22 (psycho story)

658 42 0
                                    

Ku genggam erat pisau lipat kecil yang selalu menemaniku selama aku bertahan di dunia yang penuh dengan kemaksiatan, ketamakan, serta kerakusan akan penghuninya.

Menatap dia yang berada di hadapanku, merintih kesakitan karena tubuhnya yang terkunci pada kursi, serta tangan dan kakinya terikat oleh rantai milik ku merupakan kesenangan tersendiri yang tercipta begitu saja di dalam benak ku.

Aku mengukir senyuman penuh kemenangan, dan seringai menyeramkan.

Tanganku tergerak untuk mengangkat dagunya guna menatap seseorang yang telah membuatnya ketakutan dan terancam. Ya, seseorang itu adalah aku.

Netra coklat terangnya menatap manik mataku rasa takut dan lelah terpancar menghiasi ke dua netra indahnya itu.

Dia menghirup udara di sekitarnya, kurasa dia akan mencecar ku dengan banyak pertanyaan.

"Aku dimana? Dan, siapa kau ini?"
Oke, kali ini dugaan ku kurang tepat.
Dia berbeda.
Tidak seperti korban sebelumnya yang selalu menghujam diriku dengan banyak pertanyaan dan memaksa ku untuk menjawabnya, serta melepaskan mereka.

Aku enggan menjawabnya, hasrat ku adalah meriasnya agar wajahnya semakin indah untuk di lihat.

Darah segar mulai bercucuran, aku tertawa puas. Lalu, meletakkan pisau lipat yang sedari tadi ku genggam, beralih mengambil botol kecil berisikan air.

Setelah tutupnya terbuka ku tuangkan airnya pada luka yang menganga mengeluarkan darah merah pekat.

"Ah, hentikan. Jangan lagi."
Lirihnya. Dia menggigit bibir kecil merah muda miliknya, berusaha menahan rasa sakit yang tercipta karena ulahku.

Aku menghiraukan perkataannya, menganggapnya angin lalu tak berguna.

Yang akan kulakukan sekarang adalah mencekik leher jenjang putihnya dengan ke dua tanganku.

Kepalanya bergerak liar berusaha melepaskan tautan tanganku. Namun usahanya sia-sia, bagaimana pun dia mencoba.

Aku lah penentu kematian.

"Kau pembunuh.
Dasar psikopat."

Aku akui itu-lah gelar yang selalu diberikan kepadaku dari para korbanku.

Gelar yang sangat berharga di kehidupanku.

Oh ya, pesanku untuk kalian.
Berhati-hatilah terhadap siapa saja yang dengan mudah memikatmu, bisa saja seseorang itu adalah mereka yang sama denganku.

-Psikopat-

Difficult LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang