10

15 1 0
                                    

"Eh, Naufal. Apa kabar? Sini-sini masuk."

Naufal mengetuk pintu rumah Alisa, ternyata yang membukakan adalah Tante Khansa—yang maunya dipanggil Mama oleh semua orang yang dekat dengan Alisa dan Zalia.

"Baik, Mama," Naufal mencium takzim punggung tangan Mamanya Alisa. "Aku disini aja, Ma. Soalnya aku sebenarnya mau ngajak Alisa makan di luar nih, boleh?"

"Boleh, lah." Mama tersenyum sembari mengelus rambut Naufal, benar-benar menganggap Naufal seperti anaknya sendiri. "Tuh, anaknya lagi siap-siap kayaknya."

Naufal teringat akan titipan dari Bubu, kemudian memberikannya kepada Mama. "Ma, Bubu nitip makanan nih untuk Mama dan yang lain-lain. Kata Bubu, salam untuk keluarganya Alisa."

"Salam balik buat Bu Atya, ya. Makasih, Bu Atya, jadi ngerepotin gini," Mama tampak antusias menerima titipan dari Naufal. Mata Mama tampak berbinar-binar.

"Ada yang frozen, ada yang udah digoreng juga, Ma," tambah Naufal.

"Apaan tuh yang udah digoreng?" Kepala Alisa tiba-tiba muncul dari pintu ruang tamu. Mama dan Naufal yang sedang mengorbol langsung menatap Alisa. "Pasti buat Alisa yang udah digoreng."

Mama menoyor kepala Alisa yang kini bersama badannya sudah berada di depan Mama. "Geer, lo."

"Ini kan kesukaannya Alisa, pasti buat Alisa." Tak sabar, tangan Alisa bergerak menggeledah kantong yang sedang berada di pangkuan Mama. "Ih, Mama. Alisa mau nyobain."

"Enak banget sumpah," celoteh Alisa sambil mengunyah bitterballen buatan Ibunya Naufal. "Mau bilang makasih dulu deh ke Tante Atya."

Alisa langsung mengirim foto makanan tersebut kepada Ibunya Naufal melalui WhatsApp. Tak lupa dengan caption, "Makasih banyakkkk, Tante Atya!!!! You're the best!!!!"

"Udah ah lebay lo, ayo berangkat sekarang nanti macet," Naufal tiba-tiba sudah berdiri di samping Alisa.

Alisa ngacir ke dapur setelah berkata, "gue belum minum nanti kesedek ah, be right back."

Mama dan Naufal yang melihat tingkah Alisa hanya bisa geleng-geleng.

Let Me KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang