PROLOG

62 6 0
                                    

"Suanye!!"
Suara Kaisar Yuancheng menggelegar dari kejauhan, para penduduk suku wu pun mengangkat senjata mereka demi melindungi Luo Suanye dan Ayahnya dari amukan sang kaisar.

"Kembalikan permaisuri Luo Suanye!!" Perintah sang kaisar yang ditujukan untuk warga suku wu yang semakin memperketat pertahanan mereka karena sang kaisar yang sudah berada di depan gerbang desa. "Kami tidak akan menyerahkan suanye kepada iblis  sepertimu KAISAR YUAN!!" Pekik seseorang dari pasukan warga yang merupakan Suanji  kakak kandung Suanye . Mendengar kata Suanji sang Kaisar marah . Yuancheng pun menutup matanya dan mulai merapalkan mantra, tidak lama kemudian angin berhembus kencang membuat surai sang kaisar berkibar dan berubah warna menjadi putih, Kaisar Yuancheng pun selesai merapalkan mantra dan membuka kelopak matanya, mata nya berubah berwarna merah darah perubahan tersebut membuat sang kaisar terlihat mengerikan, bagaikan raja iblis yang siap menyerang kapan saja.

"Suanye....!!"
Pekik Kaisar Yuan yang diiringi munculnya burung-burung api dari dalam tanah. Para pasukan burung langsung terbang menyerang penduduk desa yang menghalangi jalan Kaisar, kaisar pun ikut menebas  para penduduk dengan pedangnya hingga kepala dan badan mereka putus, dalam sekejap Desa suku wu menjadi lautan api dengan puluhan penduduk yang mati mengenaskan.

Tatapan sang kaisar  menelusuk ke setiap rumah penduduk yang havis dia bakar . Suanye melihat hal itu pun terkejut lantaran tatapan sang kaisar yang sangat mengerikan. "Phoenix" kata Suanye yang di dengar oleh ayahnya ketua suku wu yang dari tadi melindungi putri kesayangannya.
"KELUAR KAU LUO SUANYE, INI PERINTAH KAISARMU!!" Mendengar kata yang keluar dari bibir Yuancheng membuat hati kecil Suanye tergerak, tetapi di balik rasa ingin menemuinya ada rasa benci yang menyelimuti pikirannya, lantaran sang kaisar yang iya cintai tega membantai penduduk desa kelahirannya. Suanye memikirkan suatu cara agar bisa menghentikan Kaisar Yuancheng, tatapan matanya memandang sang ayah yang dari tadi membawa belati, "tidak ada cara lain" kata Suanye sambil mengambil belati yang dibawa ayahnya. "Suanye jangan kau gunakan belati itu, jika kau menggunakannya racun yang sangat berbahaya bisa merenggut jiwa sang kaisar" ucap kepala suku yang ditujukan untuk anaknya Suanye. "Hanya ini yang bisa saya lakukan ayah, mulai sekarang ayah pergilah dengan penduduk desa yang masis selamat, pergilah sejauh mungkin, aku akan menghalangi Kaisar" kata Suanye dan keluar membawa belati kecil itu meninggalkan ayahnya di dalam tempat persembunyian mereka.

Sang kaisar terus berjalan dengan diiringi burung api yang ikut membantai penduduk desa, pedang yang berlumuran darah dari penduduk desa yang iya bunuh terus menetes membuat orang ngeri melihatnya karena kelakuan sang pemilik kekuatan. Membunuh penduduk desa hanya dibantu oleh burung api.

"Yang mulia"
Suara seorang wanita membuat Kasiar Yuancheng menjatuhkan pedang dan tertancab di tanah. Kaisar Yuancheng menghampiri wanita yang memanggilnya dan langsung memeluk erat wanita itu. "Suanye, akhirnya aku bisa menemukan mu, ayo kita kembali ke istana" kata sang kaisar yang langsung direspon oleh Suanye. Air mata Suanye jatuh dari wajahnya yang putih bagaikan bulan, tetapi semua itu hilang dalam sekejap mengingat sang Kaisar membunuh penduduk desanya, dendam yang dimiliki Suanye kembali terbangun dan Suanye mengeluarkan belati dari dalam gaunnya. "Yang mulia, maafkan aku."

Jleb

Uhuk

Darah segar keluar dari mulut sang kaisar yang masih memeluk Suanye. "Su..sua..nye.." rintih Yuancheng kepada kekasih hatinya yang tega menusukkan belati ke dadannya. "Maaf atas kelakuan saya kepada anda, hanya ini yang bisa saya lakykan untuk menghentikan ibli seperti anda, dan mulai hari ini yang mulia, saya bukan lagi permaisuri anda, gelar Luo saya kembalikan kepada anda" ucap Suanye panjang lebar dan meninggalkan Kaisar Yuancheng yang langsung jatuh berlutut di tanah.

"Ke..kena...pa...k..kau...tega..... Suanye!!!" Pekik kaisar Yuancheng sambil menahan rasa sakit yang begitu dalam karena racun di belati itu bereaksi.

Uhuk-uhuk
Yuancheng kembali memuntahkan darah segarnya, surai yang berwarna putih kini berangsur-angsur kembali berwarna hitam legam hanya saja mata sang kaisar masih berwarna merah darah.

Sang kaisar pun mulai merasa pusing dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri di tengah kobaran api.





















NIHAO.....
CERITA  AKU KARANG SENDIRI YA, INI BUKAN TERJEMAHAN.
JADI BUAT KALIAN YANG SUKA GENDRE FANTASY KHUSUSNYA CHINESS ROMANCE SILAHKAN DI BACA YA DAN JANGAN LUPA VITE DAN COMENT YA

SALAM PENUH CINTA DARI QUEEN YUAN💕💕

FENGHUANG WANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang