Sebenarnya, Naufal sudah berkali-kali menghadapi kondisi ini. Kondisi di mana Alisa menghilang dan susah untuk dihubungi. Naufal sadar, jika ia meneror Alisa terus-terusan, itu malah akan membuat Alisa risih dan merasa jika kesibukannya di kampus tidak dapat dimengerti oleh Naufal. Maka dari itu, biasanya Naufal akan bertanya–atau lebih tepatnya membombardir dengan berbagai macam pertanyaan–kepada Fika. Naufal melakukan itu karena dirinya tidak mau kehilangan Alisa lagi untuk yang kedua kalinya.
Sebelumnya, Naufal pernah kehilangan Alisa. Waktu itu, di tahun ketiga mereka menjalin hubungan, keduanya sedang sama-sama sibuk dengan tugas kuliah dan organisasi masing-masing. Meskipun sibuk, Naufal tetap menyempatkan sebagian waktunya untuk mengabari Alisa. Sedangkan Alisa, jika sedang sibuk-sibuknya, tidak sempat membuka ponselnya. Alisa merupakan orang yang fokusnya tidak dapat dibagi-bagi dengan hal lain, sedangkan Naufal cenderung santai. Alisa sangat sibuk saat itu, hampir dua bulan tidak memberi kabar apapun kepada Naufal. Saat itu, Naufal tidak tau lagi harus bagaimana selain marah. Ia menunggu Alisa di rumahnya sampai cewek itu pulang. Alisa pulang dua jam setelah Naufal menunggu. Mereka berdua akhirnya berbicara mengenai hubungan mereka. Alisa yang sedang capek karena kesibukannya, akhirnya mengucap kata putus. Alasan Alisa waktu itu adalah karena tidak mau membuat Naufal terus-terusan menunggu dan terpaksa meneror Fika. Selain itu, Alisa juga kesal karena Naufal seolah-olah tidak mengerti kesibukannya. Naufal pun mengiyakan, setelahnya mereka benar-benar tenggelam ke dalam kesibukannya masing-masing.
Enam bulan berlalu, Alisa tidak lagi sibuk karena grand proker departemennya sudah dilewati dengan baik. Alisa benar-benar nyaman dengan kesendiriannya, meskipun terkadang kangen juga akan hal yang dulu sering dilakukan bersama Naufal. Sebisa mungkin, Alisa mencoba melupakannya dengan cara selalu pergi sendiri kemanapun itu. Untungnya, Alisa merupakan tipikal orang introvert, jadi susah didekati oleh laki-laki lain. Hal itu membuat Alisa semakin nyaman dengan kesendiriannya.
Di satu sisi, Naufal menjalani hidup penuh penyesalan, karena telah kehilangan Alisa. Terlepas dari berbagai kebiasaan buruk yang Alisa punya, Alisa merupakan orang yang bisa dibilang sangat mengerti sikap Naufal yang terkadang moody. Alisa juga merupakan pendengar cerita yang baik, dan pemberi saran yang baik pula. Sama seperti Alisa, Naufal menghabiskan waktunya dengan cara tenggelam di dalam proker organisasinya. Naufal benar-benar bisa berada di kampus dari pagi hingga pagi keesokan harinya. Hal itu semata-mata ia lakukan karena untuk melupakan kenangannya dengan Alisa.
Bagaimana mereka bisa kembali bersatu lagi? Setelah enam bulan berlalu, Naufal tidak sengaja bertemu dengan Alisa di suatu mall di kawasan Jakarta Selatan. Alisa tengah makan siang bersama teman-teman satu departemennya di BEM. Naufal bersitatap dengan Alisa dari jauh. Di detik itu, Alisa sadar itu Naufal dan langsung dadah-dadah dari meja tempatnya makan. Naufal yang melihat Alisa, hanya tersenyum, kemudian pergi.
Alisa tidak membawa kendaraan pada hari itu. Hal ini dapat diketahui oleh Naufal karena ketika baru keluar dari mall tersebut, Naufal melihat Alisa sedang menunggu gojek di dekat pintu keluar. Naufal tau Alisa sedang menggerutu akibat panas terik di siang hari. Mencoba untuk mengurangi penderitaan Alisa, Naufal langsung menepikan mobilnya. Mengajak Alisa untuk pulang bersamanya, Alisa pun mengiyakan.
Mereka bercerita mengenai kesibukan masing-masing, sampai akhirnya Naufal jujur jika ia merasa kehilangan ketika Alisa pergi. Alisa melihatnya dengan penuh kebingungan.
"Kan udah sibuk, kenapa masih sempet-sempetnya mikirin gue?"
"Ya gimana, masih sayang.." gumam Naufal pelan.
Alisa yang mendengar gumaman Naufal, langsung menghadapkan wajahnya ke arah Naufal.
"Kirain udah deket sama orang lain," canda Alisa, tetap menatap Naufal karena ingin mencari kejujuran di mata yang memiliki alis lumayan tebal tersebut.
"Mau deket sama siapa? Lo nggak ilang-ilang abisnya, gue juga bingung kenapa masih kepikiran terus. Takut lo kenapa-kenapa," Naufal mulai mengungkapkan isi hatinya. "Kalau kita mulai lagi semuanya dari awal, mau nggak, Sa?"
Alisa diam, menutup rapat-rapat mulutnya. Pikirannya sedang berkelana entah kemana akibat pertanyaan Naufal yang ditujukan kepadanya. Alisa tidak bisa membohongi dirinya sendiri, meskipun nyaman dengan kesendiriannya, Alisa tetap membutuhkan Naufal sebagai support system-nya.
Tanpa disadari, ternyata mobil yang dikendarai Naufal telah sampai di depan rumah Alisa. Alisa yang melihat rumahnya sudah di depan mata, buru-buru hendak turun.
Naufal tau jika Alisa nyaman dengan kesendirian yang terbisa dijalani olehnya. Namun, Naufal sendiri juga tidak bisa memungkiri, berkali-kali tidak diberi kabar, ia akan tetap merasa senang jika Alisa tiba-tiba menelponnya. Walaupun dihubungi hanya untuk sekedar bercerita mengenai hal-hal sepele sekalipun, setidaknya itu membuat Naufal merasa bahwa keberadaannya di anggap ada.
"Sa, you don't have to answer it now, take your time," kata Naufal lembut, sebelum Alisa turun dari mobilnya.
"I don't want you to wait for me. Let God do the rest."
Dua bulan berlalu setelah kejadian tersebut, Alisa memutuskan untuk menjawab "iya" akan pertanyaan yang ditujukan Naufal kepadanya waktu itu. Alisa tidak menuntut hal apapun, meskipun sebenarnya di dalam hati berharap agar Naufal mengerti akan kesibukan masing-masing. Alisa tau, kabar merupakan salah satu komponen penting yang harus ada di dalam suatu hubungan. Sayangnya, Alisa seringkali tenggelam di dalam kesibukannya dan lupa memberi kabar, membuat Naufal harus menunggu lagi dan lagi.
Naufal pelan-pelan mencoba mengerti akan kesibukan Alisa dengan cara tidak mengganggu Alisa dan tidak menutut apapun selain sebisa mungkin diberi kabar. Seperti saat ini, Naufal tidak akan marah jika Alisa kembali menghilang. Sebisa mungkin juga tidak setiap saat bertanya kepada Fika. Sesekali, Naufal mengingatkan melalui chat agar Alisa tidak kembali melakukan kebiasaan-kebiasaan buruknya, yang nantinya akan dibalas oleh Alisa ketika Alisa sedang membuka ponselnya.
Sekarang, Alisa kembali menghilang. Selama dua minggu ini, Alisa sedang menjalani ujian akhir semesternya. Naufal tau karena Alisa pernah memberitahu sebelum menghilang. Naufal telah lebih dulu menjalani ujian akhir semesternya, karena kampusnya selalu memulai paling awal jika dibandingkan dengan kampus-kampus lainnya. Setelah ujian akhir semester berakhir, Naufal kembali menyibuki dirinya, kali ini dengan mengikuti kerja part-time di sebuah tempat kopi.
Naufal: Sa
Naufal: Aku lg kerja part-time nih sekarang, di Kemang
Naufal: Semangat ya ujiannya 💛
Naufal: Jangan lupa makan nasi hari ini jangan smp nggak makan nasi, jangan ngerokok kl nggak ada akuNaufal tersenyum setelah mengetik chat kepada Alisa. Setidaknya sekedar mengingatkan melalui chat, ia tidak lagi kehilangan Alisa untuk yang kedua kalinya.