11.

3K 494 148
                                    

Kini Mark dan Jeno duduk berdampingan dengan Jaehyun yang ada diseberangnya. Jaehyun sengaja mengajak kedua anaknya untuk makan diluar setelah pulang sekolah.

Tak lama kemudian, Taeyong datang menghampiri Jaehyun dan kedua anaknya, Taeyong mendudukan dirinya disamping Jaehyun sambil tersenyum manis pada Mark dan Jeno.

"Karena Taeyong sudah hadir disini, aku ingin mengenalkan dirinya pada kalian semua, walau Jeno sudah mengenalnya lebih dahulu" ucap Jaehyun membuka percakapan.

Berbeda dengan Jeno yang terlihat ramah menanggapi kehadiran Taeyong, Mark justru bersikap cuek ketika sang daddy berusaha untuk memperkenalkan Taeyong pada dirinya.

"Mark! Behave!"

Mark masih bersikeras untuk tidak mengindahkan perkataan sang ayah. Jaehyun membuang nafasnya dengan kasar, sedangkan Taeyong mengusap punggung Jaehyun dengan lembut.

"Tidak perlu sekeras itu pada anak - anak, sayang.."

Ketika Mark mendengar ucapan Taeyong, lantas ia menatap Taeyong dengan nanar.

"Hanya mommy yang boleh memanggil daddy dengan sebutan sayang! Get lost!"

"Mark!" Seru Jaehyun dengan nada tinggi membuat perhatian orang - orang disekitar tertuju pada mereka.

"Jae.. ini tempat umum, kendalikan emosimu" ucap Taeyong menengahi keduanya.

"Aku akan berbicara langsung pada intinya, daddy akan berpisah dengan mommy, dan Taeyong lah yang akan menggantikan posisi mommy setelah kami berpisah"

Sontak tangis Mark memecah ketika mendengar ucapan ayahnya, Jeno yang sedari tadi berusaha untuk tidak gusar seperti sang kakakpun ikut menumpahkan air matanya.

Taeyong berusaha menenangkan keduanya, namun kini keduanya menolak untuk berdekatan dengan Taeyong.

Sedangkan Jaehyun tidak tinggal diam, melihat keadaan sememusingkan ini, ia menelfon Doyoung untuk menjemput kedua anaknya.

---

Winwin masih termenung di meja makan menunggu kedua anaknya datang, dengan beberapa koper yang sudah ia siapkan, begitu makan malam usai ia akan bergegas untuk meninggalkan rumahnya untuk sementara.

Dirinya butuh menghela nafas sejenak untuk mengalah, namun mengalah bukan berarti ia telah dikalahkan oleh Taeyong, tidak. Ia, bersama dengan Yuta sang pengacara berusaha keras untuk memperjuangkan haknya, dan sedikitnya mencoba untuk memperbaiki keretakan yang terjadi di dalam rumah tangganya.

Kedua malaikat kecil itu berlarian kedalam rumah setibanya dirumah, mereka mencari sang ibu bersamaan, namun ketika ia melihat sang ibu sedang duduk termenung bersama koper dan barang bawaan lainnya, tangis mereka kembali terpecah.

"Moom, please don't go" seru Mark dan Jeno sambil memeluk Winwin erat - erat.

Air mata Winwin tidak dapat terbendung ketika tangisan kedua anaknya menyayat hatinya.

"Aku tidak akan pergi, mommy hanya ingin sedikit mencari udara segar, jadilah anak yang baik selama mommy tidak ada dirumah, ya?"

Namun ucapan Winwin hanya membuat keduanya menangis semakin kencang. Doyoung dan Taeil yang menatap adegan ibu dan anak tersebut ikut terenyuh akan suasana, rumah tangga yang selama ini baik - baik saja telah mengalami kehancurannya.

"Mark, jika Jeno ikut dengan daddy, masihkah kita bersaudara?"
















---

Yuta menatap berkas - berkas surat serta sertifikat yang Winwin berikan padanya.

"Manusia tak berperasaan macam apa yang tega membuang istrinya demi seseorang yang baru"  desah Yuta pelan.

Semua harta kekayaan milik Jaehyun telah berganti nama menjadi kepemilikan Taeyong, termasuk sebuah villa yang Jaehyun belikan untuk Winwin sebagai hadiah ulang tahun pernikahannya.

Tak sengaja Yuta mengirimkan pesan singkat pada Winwin sebagai tanda rasa simpatinya untuk Winwin.

"Kuharap ia bisa menemukan kehidupan yang lebih baik daripada bersama pria brengsek ini"

















Tbc.

Maaf pendek banget.

ARISANWhere stories live. Discover now