Mendengar pertanyaan Nako, Guanlin langsung menjawab. "Bisa di bilang begitu." Jawabnya sambil tersenyum.Nako yang mendengar itu langsung down. Minju yang melihat Nako menundukan kepalanya setelah mendengar jawaban dari Guanlin langsung memegang tangan sahabatnya tersebut.
Guanlin langsung berdiri.
"Aku mau main basket dulu bye." Ucap Guanlin meninggalkan dua sahabatnya tersebut.
"Sudah engga usah dipikirkan siapa tau Guanlin hanya mau berteman dengan Somi." Ucap Minju.
"Tapi Minju kamu engga liat ekspresi Guanlin setelah menjawab pertanyaan ku, dia tersenyum seakan dia menyukai Somi."
"Aku takut Minju, aku takut bahwa hanya aku yang mencintai dia seorang diri." Ucap Nako.
Minju hanya menatap sedih sahabatnya tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Nako dan Minju pergi ke kantin. Nako hanya diam dari tadi.
Guanlin dan temannya Jihoon ikut duduk dengan Minju dan Nako. Mereka mengobrol. Guanlin yang memperhatikan Nako yang hanya diam dari tadi bingung tidak biasanya Nako diam begini.
"Nako kenapa kau hanya diam?." Tanya Guanlin membuat Minju dan Jihoon melihat ke arah Nako.
Nako hanya tersenyum mendengar pertanyaan Guanlin.
"Biasanya kau yang paling ribut." Ucap Guanlin.
"Kau tau Guanlin dari dulu aku perhatikan kau seperti pacarnya Nako saja." Ucap Jihoon.
Nako yang mendengar ucapan Jihoon kaget.
"Apa yang kau bicarakan Nako dan aku hanya sahabat kau tau." Ucap Guanlin.
Runtuh sudah pertahanan Nako.
"Aku sudah selesai. Aku diluan ya." Ucap Nako sambil meninggalkan tiga orang tersebut. Guanlin dan Jihoon bingung melihat tingkah Nako yang tiba-tiba pergi. Minju tau alasan Nako pergi begitu saja.
Omongan Guanlin masih terbayang. Rasanya masih terdengar oleh telinganya. Nako sadar. Guanlin hanya menganggap dia sebagai sahabat saja. Meskipun ada rasa sakit saat mendengar Guanlin mengucapkan itu.
Entah kemana kaki itu berjalan. Nako terus berjalan tanpa tujuan. Hingga ia memutuskan ke belakang sekolah. Setidaknya di sana tempat yang nyaman untuk menenangkan hatinya yang sakit saat ini. Ia pun duduk di bangku panjang yang ada dibelakang sekolah. Dan tak lama kemudian terdengar suara yang memanggilnya.
"Nako."
****
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart To Heart
Fiksi PenggemarKisah tentang seorang perempuan yang bingung memilih antara pergi atau bertahan. Ketika rasa sakit melebihi apa yang dia kira. "Kenapa kau mau menyerah terhadap dia?." "Mungkin kerena dia tidak mencintai ku." "Kau tau ada orang yang lebih mencintai...