niel melajukan mobilnya ke salah satu club ternama dengan talia duduk di sampingnya. untungnya talia sudah mengganti bajunya dengan setelan celana pendek dan kaus putih milik eline.
"dia seriusan disini?"
talia menganggukkan kepalanya, "percaya sama gue. seribu persen dia ada disini."
setelah memarkirkan mobilnya, talia turun dari mobil. begitu juga niel. keduanya berjalan ke arah pintu yang dijaga ketat oleh security.
niel menunjukkan kartu tanda pengenalnya. begitu ia ingin masuk, security menahan tangan talia.
niel ngeliatin security, "dia sama gue." niel menarik tangan talia dan memberikan dua lembar uang seratus ribu ke security.
niel dan talia masuk ke dalam club dan langsung disambut oleh dentuman musik keras yang mampu mempercepat detak jantung.
"LO LIAT DIA, GAK?" tanya niel agak berteriak, berusaha mengalahkan suara musik.
talia menggeleng, "KAN LO YANG TINGGI. COBA CEK."
niel dan talia sama-sama mengedarkan pandangan mereka. talia menangkap siluet harry di pojok ruangan, tengah memangku seorang perempuan. saling berhadapan.
"bangsat." talia langsung melangkahkan kakinya ke arah harry, meninggalkan niel yang tidak menyadari kepergiannya.
tiba di tempat harry, talia langsung menarik perempuan yang dipangku harry hingga terjatuh, "jauh-jauh lo, bitch."
tindakan talia agak menarik perhatian sekitar. perempuan yang ditarik talia berusaha berdiri dan bergerak maju ingin menyerang talia. namun, talia dengan mudahnya menendang tulang kering perempuan itu dan meninju perutnya sehingga perempuan tersebut terjerembab ke lantai.
"talia!" teriak harry, pada akhirnya.
talia membalikkan tubuhnya, "apa?!"
niel yang menyadari pertikaian tersebut langsung saja menerobos barisan demi barisan orang-orang yang mulai mengelilingi talia-harry-dan perempuan yang tengah terkulai di lantai.
"lo apa-apaan, sih, tal?!"
talia menampar pipi harry, segampang itu. "gue tanya lo sekarang. elin siapa buat lo, hah?"
"ini urusan gue sama elin, tal."
talia hampir saja memaki harry jika saja tidak ada orang lain yang bergerak meninju pipi harry. "gue titipin elin ke lo buat dijaga, bangsat. bukan buat dimainin."
niel kembali memukuli harry. harry tidak tinggal diam. keduanya saling mendaratkan pukulan ke satu sama lain. ini kedua kalinya talia melihat harry vs niel.
namun sepertinya harry sudah terlalu banyak minum malam itu. niel dengan mudahnya mengalahkan harry. niel menahan tubuh harry di bawahnya. "sekali lagi lo berani bohongin dia, gue gak bakalan ngelepas lo. ini terakhir kalinya, anjing."
"el.. gue gak maks—" kalimat harry dipotong dengan cepat oleh talia. "diem lo, bangsat."
talia mendorong tubuh niel dari atas harry, kemudian menarik tubuh harry untuk duduk di atas bangku.
talia menampar harry, lagi.
"gue capek-capek bikin temen gue ketawa bahagia, anjing. lo dengan gampangnya hancurin kebahagiaan dia dengan kebohongan busuk lo. emang bener apa yang gue bilang, kan. lo gak lebih dari sampah."
itu adalah kalimat paling menyakitkan yang harry dapatkan dari talia. hampir setahun sekelas dengan talia, itulah yang terkejam.
"mana kunci mobil lo?"
harry menunjuk kantung celananya, "di kantong, tal."
talia merogoh kantung celana harry dan mengambil kunci mobil dari sana. ia melirik niel yang sudah kembali rileks.
"bantuin." talia mengangkat tubuh lemas harry dan menggantungkan tangan kanan harry di pundaknya. begitu juga niel di sebelah kirinya.
talia baru menyadari dirinya menjadi pusat perhatian. ia menunjukkan tatapan tajamnya, "apa lo semua liat-liat?!"
talia dan niel kemudian membawa harry keluar dari club itu. talia celingak-celinguk mencari keberadaan mobil merah harry.
talia membuka kunci mobil dan membantu harry masuk ke dalam mobil. niel menutup pintu mobil harry.
"kamu bisa anter dia, beneran, tal?"
"udah, serahin aja ke talia. kamu balik ke rumah elin aja lagi. nginep disana. gak ada acara nginep di rumah aku, ya. nanti aku diomelin kak tiara kalo kamarnya dipake."
niel tertawa dan menoel hidung talia. "hati-hati, cupcakes."
"iya."
talia memutari mobil dan masuk ke kursi kemudi. talia mengambil handphonenya dari kantung celana dan mengetikkan sebuah pesan untuk vio.
me
amanviolaaa
dimana sekarang?me
ini di mobil sama gueviolaaa
tiati, btalia memilih untuk tidak membalas pesan viola. baru saja talia memasang seatbeltnya, harry menggenggam tangan kanan talia.
"lin, aku minta maaf."
talia mengelus tangan harry pelan. ia melepaskan tangan harry dan meletakkannya di paha harry. talia menurunkan senderan jok harry dan menyingkirkan helaian rambut harry dari wajahnya.
"ssshhh.."
"lin.."
talia menggenggam kedua tangan harry dan mengelusnya pelan, "ting, ting. gue sayang sama elin, gue juga sayang sama lo. jangan mancing iblis gue keluar. lo sendiri yang bilang gue ratu iblis."
setelah memastikan seatbelt harry terpasang dan semua aman, talia berdoa semoga selama perjalanan ke rumah harry tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"talia masih mau ketemu michael, ya, Tuhan."
🍫
"lin, cepetan bangsat. gue mau kencing!" teriak niall sambil menggedor pintu kamar mandi elin.
"SABARRRR!!! MASIH LULURAN!" teriak elin dari dalam.
"anjir, gapenting banget." gerutu niall.
queenta menyahut pelan, "kan, di luar ada toilet juga, ni."
"gue maunya kamar mandi elin. wangi."
talia memutar kedua matanya, "anjir, gapenting banget." ia mengulang kalimat niall tadi.
"eh, lu," niall menunjuk talia, "jangan cantik-cantik. gue abis makan, gak bisa nahan kenyang lagi."
"BACOTTTTTT" ledek niel. heran melihat niall dan talia yang sejak kepergiannya ke london tidak ada yang berubah. tetap mempertahankan status teman meskipun keduanya saling menyukai.
pintu kamar mandi terbuka, "lu bacot banget, sih, asli." elin keluar dengan setelan baju rumahnya. niall buru-buru masuk ke dalam dan mengunci pintu.
"eh, tal, tal, sini!" talia bergerak mendekati vio yang tiduran di pinggir kasur.
"apa?"
vio dengan hati-hati menunjukkan foto yang didapatnya.
"dari siapa?"
"zayn."
talia menatap vio dengan tatapan menyelidik, "ada apaan lo sama zayn?"
vio menepuk jidat talia, "banyak nanya. ini udah liat belom?"
talia mengangguk, "gue aja yang urus."
"serius?"
"tiga rius."
"ya udah, nanti kabarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR ft. Harry Styles [ODS;2]
Fanfictionsemua berawal dari kalimat 'lin, jadi pacar gue, ya?' yang dia ucapin di depan pintu rumah gue sambil pegang sebucket coklat. iya, coklat. gue gak pernah kasih tau dia gue suka bunga apa soalnya. sebenernya, gak ada bunga yang gue suka, sih. wkwk. ...