"Jangan dipaksakan tegar.
Jika kau masih membutuhkan waktu untuk menangis, menangislah.
Karena pura pura bahagia membutuhkan ruang yang tak sempit "**RaJeng**
"Oh iya kenalin gue rafi Nathaniel . Panggil aja rafi"Ajeng sama sekali tidak merespon perkenalan rafi. Gadis itu hanya menatap Anak anak yang sedang Berlari larian kesana kemari.
Aku kangen abang, Batin Ajeng.
Tanpa gadis itu ketahui, air mata mulai turun membasahi pipinya. Membuat Rafi bingung dengan sikap drastis ajeng " Eh lo kenapa? Gue ganggu ya"
Dengan cepat ajeng menghapus air matanya "Gak usah perduli sama kehidupan gue"
"Gue kan cuman nanya"
Maaf, non Harus pulang sekarang. Tuan Menyuruh saya menjemput non
Secara bersamaan, rafi dan ajeng menoleh ke sumber suara.
Siapa mereka?, batin rafi.
"Gue bisa pulang sendiri" Ajeng menatap datar dua orang berbadan besar tersebut.
"Maaf non, tapi ini tuan yang menyuruh kami menjemput non"
"GUE TADI BILANG, KALAU GUE BISA PULANG SENDIRI. LU BUDEG! HAH! "Emosinya memuncak. Dengan sekuat Tenaga, ajeng berusaha menahan emosinya. Karena dia sadar, ada seseorang disini " Kalian duluan. Gue pulang sendiri"
Ajeng dan dua orang berbadan besar pergi meninggalkan rafi yang sedang mematung. semakin bingung dengan sikap Ajeng dan dia semakin penasaran akan gadis yang dulu dia kenal dengan gadis hangat berubah menjadi gadis dingin.
**RaJeng**
"KEMANA AJA KAMU!" Ajeng menoleh ke sumber suara yang membuat telinganya Sakit.
"Denger ya! Kamu gak berhak bentak bentak anak saya!"Danis Menghampiri Ajeng " Kamu dari mana aja sayang? Papa khawatir mangkanya papah nyuruh Alex sama Ferro untuk mencari kamu"
Ajeng melirik Danis dengan tatapan tajamnya "Dari taman"
Danis tersenyum kepada putri kecilnya "yaudah, kamu langsung ke kamar aja ya. Bersih bersih habis itu langsung tidur aja"Ajeng mengangguk meng-iya kan ucapan danis. Tapi belum saja melangkah Wanda Menarik tangan Ajeng dengan kencang. Membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan.
" ENAK YA KAMU! PULANG TELAT LANGSUNG TIDUR! GAK MIKIR KAKAK KAMU DISANA BELAJAR GIAT! GAK KAYAK KAMU! CUMAN BUAT SAYA MARAH MARAH.Nyesel saya udah ngelahirin kamu"
Plak!!
Bukan Wanda yang menampar Ajeng atau Ajeng yang menampar Wanda. Tapi danis lah yang menampar istrinya itu "kalau kamu masih aja banding bandingin Ajeng sama arga , kamu habis hari ini juga"
Ajeng terdiam, Memperhatikan pertengkaran Mamah dan papahnya. Sebenarnya hatinya sakit, saat mamahnya berbicara seperti itu. Tapi dia berusaha tenang "pah udah"
Danis menarik Ajeng kedalam pelukannya "maafin papah ya. Papah janji gak akan ada yang banding bandingin Ajeng lagi. Ajeng itu putri kecil papah. Papah sayang sama Ajeng"
KAMU SEDANG MEMBACA
RA : RAJENG (He Is My Hero) (Revisi+Slow Update)
Teen FictionAku anak kedua dari dua bersaudara, mempunyai kakak laki laki yang umurnya tidak terpaut jauh dengan umur ku. Tapi dia sedang menempuh kuliahnya di luar negeri. Aku masih mempunyai orang tua yang lengkap. Aku termasuk orang yang berada. Pasti kalian...