08.

3.7K 549 95
                                    

Suasana canggung menyelimuti acara makan malam di kediaman keluarga Jung. Jaehyun tampak menikmati makan malamnya, namun tidak dengan Winwin, Mark, dan juga Jeno. Walaupun Mark dan Jeno sangat senang melihat kepulangan ayahnya malam ini, namun ada suasana yang mengganjal diantara kedua orang tuanya.

"Terima kasih untuk makan malamnya" ucap si sulung dan si bungsu ketika menyelesaikan makannya, mereka berdua langsung naik ke atas menuju kamarnya masing - masing.

Winwin masih berkutat dengan makanannya yang sedari tadi belum ia habiskan, sedangkan suaminya masih duduk dengan tenang ditempatnya sambil sibuk memainkan ponselnya.

"Jaehyun.." ucap Winwin pelan.

Jaehyun memalingkan pandangannya pada Winwin yang tertunduk sambil memainkan garpu.

"Ada apa?"

"Apa... Ada sesuatu yang terjadi?"

"Maksudmu?"

"Ngg.. kau sudah tidak pulang seminggu lamanya, apa ada yang terjadi dengan perusahaanmu?"

"Tidak ada.." jawab Jaehyun singkat sembari meninggalkan Winwin sendiri di meja makan.




---

"Entah mengapa aku yakin sekali jika Jaehyun ada apa - apanya dengan Taeyong si seniman pendatang baru itu" cibir Chitta pada Johnny dari kejauhan.

Winwin tersenyum dengan bangga memperkenalkan Taeyong pada para kolektor - kolektor karya seni pada malam penggalangan dana, dan disamping Taeyong, Jaehyun berdiri sambil memandang Taeyong dengan tatapan penuh arti.

"Aku.. tidak tahu apa - apa mengenai Jaehyun dan Taeyong" jawab Johnny sambil menyesap champagne nya.

"Winwin, kau benar - benar memiliki mata yang bagus ketika berhadapan dengan sebuah karya seni. Lihatlah! Seorang seniman pendatang baru yang kau perkenalkan malam ini memiliki taste yang sangat indah, lihatlah bagaimana warna primer itu disatukan dengan indah" ucap seorang kolektor pada Winwin dan Taeyong.

Taeyong sedari tadi terus menerus memberikan bungkukan hormat pada para kolektor dan kurator yang memuji karyanya.

"Saya sangat berterima kasih atas malam penggalangan dana ini.. berkat acara ini, nama saya lebih dikenal oleh kalangan luas" ucap Taeyong pada Winwin.

Winwin mengusap lembut punggung Taeyong seraya tersenyum lembut.

"Perusahaanku akan memberikan tawaran kolaborasi dengan karyamu, bagaimana?" Potong Jaehyun pada Taeyong.

Ucapan Jaehyun membuat Taeyong dan Winwin terkejut seketika.

Jaehyun menggamit lengan Winwin sambil membawa segelas champagne.

"Perusahaanku akan mengeluarkan sebuah produk notebook premium. Bukankah bagus jika ada karyamu sebagai desain utama dari notebook itu?"

Winwin menatap wajah Jaehyun penuh arti, "That's a good idea, maka karya Taeyong akan semakin mendapat perhatian"

Taeyong tersenyum simpul pada pasangan suami istri itu, namun senyumannya berubah menjadi senyum penuh arti ketika maniknya bertemu dengan manik Jaehyun.

"Terima kasih atas tawaran yang telah tuan berikan" ucap Taeyong sambil membungkuk sopan.

Tamu undangan begitu ramai mememuhi venue garden party . Ketika acara puncak dimulai, para tamu mulai menempati tempat duduk  yang sudah disediakan.

"Mari kita mulai acara penggalangan dana malam ini, sebuah lukisan maestro langka dengan media kain sutra akan dibuka dari angka lima ratus juta rupiah" ucap sang pembawa acara.






Namun hiruk pikuk acara penggalangan dana diluar sana tidak membuat Jaehyun terganggu, ia terus melumat bibir sensual Taeyong.

"Jaehyunie — nghh.. apa idemu atas tawaran kerja sama itu?" Tanya Taeyong disela - sela ciumannya.

"Bukankah kita akan menjadi semakin intim jika kau adalah rekan bisnisku? Kita bisa bebas bertemu dimana saja dengan alasan itu"

Taeyong menarik dagu Jaehyun untuk memperdalam ciuman mereka.

Sedangkan diluar sana Jungwoo tidak sengaja mendengar percakapan antara Jaehyun dan Taeyong.

Jungwoo tidak menyangka jika suami Winwin seberani itu berselingkuh dengan rekan yang selalu dibangga - banggakan oleh Winwin.

"Bukankah itu Taeyong.... Taeyong si seniman kebanggaan Winwin..."

---

"Aku mendapati tuan Jaehyun berselingkuh.." ucap Doyoung pelan.

Taeil yang tadi sedang mengelap peralatan dapur seketika menghentikan pekerjaannya.

"Apa kau tidak salah lihat? Bukankah tuan Jaehyun selama ini adalah suami yang baik?"

"Mulanya kupikir begitu, tapi aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, ia..." Doyoung menghentikan ucapannya seraya menatap foto keluarga keluarga Jung yang begitu besar hingga terlihat dari dapur

"Ia...?"

"Ia bercumbu dengan simpanannya"

Taeil menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya ketika mendengar ucapan Doyoung.

"Kau sedang tidak mengarang bebas, kan?"

"Untuk apa aku berbohong?"

"Kurang apalagi Winwin untuk Jaehyun? Winwin begitu cantik dan anggun.. bagaimana ia tega menduainya, dengan siapa Jaehyun berselingkuh?"

"Guru les Jeno.."

Taeil semakin terkejut akan apa yang ia dengar.

---

"Satu milyar rupiah!" Seru seorang pengusaha ketika acara pelelangan tersebut semakin memanas.

Setelah nominal satu milyar tersebut, maka suasana pesta kebun itu mendadak menghening.

"Tidak ada penawaran lain?" Tanya sang pembawa acara.

Namun seketika seorang pria mengangkat tangannya.

"Lima milyar rupiah" ucap si pria itu dengan enteng.

Lantas semua tamu mengalihkan pandangannya pada pria itu.

Sang pembawa acara menghitung mundur dan tidak ada penawaran harga berikutnya.

"Ya, maka lukisan ini diakhiri dengan harga lima milyar rupiah dan akan menjadi milik tuan pengacara ternama kita, Nakamoto Yuta"


















To be continued.

ARISANWhere stories live. Discover now