part 5

1.4K 185 53
                                    

Madara tersenyum tipis melihat Naruto yang mulai membaik dan aktif.
Ya mereka saat ini berada dalam gua tempat Naruto terjatuh dalam jurang.

>>>

Kini Naruto dan Madara telah tiba di jepang. Naruto sudah bersiap akan menemui Sasuke di Rumah sakit. Ia mendapat kabar dari paman nya jika Sakura istri Sasuke mengalami keguguran. Dan kesempatan itu tidak ia sia-siakan.

Paman naruto si Menma tidak mengetahui jika Naruto sempat hampir mati karena ulah Sasuke. Yang ia tahu, Sasuke pulang ke Jepang sendiri dan berkata padanya jika Naruto masih ingin berkeliling Afrika. Dan si paman memaklumi nya.

®®®®®

"Dokter lakukan yang terbaik untuk istriku." Ucap Sasuke tegas menggenggam tangan Sakura menahan kesakitan.

"Sayang ini menyakitkan." Rengek Sakura menangis di ranjang rumah sakit.

"Sabar sayang sebentar lagi operasi akan di mulai, bertahan lah untuk ku" Ucap Sasuke meyakinkan istrinya. Ia begitu takut dan kecewa. Gara-gara ia begitu senang bisa melenyapkan Naruto membuat pesta besar bersama teman kantornya dengan alasan proyek mereka gol.

Dokter yang akan mengoperasi Sakura menyeringai di balik masker operasi. Ia begitu senang melihat wajah Sasuke kalut dan takut.
" Lihat apa yang akan ku lakukan pada istrimu. Uchiha Sasuke."

"Maaf tuan. Kami akan membawa istri anda ke ruangan operasi, kami harap anda bisa menunggu di luar ruangan." Ucap perawat sambil mendorong ranjang pasien di tempati Sakura.

Sasuke akhirnya hanya bisa mengantar Sakura sampai di depan pintu ruangan operasi.

Sasuke prustasi ia merasa gagal menjadi seorang suami. Ia terlalu fokus ke Naruto. Hingga Sakura yang baru saja mengandung 4 bulan mengalami keguguran.

®®®
Di dalam ruangan Operasi kini hanya ada dua dokter dan empat perawat. Tanpa di sadari Sasuke dokter yang kini menangani Istrinya Sakura adalah Madara dan Naruto.

"Hn, lihat lah..tanpa-repot kau bisa membalaskan dendam mu kepadanya." Ucapa madara menyeringai.

Naruto sangat bahagia dan puas, akhirnya hari yang di tunggu-tunggu tiba juga. Ia memandang puas Sakura menjerit-jerit kesakitan.

"Dokter kenapa kalian diam saja, cepat lakukan operasinya. Aku kesakitan dokter bodoh." Ucap Sakura membentak parah Dokter dan perawat di sekitar nya. Ia tidak tahu jika mereka adalah Naruto dan Madara serta antek-anteknya.

Naruto di bilang bodoh akhirnya membuka masker operasi penutup wajahnya.
"Hey Sakura-chan." Ucap Naruto manis. "Etto siapa yang kau bilang bodoh heee??"

Sakura begitu kaget ternyata mereka bukan dokter melainkan Naruto. Sakura begitu kenal Naruto dan ia bahkan sempat curiga jika Suaminya Sasuke mempunyai hubungan menjijikan dengan Naruto.
"Naruto!!! Apa yang kau lakukan. Kau tidak lihat aku sedang kesakitan." Ucap Sakura merasakan rasa sakit yang semakin menggila di perutnya, tak lupa darah terus mengalir di selangkangan kakinya.

"Aku ya?? Tentu saja aku akan mengoperasimu!" Jawab Naruto santai.

"Jangan main-main dengan ku Naruto. Atau aku panggil Sa-"
Belum sempat Sakura menyelesaikan ucapan nya. Naruto sudah memotong ucapan Sakura.

"Panggil saja Suami itu. Dia tidak akan mendengar suara teriakan mu. Dan siap-siap lah, aku akan memotong tubuh mu kecil-kecil lalu memberikan nya pada Suami mu." Balas Naruto menyeringai.

Sakura terkejut mendengar perkataan Naruto  ia sekarang begitu takut. Ia ingin lari detik ini juga.
"Naruto apa salah ku padamu. Kau teman Suami ku kan?" Tanya Sakura menangis pilu.

"Khekhekhe..Apa kau bilang? Suami mu bersalah. Ia membunuh ku. Ia melukai ku. Jika suami Sasuke mendengarkan keputusan ku, pasti ini tidak akan terjadi." Ucap Naruto santai

Sakura bingung. Sekarang yang ada di pikiran nya, adalah lari dan lari.

Madara mulai bosan menonton adegan memuak kan Sakura dan kekasih nya, mulai angkat bicara.
"Rubah cepat selesaikan urusan kita. Aku tidak sabar ingin menikahimu."

Naruto tersipu malu mendengar perkataan Madara yang akan menikahinya.
Tanpa basa-basi Naruto menyuruh antek-anteknya memutilasi tubuh Sakura.

"Kau tidak sabaran Madara-kun" Ucap Naruto manja, mendekati tubuh tinggi madara yang mengenakan baju dokter sangat tampan dan mempesona. Naruto mencium madara dan menjatuh kan di ranjang pasien di sebelah Sakura. Naruto tidak peduli dengan teriakan Sakura ketika tubuhnya di sayat, di potong antek-anteknya tanpa  obat bius. Ia begitu menikmati alunan teriakan suara Sakura kesakitan mengenaskan.

Madara dan Naruto bergumul, bercumbu penuh nafsu di ruangan operasi. Mereka berdua tidak peduli di pandang manusia satu ruangan dengan parah antek-anteknya, karena bagi madara anak buah nya adalah manusia berjiwa robot dan tidak pernah ikut campur. Naruto sempat melihat Mata Sakura terbelalak horor melihat Penis Madara masuk ke dalam lubang kenikmatan milik Naruto. Naruto mendesah hebat. Sentuhan, cumbuan madara sangat lembut. Tidak kasar seperti Sasuke. Madara benar-benar memperlakukan nya dengan penuh cinta. Dan membuat hati Naruto sangat bahagia. 

"Madara bisa kita lanjut kan di apartemant ku?" Naruto mulai kelelahan. Ia tidak mampu mengimbangi permainan seks Madara, sebab kondisi tubuh nya baru membaik di tambah luka di perut yang belum kering.

"Hn. Baiklah rubah ku." Jawab Madara Sambil merapihkan baju dokter Naruto yang ia tanggal kan dan tak lupa merapikan dirinya juga.

Akhirnya mereka selesai juga memutilasi tubuh Sakura menjadi kecil-kecil tak terbentuk di tambah janin anak Sasuke yang masih utuh tidak tersentuh pisau operasi.

Naruto mendekati janin tersebut masih penuh darah di tubuh bayi yang tak berdosa itu. Naruto membungkusnya dengan hati-hati di samping tubuh cincang Sakura. Ia mencium kening bayi janin yang masih kecil dan lembut, lalu berbisik.
"Kau tidak sendirian nak" Ucap Naruto sedih. "Aku sudah mengirim ibu mu untuk menemani mu. Dan ku pastikan Ayah mu juga menyusul."

Madara semakin cinta melihat kelembutan Naruto. Narutonya dengan hati-hati membersihkan Janin yang belum terbentuk sempurna, walaupun Ayah dari janin yang ia bersihkan adalah manusia jahat termasuk dirinya juga.

"Madara kita keluar sekarang, mungkin Sasuke tidak sabar ingin melihat istri nya." Ucap Naruto bahagia.

"Hn. Kalian cepat bereskan. Kita keluar sekarang" Perintah Madara ke antek-anteknya.

Madara dan Naruto mulai merapikan keadaan ruangan Operasi. Tak lupa mereka memakai masker mereka masing-masing agar tidak ketahuan Sasuke.

"Siap. Kita keluar sekarang." Ucap MadaNaru bersamaan.

®®®®®

Lampu ruangan operasi menyala hijau. Sasuke akhirnya lega ketika melihat parah dokter dan perawat keluar dari ruangan operasi, namun ada yang membuat Sasuke janggal. Kenapa Sakura tidak di bawa keluar bersama dengan team dokter yang mengoperasinya. Sasuke langsung mengahampiri sang dokter gadungan.
"Dokter di mana istri saya?" Tanya Sasuke.

Madara salah satu dokter gadungan menjawab dengan Santai.
"Istri anda sehat. Janin anda siap di kuburkan. Istri anda belum sadar kan diri. Nanti akan ada dokter lain yang mengurusnya. Tugas kami sudah selesai."

"Hn." Jawab Sasuke, ia mulai merasakan ke janggalan kepada dokter di depan nya. Sasuke ingin bertanya namun-.

"Tuan uchiha silahkan lihat istri anda. Istri anda mungkin sudah siuman dan ingin melihat anda." Ucap Naruto dokter palsu.

Madara dan Naruto serta antek-anteknya menganggukan kepala. Memberi kode siap-siap kabur.

Sasuke yang sudah mendapat ijin, langsung masuk untuk melihat keadaan Istrinya. Dan yang terjadi adalah...

Dokter dan perawat palsu kini melarikan diri dengan cepat seperti ninja. Naruto tertawa senang. Madara pun ikut tersenyum kenapa mereka harus melarikan diri seperti rampok. Apa gunanya Madara menyiapkan helikopter untuk kabur. Jika Naruto nya mengajak lari jalan kaki.

Oh yeahhh😆😆😆ada yang rindu critaku#plakk👋tak ada yaa😅😅

Jangan lupa vote ma coment nya ya...maaf critaku makin nggak jelas. Ini aja ku usahakan up. Ada yang masih ingin lanjut 😟😟

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang