Prolog

38 11 0
                                    

"Hyunjin tunggu! Kamu memang tidak tau terimakasih"

"Maaf mah walaupun kalian gak menyetujui keputusan ku ini, aku akan tetap melakukannya" ucapnya terdengar dingin namun tegas

Hyunjin berjalan meninggalkan pintu rumah orangtua angkatnya dengan menarik koper dan ditangan sebelahnya sebuah buku bersampul coklat yang ditutupi jaket

"Hyunjin" tahan seseorang memegang lengan kirinya

"Apa kamu memang benar ingin meninggalkan papah?Kamu tega?" suara itu terdengar seperti permohonan untuk tetap tinggal

"Pah, aku sudah tidak sanggup dengan semua tuntutan mamah, aku lelah seperti dipenjara olehnya. Aku sudah cukup kecewa. Aku menyayangi kalian pah, tiba saatnya nanti saat semua telah siap dan jika papah menginginkannya, aku akan kembali" ujar Hyunjin memberi penjelasan

Pria paruh baya itu memeluk erat Hyunjin untuk terakhir kalinya dirumah itu " Kamu mau berjanji?" tanya nya

"Iya pah. Aku janji" sahut Hyunjin sambil melepaskan pelukannya

"Hyunjin, aku akan tetap memberimu fasilitas dan mentransfer uang ke rekeningmu" ujar papahnya

Belum sempat menjawab hal itu papahnya sudah berkata

"Jangan menolak! Ayo aku akan mengantarmu sampai kedepan gerbang"

Dengan tatapan bingung dan khawatir seorang petugas keamanan membukakan pintu gerbang.

"Jangan khawatir pak Ujang, aku hanya ingin mulai belajar mandiri. Nanti aku akan sering mengunjungi bapak, tapi kita ketemunya di panti asuhan aja yaa" ucap Hyunjin

"Oo baiklah tuan muda, aku akan sangat menunggu saat kita bertemu lagi" jawabnya petugas itu penuh harap

Papahnya mengelus dan sesekali mengacak-ngacak rambut Hyunjin layaknya seperti Hyunjin masih kecil "Hyunjin, jangan nakal saat jauh dari papa. Oiya apa kau sudah memiliki tempat tinggal? Apa papah boleh tau alamatnya?"

Hyunjin hanya memberikan tatapan yang menandakan ia tidak ingin memberitahu papahnya. Karna dalam hatinya "ah yang benar saja, toh dari kecil memang sudah sering ditinggal bahkan hanya dapat bertemu beberapa kali dalam sebulan"

Lalu Hyunjin masuk kedalam mobil sport mewah yang telah disediakan papahnya "Makasih pah masih peduli Hyunjin" diakhiri dengan tatapan dan senyuman hangat seperti berkata "Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja"

*

*

*

1 bulan yang lalu

"Dek, bangun eyy"

"bentar lagi deh ngantuk banget nih"

"Nanti kamu ketinggalan pesawat loh, jadi cewe tuh jangan malas Nay"

"5 menit lagi deh bang"

"gak da gak da" sambil menarik kaki Nayya keluar dari selimut membuatnya jatuh dari tempat tidur kelantai

"aduhh bang Jaehyun jahat hueeee" rengek nya

"halah cepat sana mandi"

Setelah semua sudah siap mereka pergi ke bandara Nayya diantar paman yang merupakan ayah dari sepupunya Jaehyun, beliau sudah menganggap Nayya seperti anak kandungnya sendiri dan Nayya pun demikian menganggapnya seperti orangtua kandungnya, pesawat tujuan dari Los Angeles ke Korea sebentar lagi akan berangkat Nayya pun berpamitan

"Papah, aku pergi dulu ya. Doa kan Nayya sukses, biar nanti Nayya sering kesini dan kerja diperusahaan papah"

"Iya Nay, jaga kesehatan kamu yaa. Maaf papah gak bisa pulang ke Korea sama kamu kalo pergi nanti gak ada yang ngurus perusahaan disini"

"Gak papa kok pah"senyumnya

"Seandainya Jaehyun sudah mau menjadi pimpinan baru perusahaan, Papah akan merasa sangat lega"

"Noh bang dengerin, gak kesian apa sama papah" ucapnya rada nyolot ke sepupunya itu

"Pah, Jaehyun janji kok bakalan menyiapkan diri tapi untuk waktu dekat Jaehyun masih belum siap"

"Iya nak, Papah mengerti" sampil mengusap rambut Jaehyun

Jaehyun menundukan kepala sambil membuat senyum mengolok ke Nayya, Nayya hanya mendengus gemas dengan sepupunya itu

"Yaudah Nayya berangkat ya Yah, dahh" Nayya berbalik dan berjalan sambil menarik kopernya

"sama abangmu yang tampan ini gak mau pamitan kah?" ucap Jaehyun

"Gak ah males, dahh. Oya pah bang Jaehyun jangan di manjain mulu ntar dia tambah bandel" teriak Nayya terkekeh

Setelah melewati perjalanan dengan cukup memakan waktu dan tenaga akhirnya Nayya sampai di bandara internasional Inchoen, Korea.

"Sudah lama gak kesini, jadi terasa benar-benar pulang ke kampung halaman" sambil merentangkan tangannya

Nayya melanjutkan perjalanannya dengan naik taksi menuju rumah peninggalan kedua orangtuanya.

Setelah sampai di depan pagar dan membuka kunci, dia mulai berjalan memasuki halaman rumah yang terasa penuh dengan kenangan

Ia melanjutkan langkahnya memasuki rumah itu mata nya langsung tertuju pada sebuah foto. Dan ya itu adalah foto keluarganya dimana terdapat ayah, bunda dan dirinya

"Ayah, bunda. Nayya pulang" tak terasa setetes air mata mengalir di pipinya


Better Days with You|Hwang HyunjinWhere stories live. Discover now