3

43 4 0
                                    


“huff..pegal sekali”  hela penasihat Shi sambil berjalan menuju taman istana, angin berhembus dan menerbangkan bunga sakura yang berguguran. Surai hitam kecoklatan milik Shi diterpa angin sangat kencang, Shi memegang rambutnya sambil menoleh kearah pagoda tujuh, tempat Kaisar Luo Yuancheng berada sekarang.”Lebih baik aku mengecek keadaannya” guman Shi dan bergegas pergi ke pagoda tujuh.

                                ***

Pagoda tujuh. Tempat yang disakralkan oleh keluarga kerajaan Yuan, tempat Luo Yuancheng lahir ke dunia dan juga tempat Yuancheng mendapatkan kekuatan dari iblis neraka yang di kalahkan oleh kaisar terdahulu ayah Yuancheng. Kini pagoda tersebut menjadi tempat yang sunyi karena tidak ada seorangpun yang berani masuk ke sana kecuali Kaisar Yuancheng dan Penasihat Shi.

Penasihat Shi kini berada di depan pintu kediaman Kaisar Yuancheng kediaman Pagoda tujuh. Penasihat Shi membuka pintu dan melangkahkan kakinya ke  ruangan itu. Sunyi, hanya itu yang bisa diungkapkan untuk ruangan itu, tidak ada penjaga dan juga pelayan yang berdiri di sana hanya beberapa patung naga dan merak yang ada di sana lentera sebagai penerang tempat itu membuat semua relief di dinding dan pintu kediaman terlihat elegan.

“yuancheng, aku kembali” sapa pertama Penasihat Shi untuk teman atau junjungannya itu, Yuancheng yang sudah berada dengan posisi duduk di  ranjangnya hanya menoleh dengan iris matanya yang berwarna merah darah dengan pandangan lemah. Surai yang dibiarkan tergerai dan hanya menggunakan hanfu lapisan dalam menandakan Yuancheng sudah membersihkan dirinya Shi berjalan menuju ke meja rias dan mengambil sisir  Yuancheng hanya menoleh dengan tatapan yang sama, tatapan tanpa ekspresi, tatapan boneka duplikat yang tidak memiliki perasaan apapun. Shi kembali dan naik ke ranjang Yuancheng mengambil rambut panjang Yuancheng dan menatanya dengan rapi.

“selesai, Yuancheng rambutmu sudah rapi” Yuancheng menoleh ke cermin yang ada di sebelah ranjangnya. “trimakasih Shi, tatanan rambut yang seperti biasanya” ucap Yuancheng memuji hasil pekerjaan Shi yang hanya mengikat rambut Yuancheng seperti kuncir kuda. Yuancheng menunduk  dan menutup matanya, Shi tidak mengerti kelakuan Yuancheng,kali ini apa yang ia pikirkan?

Shi membuka mulutnya kembali untuk berbicara “ Yuancheng, selir Shuan Ji Nan mencarimu tadi “ “lalu?” jawab Yuancheng cepat “aku mengatakan bahwa kau berada di ruangan dokumen kerajaan, huff Yuancheng kau tidak kasihan dengan selir mu itu?” mendengar ucapan Shi yang terakhir membuat Yuancheng marah dan mencengkram kerah hanfu yang dikenakan oleh Shi, Shi kaget karena mata Yuancheng agak bercahaya yang menandakan dirinya marah “ Shi.. jika kau menginginkan salah satu atau beberapa selir murahan itu kau ambil saja!!”
Deg
Yuancheng membelalakkan matanya dan melepas cengkraman tangannya dari kerah hanfu Shi, “Shi kita kembali ke kediaman ku di istana!”  ucap Yuancheng sambil meletakkan tangan kiri di sebelah wajahnya. “Baik” ucap Shi dan turun dari ranjang Yuancheng.
“ap…apa itu tadi?”guman Yuancheng di dalam hatinya.

                               ***  
Kediaman  Permaisuri Liuxi dipenuhi oleh beberapa pejabat istana termasuk Pangeran kedua, dan selir Shuan Ji Nan. Mereka dikumpulkan karena perintah dari Permaisuri Liangxi, Permaisuri Liangxi memerintahkan dayang istana menyuguhkan teh untuk orang-orang yang telah berkumpul di kediamannya tersebut. Mata Permaisuri menoleh kearah Pangeran kedua duduk, satu tempat kosong yang berarti Kaisar Luo Yuancheng tidak ada. “Di mana yang mulia kaisar, bukankah aku meminta agar selir Shuan Ji Nan mencarinya?” ucap permaisuri kepada menantunya, Shuan Ji Nan membungkuk hormat dan mulai bicara “hormat saya pada permaisuri, maaf sebelumnya permaisuri hamba sudah mencari yang mulia kaisar tetapi penasihat Shi mengatakan yang mulia sedang di ruang dokumen kerajaan” ucap selir Shuan Ji Nan. Permaisuri Liuxi mengerti dan memerintahkan satu pelayannya untuk mencari Kaisar Yuancheng. 

                              ***

Kaisar Yuancheng berada di depan kediamannya bersama dengan penasihatnya Shi Chuan, Yuancheng memegang gagang pintu yang penuh dengan ukiran naga dan di lapisi emas dan hendak membukanya tiba-tiba seorang pelayan datang menghampiri Yuancheng dan Shi, Yuancheng memalingkan wajahnya agar pelayan itu tidak mengetahui warna matanya. Yuancheng tidak ingin semua orang yang ada di istana tahu bahwa dirinya memilikiiris mata berwarna merah yang dulunya berwarna coklat, hanya Shi, jendral Ming dan satu temannya yang tahu warna matanya yang sekarang. Pelayan itu membungkukkan badannya seraya memberi hormat “hormat saya pada Yang mulia kaisar yang agung” Yuancheng menjawab tetapi tidak menatap lawan bicaranya “ada apa?” sahut Yuancheng dengan nada suara yang dinginnya, pelayan itu pun melanjutkan pembicaraannya “ampun yang mulia, saya di sini hanya inngin menyampaikan bahwa yang mulia kaisar di panggil oleh permaisuri Liuxi sekarang untuk jamuan minum the bersama di kediaman beliau” kata pelayan yang masih membungkuk itu panjang lebar, Yuancheng menghela nafasnya “baiklah aku akan kesana, kau pergilah” perintah Yuancheng yang langsung di respon oleh pelayan itu,pelayan itu membungkuk hormat dan pergi dari hadapan Yuancheng.
Setelah pelayan istana pergi Yuancheng merapalkan kata-kata mantra sambil menutup matanya, angin berhembus di depan kediaman Yuancheng dan berhenti ketika dirinya selesai merapalkan mantra. Yuanchen membuka kelopak matanya dan warna iris mata yang tadinya berwarna merah sekarang menjadi warna coklat, “Yuancheng, kenapa kau tidak menggunakan warna mata ini saja?” Tanya Shi yang sedari tadi diam tak bersuara Yuancheng menatap Shi dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepada dirinya “apa kau bodoh Shi? Aku sudah memberikan mata ini untuk dewa phoenix yang ada di  dalam tubuhku aku hanya meminjamnya sementara dan ini pun membutuhkan banyak energy” “berarti, mata merahmu itu adalah milik Phoenix itu dan jika kau kembali ke mata mu yang berwarna coklat ini kau akan..?” Yuancheng menutup mulut Shi dengan jari telunjuknya “sudahlah Shi, lebih baik kita bergegas ke kediaman ibu” potong Yuancheng dan berjalan menuju kediaman permaisuri. 

“YANG MULIA KAISAR TIBA!!!”
Teriak lantang prajurit yang menyambut Yuancheng sambil mengumumkan kedatangan dirinya, semua orang yang ada di  kediaman Permaisuri bangun dari duduknya dan memberikan hormat kepada Yuancheng, Yuancheng membungkuk hormat kepada permaisuri Liuxi “Hormat saya kepada permaisuri” permaisuri menerima hormatnya dan mempersilahkan semua duduk kembali termasuk Yuancheng dan Shi duduk di sebelah jendral Ming. Jendral Ming menoleh ke arah Yuancheng dan  bingung karena perubahan Kaisarnya itu, “Shi, bukankah warna mata Yuanceng berwarna merah?” Tanya Jendral Ming berbisik agar tidak didengar oleh siapa pun “ Ming, dia menggunakan mantra penukar agar matanya yang lama kembali sementara, tapi jika dia menggunakan kekuatannya dia akan melemah” jawab Shi yang membuat Jendral Ming terdiam.   

                                ***


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FENGHUANG WANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang