Part 4

1K 114 9
                                    

Kim Bum memutuskan untuk pulang lebih awal hari ini, karena ia tahu pasti saat ini So Eun marah besar padanya.

Begitu sampai dirumah, Kim Bum langsung menuju ke kamar So Eun.

Tok.tok.tok.

"Eunnie,, buka pintunya. Ini Oppa.."
Panggil Kim Bum mengetuk pintu kamar So Eun.

"Biarkan aku sendiri dulu Oppa!!
Aku sedang tidak ingin bertemu siapapun!!"Teriak So Eun dari dalam kamarnya. So Eun kembali menangis.

"Eunnie,, Oppa tidak bisa membiarkanmu sendiri dalam
keadaan kau marah. Ayolah Eunnie,,
buka pintunya ya, Oppa akan jelaskan semuanya."Bujuk Kim Bum berharap So Eun mau membuka pintu tapi tetap saja So Eun masih betah didalam kamarnya sambil terus menangis.

Kim Bum dapat mendengar dengan jelas tangisan So Eun, kalau bisa ia rela tidak menikah seumur hidup demi So Eun. Sungguh ia tak akan sanggup melihat So Eun sedih apalagi penyebab kesedihan So Eun adalah
karena dirinya.

"Eunnie.. Oppa mohon buka pintunya ya, Oppa sangat menyayangimu."
Kim Bum kembali membujuk So Eun yang tak bersuara lagi setelah menyuruhnya pergi dari kamarnya.

Kim Bum takut terjadi apa-apa
pada So Eun, tidak ada cara lain ia harus mendobrak pintu kamarnya karena kunci cadangan kamar
So Eun tertinggal dikantornya.
Kim Bum memang selalu membawa kunci cadangan kamar So Eun kemanapun ia pergi karena Kim Bum sangat tahu So Eun kalau ngambek atau marah pasti selalu mengurung
diri dikamarnya.

Kim Bum mundur beberapa langkah mengambil ancang-ancang untuk bersiap mendobrak pintu.

Krekkk...

Tanpa diduga oleh Kim Bum,
pintu terbuka dari dalam, Kim Bum
yang tidak siap pun tersungkur
ke tubuh So Eun.

Badan So Eun yang mungil tak dapat menahan badan Kim Bum yang lebih besar dan tinggi darinya sehingga keduanya jatuh ke lantai kamar
So Eun dengan posisi So Eun berada dibawah sedang Kim Bum berada diatasnya.

Kim Bum dan So Eun saling
bertatapan, jantung keduanya
sama-sama berdetak kencang.

Entah setan mana yang berhasil menggoda keduanya, Kim Bum memberanikan diri mendekatkan wajahnya dan So Eun pun dengan perlahan memejamkan matanya.

Disaat bibir mereka hampir bersentuhan, tiba-tiba saja ponsel
Kim Bum berbunyi.

Cepat keduanya tersadar, So Eun
yang lebih dulu mendorong dada
Kim Bum hingga badan Kim Bum terdorong kesamping tubuhnya.

So Eun bangun dari berbaringnya,
dan langsung berdiri membiarkan
Kim Bum yang masih terlentang
dilantai.

So Eun menatap Kim Bum dengan tatapan tajamnya, Kim Bum masih sempat-sempatnya terkekeh pelan melihat ekspresi kesal diwajah
So Eun.

Kim Bum berdiri menghadap So Eun, dipegangnya kedua bahu So Eun.

"Eunnie,, aku bisa jelaskan semuanya."Ucap Kim Bum lembut.

"Semuanya sudah jelas Oppa,
kau mau menikah sama wanita itu!"
Sahut So Eun ketus.

"Kau kan tahu sampai sekarang
Oppa belum menikah, Oppa juga
butuh seorang istri yang akan
menemani Oppa sampai hari tua
nanti. Tae Ri adalah cinta pertama
Oppa, aku rasa tidak ada salahnya
menikah dengannya. Dia sudah
lama bercerai dari suaminya, Eunnie.."Kim Bum berusaha
memberi pengertian pada So Eun.

"Tapi aku tidak mau Oppa menikah dengan wanita manapun."Sahut
So Eun tetap keras kepala.

"Tapi kenapa aku tidak boleh menikah?"Tanya Kim Bum.

"Aku juga tidak tahu Oppa,
ada perasaan tak rela dihatiku
jika Oppa bersama dengan wanita
lain. Aku hanya takut rasa sayang
dan perhatian Oppa akan terbagi."
Jawab So Eun tidak mengerti apa
yang dirasakannya sekarang.

"Mungkin kau hanya terbiasa
karena selama ini rasa sayang
dan perhatianku hanya untukmu."
Ucap Kim Bum lembut.

So Eun menggelengkan kepalanya, seolah tak percaya dengan apa yang barusan diucapkan Kim Bum.

Kim Bum maju selangkah dan memeluk So Eun erat, So Eun yang terkejut hanya bisa diam.

"Oppa.."Lirih So Eun dalam
dekapan Kim Bum.

Tangannya menggantung di udara,
ia ragu haruskah membalas pelukan Kim Bum atau membiarkan saja
Kim Bum memeluknya tanpa ia membalas.

Kim Bum mengurai pelukannya,
tapi kedua tangannya tetap memegang kedua bahu So Eun.

"Eunnie... jika kau ingin aku tidak menikah dengan Tae Ri, kau harus punya alasan yang kuat."

So Eun masih diam, ia bingung harus menjawab apa sedangkan ia sendiri saja tidak tahu perasaan apa ini.

"Eunnie.."

"Oppa.."

"Ya."

"Jika aku mengatakan kalau aku
jatuh cinta padamu, apa kau akan percaya?"So Eun menatap Kim Bum dengan tatapan tidak separti biasanya.

Kim Bum tertegun mendengar
ucapan So Eun, haruskah ia percaya, tapi ia takut kalau itu benar dan
So Eun pasti akan merasa sangat berdosa sudah mencintai kakaknya sendiri karena So Eun tahunya ia adalah kakak kandungnya.

"Itu tidak mungkin So Eun.
Kau adikku dan aku ini adalah
kakakmu."Jawab Kim Bum.

"Aku tahu. Lupakan saja apa yang
tadi aku katakan."So Eun melepaskan kedua tangan Kim Bum dibahunya lalu berjalan menuju ranjang tidurnya dan berbaring disana memunggungi Kim Bum yang masih berdiri ditempatnya.

Kim Bum melangkah menuju pintu, sebelum membuka pintu Kim Bum menyempatkan diri berbalik menatap
So Eun yang sedang berbaring miring memunggunginya.

"Kita akan bicarakan lagi nanti,
aku pergi dulu."Ucap Kim Bum tapi
So Eun tetap pada posisinya, tidak menyahut apalagi berbalik.

Setelah Kim Bum keluar dan menutup
pintu kamar So Eun, terdengar suara tangisan So Eun yang sedari tadi ditahannya.

"Salahkah aku mencintaimu, Oppa..
Hiks hiks.."Lirih So Eun dalam tangisnya.

"Maafkan aku Tuhan,, karena mencintai kakak ku sendiri."Kembali
So Eun bergumam lirih.

"Seandainya aku bukan adikmu,
Mungkinkah Oppa akan menerimaku.."Lanjut So Eun
dalam hati.

***

Saat ini Kim Bum sedang berada
didepan rumah Tae Ri.

"Apa yang harus kulakukan Tuhan,,
aku sangat mencintai So Eun tapi aku tak sanggup jujur padanya tentang
dia yang sebenarnya bukanlah adik kandungku. Aku takut So Eun akan membenciku setelah mengetahui kebenarannya. Haruskah aku tetap menikahi Tae Ri dan berusaha melupakan rasa cintaku pada So Eun?
Atau tidak usah menikah saja demi menjaga perasaan So Eun? Tae Ri memang cinta pertamaku, tapi
sejak pertama kali bertemu dengan
So Eun dalam sekejap aku langsung melupakan Tae Ri."Tanya Kim Bum pada dirinya sendiri.

Setelah berpikir sejenak, kini
Kim Bum sudah memutuskan
siapa yang akan ia pilih.

"Semoga keputusan yang kuambil
ini tidak menyakiti hati So Eun dan
Tae Ri."Batin Kim Bum sudah
mantap dengan pilihannya.




TBC

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang