Two

19 3 0
                                    

"Waaa hebat sekali!"

"Sepertinya dia atlit"

Aku mendongakkan kepalaku saat mendengar seruan seruan para anak lelaki itu.

Gunho.

Mereka menyoraki Gunho yang terus mencetak point saat permainan bola basket siang hari itu.

Sedangkan diriku yang membosankan ini sedang berusaha membuat nada nada untuk proyek lagu baruku selanjutnya di tribun lapangan basket, seorang diri. Tanpa Seojung pastinya.

Tidak, aku bukan seorang produser, artis atau apapun itu. Ini hanya hobiku saja untuk membunuh waktu dengan cara lebih produktif.

"Kau ketua kelas itu kan? iya kan aku benar?"

Tiba tiba saja Gunho sudah berada disampingku, dengan peluh membanjiri seluruh tubuhnya.

Belum sempat aku menjawab ke sekian kalinya aku terpaku memandang wajahnya.

"Kenapa? aku bau ya? mianhae hahaha aku sudah mengganggumu, sebaiknya aku pergi saja"

Secara reflek tangan kanan ku menarik tangannya yang berusaha beranjak dari tempatnya.

"Ah aniya.. maaf aku sering melamun melihatㅡ"

"Mwo? Melihat apa?"

Ia mengedarkan pandanganya ke segala penjuru tribun, seakan mencari seseorang yang membuatku melamun itu.

"Andwae.. lupakan saja"

"Kau yang menabrakku pagi tadi kan?"

"I-iya mianhae, aku tidak sengaja"

"Hahaha ya tentu saja kau tidak sengaja dasar gadis bodoh"

"Apa katamu?"

Aku mengeluarkan ekspresi kesalku padanya.

"A-andwae! seram sekali hahaha"

Ia menunjuk-menunjuk wajahku sambil terus tertawa.

Dasar aneh.

Sepertinya dia gampang sekali tertawa.

Aku mengalihkan pandanganku ke laptop yang sedang kupegang, berusaha tidak memberi atensiku padanya.

"Waa! Daebak! apa itu software untuk membuat lagu? Kau bisa membuat lagu?"

"Ne"

"Daebak! Hebat!"

Gunho terus bertepuk tangan tanda kekagumannya pada hobiku ini, mau tak mau aku berterima kasih padanya, padahal bagiku ini hal yang biasa saja.

"Kau ini kenapa pindah sekolah?"

"Ingin pindah saja"

Tidak logis. Dasar lelaki aneh.

"Yang benar saja... "

"Ah tentu saja tidak haha, aku dari Taipei"

"Mwoya? Taipei? China?"

"Ya menurutmu saja"

"Bahasa Koreamu bagus sekali! bahkan bagus sekali! aku tidak percaya.. "

Dia mulai tertawa lagi dan mengucapkan kata kata yang tidak aku mengerti.

"Bahasa apa itu? Mandarin?"

"Inggris"

"Ck."

"Ok aku bercanda"

Ditengah percakapan kami, tiba tiba saja sekumpulan anak lelaki yang bermain basket dengan Gunho tadi memanggilnya untuk segera bermain lagi.

"Hey Gunho ayo bermain lagi!"

"Sebentar!"

Ia melirikku dan menguncang pelan tubuhku.

"Kau kutinggal tak apa?"

"Aku biasa sendiri disini, silahkan saja"

"Baiklah.."

"Ne"

"Astaga, aku bahkan tak tahu namamu.. "

Aku tersenyum, senyum yang tak pernah kuberi pada siapapun, senyum ini adalah senyum tak percaya pada sosok bodohnya ini.

"Minji, namaku Park Minji"

Sky Still BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang