[1] Airu dan Yoru

18 6 2
                                    

TEMEN

Cewek itu lagi baca ligh novel seri Shingeki no Kyojin.

"Sendirian aja?" Yoru baru datang sembari membawa dua botol minuman. Dia duduk di bangkunya.

"Hemm," gumam Airu. Dia masih bingung kalau harus bertemu Yoru. Rasa-rasanya, kayak enggak selevel.

"Buatmu," kata Yoru dengan senang hati. Dia menyodorkan sebotol susu vanilla. "Tanda pertemanan." Yoru tersenyum.

Airu berteriak dalam hati, SENYUM INI TIDAK SEHAT BAGI JANTUNG.

"Sekarang, kita temanan, ya! Jangan gugup lagi," lanjut anak itu.

Airu tertegun. Mana ada cowok yang mau temanan sama dia?

"Meskipun aku aneh dan menyebalkan," Airu mingkem, "masih mau temanan?"

Yoru menatap Airu. "Meskipun kau aneh dan menyebalkan," ulangnya.

Terbesit ide iseng di benak Airu. Dia mengangkat botol minumannya. "Kamu gak masukin racun kan?"

"Hah?" Yoru tertawa. "Menurutmu?"

"Menurutku iya."

{}

SATIRE

Hari makin sore, sekolah makin sepi. Airu masih belum dijemput. Dia duduk dengan murung di kursi tunggu depan sekolah.

"Belum pulang?"

Airu menoleh ke kanan, melihat lawan bicaranya. "Udah nih, lagi streaming Tokyo Ghoul di kamar."

Yoru menahan tawa. "Oke oke, sori karena basa-basi. Gak nelpon?"

"Gak," jawab Airu. "Lupa bawa HP, jadi nunggu aja."

"Mau nunggu sampai kapan, hm?"

"Sampe mati."

"Rumahmu dekat gak?"

"Dekat. Sedekat tugu Monas ke Liberti."

"Hey hey aku serius," kata Yoru sambil memandang Airu. "Kamu boleh pakai sepedaku kalau mau. Aku bisa jalan kaki. Balikinnya besok aja."

Airu berdiri. "Oke, aku pinjam. Tapi, kamu mau ambil risikonya?"

Yoru tersenyum. "Apapun."

"Oke, jangan nyesel kalo sepedamu kulelang."

{}

REMPONG

Sabtu pagi, Airu ikut ayahnya ke undangan pernikahan anak Pak Bupati. Di aula ruang terbuka yang megah, berlangsunglah acara formal ala orang mapan.

Penyakit "merasa gak selevel"nya Airu auto kambuh. Tapi perasaan minder itu hanyut ketika dia melihat stan makanan manis. Airu ngacir ke sana, meninggalkan ayahnya yang sedang ngobrol sesama bapak-bapak.

Setelah puas, Airu duduk di kursi. Menyantap hasil borongannya tanpa jaim. Ibu-ibu yang lewat sesekali meliriknya dengan heran, "anak siapa sih?" "belum makan berapa hari dia?"

Airu sih ya bodo amat. FREE DESSERT DUDE! Pikir anak itu.

Tau-tau, seseorang duduk di sebelahnya. Airu masih sibuk menyendok puding cokelat tanpa menghiraukan sekitar.

Terdengar suara tawa yang tertahan. "Hmp."

Airu tersentak. Dia menoleh dengan perlahan, seolah-olah bakal ada jumpscare. Wajahnya cemong, remah-remah kue berhamburan. Konyol.

"Haaah! Kamu ini!" Yoru tertawa pelan sambil mengelap jidat Airu. "Gimana caranya, es krim bisa sampai ke jidat, puding nyangkut di batang hidung?"

Mulut Airu masih penuh, mana bisa bicara. Otaknya eror mencerna kejadian barusan. ASDFGHJKLLASBDZVBZNXCBAYWILLSVBSJSLSHWKWLQWERTYIKSAGN.

"Kok kamu di sini?" tanya Airu setelah mengelap sisa-sisa kue di wajahnya.

"Aku kan anaknya Pak Bupati," kata Yoru santai.

Airu menganga sangat lebar.

"Loh tapi pas salaman tadi, aku gak liat kamu," kata Airu.

Yoru terkekeh. "Iya, lah. Kamu kan nunduk terus. Gak nyadar ya, kamu tadi salim ke aku? Ayahku sampai ketawa."

HAHH!? Airu melongo.

Genderbender Meet Up! (Pertemuan Genderbend!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang