Hate be love 4.
Kurentangkan kedua tanganku, merasakan nyatanya kehidupanku sekarang. Ketika Tanganku menangkap butiran salju, dan mengumpulkannya membentuk sebuah bola, awalnya aku berfikir ingin membuat boneka salju, tapi spertinya ini bukan waktu yang tepat, sudah malam. Dan kebetulan rumahku dengan siwon tidak terlalu jauh.
Kulempar bola salju itu asal kebelakang.
Dan segera mempercepatkan lagi langkahku, tanganku sudah sangat mngigil dengan sweater yang tak sedikitpun membwa hangat ke teubuhku, aku tak berfikir hari ini akan turun salju, bukan hanya tanganku tapi seluruh tubuhku.
Aku berhenti sedikit disebuah cafe dan kulipat kedua tanganku, memperhatikan jalan yang lumayan ramai, serta lampion-lampion jalan yang sangat indah menurutku.
"Ah suasana ini, penuh dengan pengharapan, apakah harus ku lakukan sendiri? Dan berada disini sendiri?"
layaknya berbicara sendiri, memakai bahasa inggris yang terdengar puitis, tapi itulah sedikit curhatanku kepada tuhanku, sungguh baik membrikanku kesemptan merasakan salju dengan tidak perlu merubah garis lintang keberadaan negara tercintaku indonesia, dan meskipun itu memang tidak lah mungkin.
ha?!
Tiba-tiba leher dan sekitar punggungku terasa sedikit hangat perlahan, aku heran, padahal saljunya saja belum berhenti dan tak mungkin hangat spenuhnya seperti ini.
Sampai akhirnya aku sadar, seseorang tengah memakaikanku jaket hangat dihiasi dengan bulu2 tebal pada pinggirannya.
"Kau tidak sendirian"
"Nuguya?"
Tanyaku, membalik kebelakang.
Darahku kembali membeku, melihatnya bagaikan malaikat yang datang tiba-tiba menyelamtkanku dari dinginnya kutub utara.
"Molla"
"Siwo. . .n"
Kututup Mulutku yang mengatup lebar tepat dihadapannya. ‘Kumhon jangan trsenyum seperti itu lagi saat kau sdkat ini dihadapanku’
"Palli. . . kuantar kau pulang"
"Tapi. . Kau tadi. . "
Belum sempat aku brbicara dia malah berjalan.
"Mana mobilmu?"
"Sdekat ini pakai mobil?"
Ujarnya singkat. Tampak dia tidak mnggunakan jaket kecuali baju lengan panjang yang tadi dia gunakan.
Dengan cepat ku lepas lagi jaket yang ia berikan padaku, dan memakaikannya sebisaku, dia lebih tinggi dariku, jadi tentu aku harus mlompat dulu. Siwon langsung terdiam dan menatapku lekat.
Authorpov.
Diva kembli tepaku dengan perlakuan lembut dari siwon . Tatapan siwon menjadi sulit diartikan dengan diva, yang jelas tatapan yang mmbuatnya salah tingkah kapan saja.
" Remember my promise, if you want. is there any hope for me.?"
'Deg'
'kalimat apa itu brusan? Apa aku tidak salah dgar?
Apa dia mendengar perkataanku? Apa aku yang salah mengartikan b.inggrisnya?'
Diva membelakkan matanya, bersama dengan detak jantungnya yang sudah tak normal, diva menjadi tidak yakin dengan yang dia dengar.
'Pengharapan apa yang dia mksud?'
Diva tak berkutik sedikit pun.
Begitupun siwon yang tak menyadari ucapannya barusan yang semakin membuat suasana membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate become Love
Teen Fictioncinta akan datang tanpa ada tau akan jatuh kemana cinta itu, biasanya cinta itu terlukis dari sebuah kejadian pertemuan manis dan romantis hingga membuat masing-masing hati menerima sinyal ketertarikan, namun bukankah lebih indah jika cinta itu dimu...