1. Missing You

26.9K 1.9K 81
                                    

Please vote before you enjoy this chapter.
.
.

Jengah. Ruangan ber-ac yang megah nan nyaman itu seketika menjadi ruangan yang paling terpuruk.

Meja maple persegi panjang itu terdapat beberapa laptop, kertas, alat tulis, serta beberapa gelas yang berisikan air mineral untuk membasahi tenggorokan para insan yang sedari tadi banyak berbicara.

Mereka duduk di tempat masing-masing, namun pikirannya tak berada di tempat seharusnya. Sudah satu jam lebih mereka mengeluarkan argumen-argumen yang berbeda, membuat siapa saja jengah mendengarnya.

Seperti kedua pemimpin Will's Company yang sedari tadi memperhatikan, mereka benar-benar muak dengan situasi rapat ini.

"Jadi bagaimana, Tuan Wills?"

Kedua orang yang sedang memijit pelipisnya itu menoleh ke sumber suara, di mana sang klien sedang berdiri menjelaskan tujuan kerja sama ini.

"Ah, maaf. Maksud saya, Tuan Bohyun," ujarnya gugup.

Ia merasa canggung seketika, karena mendapat tatapan tajam dari orang di hadapannya. Bodoh sekali dirinya tak mengingat nama kedua bos dari perusahaan yang sedang diajak kerja sama ini, memiliki nama awal yang sama, maka dari itu, saat tadi memanggilnya, keduanya menoleh secara bersamaan.

Bohyun membuang napas jengah sebelum menjawab, "Aku serahkan semuanya pada sekretarisku," lalu ia menatap ke arah sekretarisnya dengan penuh intimidasi, "Kau tahu apa keputusannya."

Sang sekretaris mengangguk paham tanpa bertanya.

Kemudian kedua bos Will's Company itu beranjak dari duduknya, lalu pergi meninggalkan ruang rapat tanpa berpamitan pada siapa pun. Toh, tidak ada yang berani memperingati mereka, bukan?

Orang-orang yang berada di ruangan itu refleks beranjak dari tempatnya, lalu membungkuk ke arah kepergian mereka, tidak mempedulikan walaupun kedua atasan itu tidak melihatnya.

"Aku benar-benar akan mati jika berlama-lama di sana," ujar sang adik yang baru saja melangkah meninggalkan ruang rapat, sembari melonggarkan dasinya dengan kasar.

Bohyun menoleh pada adiknya, lalu ia menggelengkan kepalanya, "Kau benar, Sehun."

Ia juga sama halnya dengan Sehun, benar-benar muak berada bersama orang-orang bodoh seperti mereka. Ia tak habis pikir, mengapa perusahaan tidak jelas seperti itu berani untuk mengajak perusahaannya untuk bekerja sama? Ini sangat tidak masuk akal.

Karena, siapa yang berani menantang Will's Company?

Perusahaan besar dalam bidang arsitektur itu mendapati posisi pertama di Korea Selatan. Mereka berhasil mengundang banyak perhatian perusahaan lain, bahkan perusahaan asing sekali pun. Itu semua terjadi karena kecerdasan kedua bos Will's Company.

William Bohyun Raymond, merupakan orang yang mempunyai jabatan paling tinggi di perusahaan ini. Ia merupakan CEO (Chief Executive Officer). Dirinya adalah lulusan Harvard University dengan jurusan bisnis.

Saat sang adik lulus dari Yonsei University dengan jurusan arsitektur, ia memintanya untuk bergabung dengan perusahaannya. Jadi, Will's Company berada di bidang Arsitektur Bisnis.

William Sehun Raymond, tentu saja menyetujuinya. Bohyun memberi posisi yang tinggi untuk adiknya itu, yaitu COO (Chief Operational Officer).

Semenjak Will's Company mempunyai dua bos yang merupakan saudara dengan segudang kecerdasannya, perusahaan itu banyak mendapat keuntungan dari tahun ketahun.

SOME DAY [Hunlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang