Part 12

19.5K 1.2K 203
                                    

Permintaan Sasuke sungguh tidak masuk akal. Untuk apa menyuruhnya datang ke suatu tempat tanpa tujuan yang jelas. Sebenarnya ia ragu saat menyetujui permintaan pria itu. Tapi ia sudah berjanji.

Sekali lagi matanya membaca alamat yang dikirim Sasuke. Ia belum pernah ke tempat itu. Baiklah, tak jadi soal. Karena GPS akan memandunya.

Sakura mengendarai mobilnya dengan hati-hati, seperti permintaan Sasuke. Matanya bergantian melihat jalan dan ponsel yang menampilkan peta jalan.

Suara klakson kencang tiba-tiba menyadarkannya. Kepalanya langsung mendongak. Ia hampir saja tidak melihat lampu merah dan mengijak terus gas mobilnya. Beruntung ia sempet mengerem mendadak untuk menghindari tabrakan dengan mobil yang melintas di depannya itu.

"Ya, Tuhan!"

Tangannya memegang kemudi dengan kuat. Jantungnya berdebar cepat. Ia hampir saja membahayakan anaknya dan juga dirinya sendiri. Sakura menepikan mobilnya sejenak di pinggir jalan. Menenangkan diri.

Akhirnya ia putuskan untuk benar-benar membaca peta itu dan mengingat-ingatnya. Berusaha agar ia tidak perlu melihat GPS setiap berapa detik sekali.

Setelah berhasil menurunkan ketegangan di tubuhnya, Sakura kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat yang diminta Sasuke.

Arahnya menuju daerah pinggir kota,ke area berbukit. Rumah dengan bangunan besar-besar berdiri kokoh sepanjang ia memasuki daerah itu. Setelah mengalami perjalanan yang cukup membuat adrenalinnya terpacu, ia tiba di tempat yang Sasuke minta.

Sebuah gedung tinggi cantik. Bentuknya sedikit aneh, melingkar seperti tabung. Ada penjual bunga di depan pintunya.

Kepalanya mendongak untuk melihat tulisan di atas gedung itu.

Columbarium.

Rumah bagi abu orang wafat.

Keningnya berkerut. Benar-benar tidak mengerti mengapa Sasuke menyuruhnya kemari.

Apa ada sanak saudara Sasuke yang meninggal? Jika iya, bisa jadi itu yang membuat pria itu pergi hingga berminggu ini. Namun tidakkah jika memang ada yang meninggal, Sasuke seharusnya langsung mengabarinya?

Kakinya melangkah mendekati wanita tua yang menjual beraneka bunga itu. Dia tersenyum begitu melihatnya mendekat. Wanita itu memberikannya seikat bunga lily putih.

Sakura merogoh tasnya, mengambil uang untuk membayar bunga itu.

"Terima kasih..." ucap Sakura pelan.

Tubuhnya berbalik sebentar, melihat ke arah sekitar. Sore itu mentari begitu cerah. Karena letak gedung di atas bukit, pemandangannya jadi lebih indah.

Akhirnya Sakura memberanikan diri untuk masuk ke dalam columbarium itu.

Hanya ada beberapa orang yang sedang berkunjung. Mereka terlihat sedang mendoakan orang yang tengah mereka kunjungi. Pandangannya mengedar hingga ke lantai paling atas. Ia tidak tahu harus pergi ke arah mana. Sasuke tidak mengatakan apapun jika ia sudah sampai di tempat ini.

Namun langkah kaki membawanya ingin beranjak ke lantai dua.

Dan tubuhnya menegang.

Face Again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang