PROLOG

17.3K 1.3K 27
                                    

Suasana sore hari yang cukup berangin lantaran musim semi sudah berakhir. Burung-burung terbang beriringan di langit menambah kesan indah. Terlihat seorang perempuan yang sedang berjalan pulang sehabis bekerja. Perempuan itu terlihat kesal akan sesuatu terlihat dari mulutnya yang tidak berhenti berbicara.

"Aishhh menyebalkan! Dasar Mr.Darma tidak berperikeuangan dan berperikekaryawanan. Seenaknya saja mau memotong gaji orang, aishh mentang-mentang dia CFO jadi seenaknya". Dumel Minji kesal.

"Ingin rasanya aku tendang perut buncitnya itu. Awas saja kalau nanti aku sudah jadi Ceo aku pecat dia". gerutu Minji penuh dendam.

"Padahal aku hanya terlambat satu kali datang kekantor. Kenapa gajiku harus di potong sih"

"Untung aku sabar, kalau tidak aku pasti sudah menonjok muka menyebalkan nya itu".

"Nasib bawahan ya gini. Selalu di perlakukan seenaknya". Minji mempoutkan bibirnya kesal.

"ahhh terserah... Pokonya aku kesal hiks".

Minji menghentakkan kakinya kesal. Segala umpatan ia curahkan dalam benaknya. Langkah kakinya terhenti saat tidak sengaja melihat siluet hitam yang tergeletak di sebrang jalan. Ia yang memiliki watak penasaran akut akhirnya memutuskan untuk melihat apa benda apa yang tergeletak itu.

Mata Minji membulat kaget melihat seekor kucing hitam yang sudah tergeletak di jalan dengan keadaan yang memprihatikan.

"Astaga, kenapa dengan kucing ini? Kenapa kakinya bisa terluka? Apa kakinya tidak sengaja terlindas sesuatu?".

Minji berjongkok. Tangannya terulur untuk mengecek pernapasan si kucing. Ia bernafas lega saat si kucing masih bernafas.

"Harus aku apakan kucing ini? Kasihan sekali dia". Minji bergumam bingung sampai tidak sengaja ia melihat sebuah kalung yang melingkar di leher si kucing.

"Ini... Kucing ini memakai kalung berarti ia bukan kucing liar. Lebih baik aku bawa pulang saja, siapa tau aku bisa mengembalikannya kepada pemiliknya". Ucap Minji senang.

Minji mengambil kucing itu hati-hati karena tidak ingin sampai menyakiti si kucing. Emang dasarnya Minji itu orangnya tidak tega'an dan penyayang binatang jadi ia selalu ingin membantu.

Akhirnya Minji membawa kucing itu pulang bersamanya.

***

Sesampainya di kontrakan minimalis. Minji berjalan memasuki kamarnya. Kontrakan di sini memang memiliki fasilitas yang bagus tidak seperti kontrakan biasanya. Itu yang membuat Minji memutuskan tinggal di sini. Minji berjalan mengambil kardus yang ada di dapur, dengan hati-hati ia meletakan si kucing di dalam kardus. Setelah itu ia meletakan kardusnya di atas meja.

Minji menatap tubuh kotor si kucing. "Sepertinya aku harus memandikan mu kucing manis".

Minji mengangkat tubuh si kucing dan berjalan ke arah kamar mandi. Dengan telaten ia membersihkan tubuh si kucing. Meskipun begitu yang namanya kucing selalu benci air. Beberapa kali tangan nya mendapat goresan cakar si kucing.

Setelah di rasa bersih, Minji membawa tubuh si kucing yang terbalut handuk keluar. Minji mulai mengeringkan bulu si kucing menggunakan hairdryer. Minji memandang kagum tubuh si kucing yang terlihat menggemaskan.

"Kyaa lucu". Celutuk Minji gemas sambil mengelus kepala si kucing.

"Nah... Sekarang kita obati dulu kakimu".

My Bos is My Pet Cat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang