman.
Setelah hukuman mereka selesai, mereka akhirnya menuju ke kantin. Mereka duduk di pojokan kantin sambil berjaga - jaga kalau nanti ada guru yang lewat.
"Dah Tae, mau curhat apa kamu? Pasti soal Dela kan?" tanya Laras yang langsung dibalas anggukan oleh Tae.
"Kenapa lagi kalian berdua itu? Aku gak mau nih kalau harus ikut campur rumah tangga kamu sama Dela" kata Laras.
"Yee rumah tangga, emangnya aku sama Dela udah nikah apa?!" jawab Tae ketusnya.
"Ya terus kenapa?" tanya Laras.
"Sumpah ya, aku gak tau lagi mau gimana. Kalau dibilang sayang, aku sayang. Dibilang cinta, aku juga cinta. Cuma kadang aku suka muak sama tingkah Dela yang seperti anak kecil gitu" curhat Tae ke Laras.
"Aku juga sampai bosen tau gak Tae, tiap kamu curhat masalahnya itu - itu terus. Kenapa kamu gak coba bilang aja sama Dela, ya kamu saranin lah ke Dela untuk jangan bertingkah seperti anak kecil gitu!" saran Laras.
"Udah berkali - kali aku bilang ke Dela buat jangan cemburuan, jangan marah, eh ujung - ujungnya dia juga marah. Kan aku jadi serba salah" eluh Tae.
Entah apa yang ada di pikiran Dela sampai - sampai ia begitu cemburunya kalau Tae dekat dengan perempuan lain. Padahal di benak Tae tidak pernah terbesit sedikitpun untuk berpaling dari Dela.
Hal - hal yang dilakukan Dela tersebut terkadang membuat Tae resah sendiri. Tae jadi merasa terkekang.
"Ya terus mau gimana, emang itu udah sifatnya pacar kamu. Ini nih kalau dia tau kita lagi berduaan aja di sini, pasti Dela bakalan marah deh" ujar Laras.
"Apa aku putus aja dari Dela? Habisnya dia gitu mulu sih" tanya Tae.
"Eh ya jangan gegabah gitu dong, sabar - sabar. Aku ngerti kok Tae" ucap Laras mencoba menenangkan Tae agar dia tidak mengambil tindakan yang gegabah.
Tak terasa sudah bel pergantian jam, Laras dan Tae pun memutuskan untuk menuju ke kelas mereka masing - masing. Mereka takut kalau nantinya metahuan bolos di kantin dan malah mendapatkan hukuman lagi.Oke teman - teman bab 2 sudah ku uploud. Oh ya, kurasa pasti ada yang kebingungan ya untuk kelas para pemain. Jadi gini, Ilya, Laras, Vita, Berlin dan Dito itu satu kelas, di kelas 12 MIPA 5. Dela dan Chanwoo itu 12 MIPA 1. Lalu Tae itu 12 MIPA 2. Jadi gitu ya teman - teman.
Oh ya, jangan lupa untuk vote cerita ini ya. Kalau kalian vote, berarti kalian menghargai karya ku ini. Terus jangan lupa untuk meninggalkan komentar yaa..
I love you~❤Sweeter more than honey,
AFIFAH😋
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIFICIAL LOVE - Kim Taehyung
FanfictionIlya tak pernah menyangka akan seperti ini akhirnya. Seorang yang ia cintai hanya menganggap semua ini sebagai sebuah candaan belaka. Terpuruk sudah kini setelah Ilya mengetahui kepalsuan cinta dari Taehyung.