I HATE IT

68 6 0
                                    

Author pov
Disebuah mini market kecil dipinggir jalan tepatnya tempat kerja si mungil baekhyun sebagai kasir, ia sedang menghitung uang tabungan yg berada di buku rekening miliknya sambil menunggu pelanggan yang datang.
"Aku bisa bayar uang kuliah kalau aku dapat gaji besok! Ah..akhirnya aku menabung sebanyak 4 juta won!4 juta..4 juta" gumam baekhyun sambil tertawa tawa seperti kehabisan obat tanpa menyadari bahwa ada sosok lelaki yang sudah berada di depannya sambil memperhatikan dirinya.
"Sepertinya kau salah hitung" ucap si lelaki itu tiba-tiba dan sepontan baekhyun mengangkar wajahnya menatap si lelaki tersebut.
"Ne?"
"Apa ini harganya 4 juta won?" Si lelaki itu menunjukan sebungkus es krim di tangannya.
"Oh..maaf" setelah itu baekhyun buru-buru menscan barkot yang ada pada es cream tersebut.
"Ini..1.500 won oh dan ini one plus one."ucap baekhyun memamerkan senyum manisnya.
"O..?" Jawab sehun yang ternyata adalah pelanggan lelaki tersebut.
"One plus one." Ucap baekhyun sekali lagi
"Apa artinya?"
"Beli satu,gratis satu"
"Benarkah?daebak. Tapi bagaimana ya? Aku cuma mau makan ini satu saja" sambil memberikan senyum manis yg terkesan licik
"Tapi kan yang satunya gratis" ujar baekhyun dengan tatapan tanpa dosanya.
Dan berakhirlah mereka berdua di meja yang sudah di sediakan di mini market tersebut. Baekhyun yang senantiasa melahap es krim yang merupakan makanan favoritnya tanpa memperdulikan tatapan sehun yang sulit untuk di tela'ah.
"Wow..kau cepat juga makannya" ujar sehun memecah kekhusuan baekhyun atas es krimnya.
"Inikan gratis" jawab baekhyun dengan mulut yg penuh.
"Kau bicara informal padaku?"
"Kau yang mulai duluan"
"Tapi akukan pelanggan"
"Tapi kau kan sudah bayar"
"Wow..lihatlah kau ini" ucap sehun tak percaya atas kata-kata baekhyun
"Dasar preman. Baiklah. Orang sepertimu bisa berguna juga. Aku ingin minta bantuan" sambung sehun mendekatkan wajahnya didepan wajah baekhyun
"Bantuan apa?" Jawab baekhyun acuh
"Kosongkan waktumu malam ini dari jam 9 malam sampai tengah malam. 3 jam saja"
"Pergilah dari sini" usir baekhyun yang mulai kesal atas apa yang dikatakan sehun hey 3 jam itu cukup untuk istirahat bukan digunakan untuk sesuatu yang tak perlu.
"Hei aku masih bicara. Hei!" Sehun mulai mengikuti baekhyun menuju arah meja kasir
"Kalau kau ingin aku mendengarmu,katakanlah sesuatu yang memang masuk akal."
"Aku tidak minta bantuanmu secara cuma-cuma. Nanti kubayar kau 1 juta won. Atau 2 juta won?" sehun memulai penawarannya.
"Apa es krim itu sudah busuk?" Bukan jawaban yang di berikan baekhyun melainkan sebuah pertanyaan juga.
"Aku punya uang kok."
"Orang yg biasa pamer mereka punya uang malah merekalah yang paling tak bisa dipercaya. Apa maksudmu kau mengutarakan kalau kau bisa membeli orang dengan uang?" Ujar baekhyun yang mulai emosi akan tingkah sehun.dan di balas dengan anggukan oleh sehun itu sendiri.
" ya..memangnya kenapa? Gunakan uang untuk memecahkan masalah, bukan dengan argumen atau kekerasan. Bukankah itu jauh lebih baik dan tenang bagi semua orang?"
"Menggunakan uang untuk menutupi masalahmu dari pada mengatasi masalah itu sendiri?"
"Itulah maksudku."
"Kalau begitu,buktikanlah" tantang baekhyun
"Buktikan?"
"Buktikan padaku bahwa kau punya uang untuk meminjam waktuku" ujar baekhyun percaya diri lalu tak lama kemudian dengan senyum remeh sehun menyuruh 5 orang bodyguardny untuk mengankut semua barang jualan yang ada di dalam mini market tersebut bukan karna dia merampok tapi melainkan dia membeli semua barangnya. Setelah semuanya bersih tanpa tersisa sehunpun mengeluarkan uang pembayaran dari dalam koper yang dibawakan oleh seorang bodyguarnya untuk digunakan sebagaimana total pembayaran semuanya.
"Aku sudah membuktikannya,kan?" Ujar sehun sombong
"Y-ya" sialnya baekhyun hanya bisa menjawab dengan gugup ucapan sehun. Sungguh ternyata sehun tidak main-main dengan ucapannya.
"Mau ku berikan nota? mana nomormu" kata baekhyun membuyarkan dari lamunannya
"Cara yang lucu ya biar bisa dapat nomor orang" jawab sehun sambil tertawa sakartis.
"Yak..neo jinjja"
"Kau tak bisa berkata-kata karena aku memang terlalu keren kan?" Ucap sehun percaya diri lalu menarik lengan baekhyun dan menuliskan nomor teleponnya setelahnya
"Hubungi aku ya" setelah itu ia meninggalkan baekhyun sendirian sambil tersenyum tipis.

Other place
        Seorang xi luhan yang merupakan mahasiswa dengan jurusan designer sedang mencari referensi mencari kain untuk dibuatnya sebuah busana di sebuah pasar tradisional senyum manis merekah ia pancarkan di sepanjang jalan sambil membawa sebuah buku ditangannya dan tak lupa juga sebuah balpoin ditangan kanannya. Tak lama ia melihat ada kain dengan warna hujau tosca terpajang di tempat penjual kain.
"Tolong aku mau beli bahan kain ini 270 cm" ujar luhan meminta pada penjual tersebut.
"Kami menjual grosiran. Kami tak menjual eceran." Ucap si penjual dengan tampang malas tapi seorang xi luhan tak pernah mau menyerah sebelum apa yang ia inginkan ia dapatkan.
"Tak ada toko lain yang menjual kain warna ini. Aku sudah keliling dari tadu dan cuma tokomu ini yang menjual kain ini!"
"Itu bukan masalahku. Aku tidak menjual kain kurang dari 9.000 cm."
"Hanboman juseyo..."
"Haksengiji? Ambil saja sampel kain itu dan pergilah." Ucap si penjual mulai jengah atas tingkah laku luhan
"Ahjussi..aku takkan pergi sejauh ini cuma bawa sampel saja. Aku sedang membuat sesuatu untuk acara penting. Andwe geoya?"
"Tidak bisa" kekeh si penjual tak lama setelah itu ada seorang pemuda mabuk yang tiba-tiba datang dan menabrak semua pajangan kain baik baju milik si penjual
"Michigetta..kau jadi membuat sampel ku berantakan! Butuh waktu lama merapikan semua ini" marah si penjual terhadap pemuda mabuk tadi. Melihat kekacauna terasebut luhan memiliki ide yang sangat cemerlang agar ia mendapat kain kesukaannya tersebut.
"Aku bisa melakukannya dalam 30 menit" ujar luhan percaya diri
"Ah..mwo"
"Aku akan merapikannya dalam 30 menit. Tapi sebagai gantinya kau harus menjualkan kaun itu arasseo?."
"Ah..baiklah" dengan semangar luhan membersihkan pajangan tersebut dan berhasil mendapatkan kain idaman itu lalu membawanya pulang.

The Beautifull of Upik AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang