Chapter 4

1.2K 202 31
                                    

My Medicine is You
||
Happy Reading

Hari ini udara kembali dingin seperti biasa. Diluar sana bahkan terlihat sangat mendung dari biasanya, dan nampaknya beberapa detik lagi akan hujan. Saint yang berdiri di dekat wastafel menghela napas panjang. Tidak mungkin jika ia pergi ke sekolah saat hujan deras mulai melanda, bisa-bisa sesampainya di sana ia akan basah kuyup.

Saint melirik jam yang terpajang di dinding, tepat pukul 7 pagi dan lelaki yang mencuri ciuman pertamanya itu sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Apa dia belum bangun? Ah ya, Berbicara tentang mencuri ciuman pertama, ia masih shock dengan apa yang dilakukan Perth malam tadi. Apa yang Perth pikirkan saat mencium bibirnya? Kenapa begitu mudah Perth berkata tentang menaikan Affection dalam obat sihirnya, saat ia sama sekali belum memulai ujian dan belum menjelaskan prosedur apa yang akan dilakukan. Dasar Vampire gila pencuri kesempatan, ia bahkan masih sakit hati karena perkataannya yang tidak berperasaan itu

Aroma pancake bercampur dengan lelehan mentega membuat Perth yang betah di dalam sangkarnya keluar. Saint yang melihat Perth turun dari tangga dengan masih menggunakan piyama membuatnya mengerutkan keningnya bingung. Apa lelaki ini tidak sekolah?

"Yak, vampire gila. Kau tidak sekolah?" Saint berkacak pinggang dengan spatula yang masih setia di tangan kanannya.

"Siapa yang kau sebut Vampire gila? Tsk, aku tidak sekolah. Pikiranku tidak baik untuk dibawa pergi ke sekolah hari ini." Perth duduk di sopa lalu menyalakan saluran tv sambil menyelonjorkan kedua kakinya di atas meja.

"Jika kau tidak sekolah, lantas aku bagaimana? Aku murid baru di sana, tidak mungkin baru sehari masuk langsung absen!" Saint mematikan kompor itu dan berjalan mengampiri Perth yang duduk di sopa dengan tatapan datarnya.

"Apa itu menjadi urusanku? Jika kau ingin sekolah pergi saja. Gunakan keahlian sihirmu agar tidak basah kuyup, karena di luar hujan sangat lebat." Perth beranjak dari sopa lalu berjalan ke arah dapur dan meminum susu yang ada di meja. "Keahlianmu banyak juga, bisa membuat pancake dengan sangat lembut dan enak."

Saint yang menyadari ucapan Perth langsung berlari kecil untuk melihat pancake miliknya. Betapa terkejutnya ia melihat hanya sisa setengah potong pancake yang berada di piring putih itu. Perth hanya tersenyum manis dan menyentuh perutnya seakan menggoda Saint dengan gaya kekenyangan.

"Ba-bagaimana bisa kau menghabiskan pancake milikku, Perth?! Astaga aku bahkan belum memakannya‼" Saint memukul lengan Perth sekuat tenaga tanpa peduli ringisan sakit Perth merasakan pukulan lelaki manis dengan sweater abu-abu yang nampak kebesaran ditubuhnya itu.

"Aku tidak tahu kalau pancake itu milikmu, Kupikir itu dibuat untukku." Perth berusaha membela diri, tapi Saint masih saja memukulinya. "Duduklah, aku akan menyuapkan setengah potong itu untukmu."

"Kau pikir aku sudi memakan bekasmu..! Apa karena kau pikir aku membuatnya menggunakan bahan yang ada di kulkasmu, kau berhak memakannya tanpa izin?! Aku benci denganmu, Perth!" Saint pergi meninggalkan Perth dan masuk ke kamarnya. Sepertinya ia akan absen pergi ke sekolah jika sudah seperti ini.

Diujung sana Perth hanya bisa mendesah pelan. Dengan langkah gontai, Perth berjalan membuka kulkas dan pantri untuk mengambil bahan membuat pancake. Ia berniat membuatkan pancake untuk Saint, anggap saja ia mengganti apa yang sudah ia makan tadi. Lima belas menit berlalu, Pancake-pancake yang Perth masak sudah tersaji begitu cantik diatas piring lengkap dengan buat stroberi dan selai cokelat.

Tok! Tok! Tok!

Perth membawa piring berisikan pancake itu dan berusaha mengetuk pintu kamar Saint. Tak ada suara dari balik pintu itu. Perth masih bersabar dan berusaha mengetuk lagi sambil tersenyum tipis berharap lelaki manis itu membukanya."Aku memasakanmu pancake yang baru, Saint. Keluarlah sebelum aku membuang ini ke tong sampah."

My Medicine is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang