One

33 4 0
                                    


Dingin sekali.

Rasanya raga ini malas sekali untuk mengangkat satu kaki saja.

Bahkan pagi ini tidak terasa bagai pagi yang biasanya. Mungkin karena ini sudah masuk musim dingin yang sepertinya akan sangat panjang.

Ah gadis ini memang banyak mengeluh...

Aku Park Minji, gadis berumur 16 tahun yang memang banyak mengeluh dan kadang tidak pernah merasa bersyukur atas hidupnya yang sempurna ini. Orang tua yang masih lengkap, adik perempuan yang baik, dan teman teman yang setia. Prestasiku juga cukup bagus di sekolah, keuanganku juga lancar, lantas hal apa yang membuatku jadi seperti ini sih?

Lupakan. Pagi ini aku harus tetap sekolah di musim dingin pertama yang sangat super dingin ini.

Mandi air hangat. Sempurna.

Roti panggang selai coklat dan segelas susu putih tawar. Ok.

Berjalan kaki ke sekolah dibawah suhu 5 derajat celcius. Tidak Bagus.

Coba saja aku tidak memakai mantel, syal dan sarung tangan ini, sudah dipastikan aku jadi beku saat sampai sekolah.

Kupasang earphone di kedua telingaku dan memutar lagu favoritku untuk menemaniku sepanjang jalan ke sekolah.

Pandanganku menunduk, kedua tanganku masuk kedalam mantel, syal dileherku ku naikkan sampai ke hidung.

Sial, benar benar sial pagi ini.

Dinginnya sampai ke tulang.

Kenapa tidak ada bus sih hari ini?.

Bruk!

Apalagi ini?!

Ku alihkan pandanganku ke depan. Seorang anak laki laki, kira kira seumuranku, memakai seragam sekolah yang sama denganku memandangku dengan matanya yang berbinar.

Aku bohong kalau aku tidak terpesona oleh pandangannya, first sight.

Sepersekian detik otak bodohku ini berhenti melakukan aktifitas apapun selain terpaku pada matanya yang bersinar di suhu sedingin ini.

Hangat.

"Kau kenapa?"

Deg, dasar bodoh.

"Ah, m-maaf aku tadi menunduk j-jadi a-"

"Hahahaha"

"Mwo?"

Kenapa dia tertawa? Apa ada yang lucu?

"Bicaramu lucu, sudah ya aku duluan, bye!"

Siapa sih dia?
Wajahnya tidak terasa familiar selama aku hidup 3 tahun di sekolahku.

Aku bersumpah, dia bagai matahari di tengah musim dingin yang panjang. Wajahnya bersinar seperti hari ini adalah hari terbahagia dalam hidupnya. Aku menepuk jidatku berusaha mengusir pikiran aneh ini.

❄❄❄

"Minji! Selamat pagi!"

"Halo Minji!"

"Minji, ayo semangat!"

Aku hanya memasang senyum getir diwajahku. Kenapa semua orang hari ini merasa bahagia sih?

Apa hanya perasaanku saja yang buruk hari ini? Aku menghela nafas panjang. Semoga hari ini tidak seburuk yang aku pikirkan.

"Park Minjiiii!"

Kututup kedua telingaku secara reflek. Oh Seojung, anak ini... tidak pernah berbicara dengan nada yang santai selalu pakai energi yang berlebihan..

"Mwoya?? kau ini benar benar.. kita kan dalam jarak dekat, tidak usah berteriak"

"Hehehe, kenapa kau selalu galak seperti itu sih? ayo senyum senyum!"

Seojung menekankan kedua jari telunjuknya ke ujung bibirku, ia memaksakan wajahku tersenyum.

"Seojung-ah... sudahlah, suasana hatiku sedang tidak bagus karena musim dingin pertama ini."

"Hey suasana hatimu memang selalu seperti ini setiap hari! Kau tahu? kemarin aku dan Taejun berkencan.."

"Lalu?"

"Ish kau ini! Ya aku bahagia sekali Minji! Dasar gadis yang tidak pernah jatuh cinta! Aku malas berteman denganmu kalau kau selalu cuek seperti ini!"

Perkataan Seojung memang tidak ada yang salah, semua kata kata yang keluar dari mulut berisiknya itu selalu berisi fakta tentangku yang sudah sangat ia pahami.

Selama 16 tahun hidupku ini tidak pernah aku terjatuh kedalam jurang tabu yang bernama "cinta". Bukannya aku tak ingin, hanya saja aku tidak tahu bagaimana memulai hal seperti itu. Jadi aku hanya menanti kapan hal itu datang, tidak ingin memaksakan kehendak seperti gadis gadis seumuranku yang selalu saja membicarakan hal itu seakan hal itu sangat sangatlah penting.

"Oh Seojung, selamat ya atas kencanmu kemarin, dan jangan bosan berteman denganku ya?"

Seojung hanya mencebikkan bibirnya dan segera menarik tanganku kedalam kelas.

🎐🎐🎐

"Ini Wang Jyunhao, panggil saja Gunho. Kau bisa duduk di kursi kedua di belakang sana ya, teman teman tolong perhatiannya kepada teman baru kita"

Wali kelasku memperkenalkan anak lelaki itu, namanya Gunho.

Dan memang benar, senyum itu. Seperti tertarik dalam senyumannya aku selalu terpaku.

Senyumannya seperti matahari tetapi membuat diriku membeku.

Mata kami bertemu!

Ah rasanya seperti rindu yang lama sekali,  padahal binar itu baru kulihat tadi pagi.

Dia berjalan ke arahku!

Tidak tidak, dia hanya berjalan ke arah bangku kosong yang mulai saat ini akan menjadi tempat miliknya.

"Sst Minji!"

"Minjiii"

"Park Minji!"

Aku lekas tersadar dari lamunanku.

"Siapkan salam seperti biasa ya"

Malu, apa semuanya tahu aku sedang memperhatikan anak baru itu ya?

"Ketua kelas baru kali ini sepertinya pipimu merona merah hahaha"

"Ah mianhae.. aku sedang melamun barusan"

Seisi kelas damai kembali setelah kusiapkan salam, tugas ketua kelas seperti biasa.

Gunho.

Dia sedang apa ya di kursinya?

Kulihat dia sedang mengedarkan pandangannya keseluruh kelas, seperti sedang berusaha mengenal wajah mereka masing masing.

Sepertinya ia akan cepat akrab dengan yang lain.

Akrab.

Bisakah aku?

Sky Still BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang