"Appa. Kookie senang hari ini" ucap Jungkook."Syukurlah, kalau Kookie senang. Ayo kita masuk ke dalam." ajaknya.
"Ayo" jawab Jungkook semangat.
Baru saja melangkahkan kakinya. Seokjin tiba-tiba berhenti ketika darah mengalir dari hidungnya.
Jungkook mendongak ketika ayahnya menghentikan langkah kakinya.
"Appa! " panik Jungkook sewaktu melihat hidung ayahnya berdarah
"Appa tidak apa-apa, Kookie" ucap Seokjin dan ia menutup hidungnya dengan tangan kanannya.
"Jin! Kau kenapa?" tanya seorang pemuda yang usianya sekitar 2 tahun lebih tua darinya.
Ia ke luar dari rumah makan, ketika ingin mengantarkan pesanan. Langkahnya terhenti saat mendengar suara Jungkook yang memanggil ayahnya.
"Tidak apa-apa, hyung. Mungkin aku hanya kelelahan saja" jawabnya.
"Ayo masuk dulu" ucap pemuda itu, dan ia meletakkan pesanan di dalam box makan terlebih dahulu, lalu memapah Seokjin ke dalam.
Jungkook terdengar menangis karena melihat ayahnya pertama kali mimisan di depannya. Salah satu pemuda tampan menghampiri Jungkook, sembari berjongkok ia memegang kedua pundak Kookie.
"Jangan menangis, Kookie. Ayahmu baik-baik saja" ucapnya.
Seorang pemuda lainnya menyodorkan tisu pada Seokjin. "Kau yakin --- kau baik-baik saja? Ini pertama kalinya kau mimisan, Jin" ucap pemuda yang tidak lain adalah pemilik rumah makan tempatnya bekerja.
"Aku baik, hyung. Mungkin karena aku kelelahan saja" jawabnya.
Jungkook memeluk pinggang Seokjin, "Appa jangan sakit" ucapnya.
Seokjin menatap nanar anaknya yang menangis karena dirinya. Ia tersenyum dan masih memegang hidungnya yang berdarah. Ia mengelus Puncak kepala anaknya, "Jangan menangis. Kalau Kookie menangis, mimisan appa tidak akan berhenti"
Jungkook yang sesenggukan seketika ia menghapus airmatanya dengan tangan mungilnya. "Kookie gak nangis lagi kok" jawabnya.
Seokjin tersenyum, begitu juga yang lainnya. "Kookie anak pintar..." celetuk seorang pemuda tampan yang mengelus pipi chubby-nya.
"Hari ini kau tidak perlu bekerja dulu. Kau istirahat saja di dalam." ucap Eunkwang nama si pemilik rumah makan tersebut.
"Iya, Jin. Kau istirahat saja dulu. Jangan memaksakan tubuhmu kalau tidak kuat. Kau jangan cemaskan Kookie. Ia bisa bermain seperti biasa bersama Moly"
Moly adalah seekor kucing jenis persia. Jungkook sering bermain bersama Moly di belakang, jika Seokjin sedang sibuk dengan kerjaannya.
"Maaf, jika aku merepotkan" ucapnya tidak enak hati.
"Kita sudah seperti saudara. Jangan pernah berpikir bahwa kau merepotkan kami" itu ucapan yang berasal dari pemuda tampan yang memapahnya tadi. Pemuda itu bernama Ken.
Sebenarnya Seokjin ingin memaksakan dirinya untuk bekerja. Namun tubuhnya tidak kuat jika harus di paksakan. Terlebih lagi kepalanya terasa amat pusing, hingga ia pun pasrah ketika yang lain melarangnya untuk bekerja.
-
-
-Yoongi terlihat melamun, dan sesekali memegang dadanya. Namjoon yang melihatnya, merasa khawatir. "Kau kenapa hyung?" tanyanya dan membuyarkan lamunan Yoongi.
"Entahlah. Sejak tadi aku merasa tidak tenang. Rasanya sesak sekali. Tapi aku tidak tahu, apa yang membuatku seperti ini" jawabnya.
"Kau memikirkan adikmu lagi?" tebaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Father and Me"
FanfictionKim Seokjin merupakan seorang siswa yang kehilangan seluruh anggota keluarganya setelah tsunami melanda kota nya. Hanya ia yang selamat, hanya saja Jantung nya bermasalah, hingga seorang wanita yang baik hati mendonorkan Jantung untuknya setelah i...