"Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang. Bersabarlah dan fokus untuk memantaskan dirimu. Yakinlah Allah akan hadirkan penyempurna agamamu di saat yang tepat."
Mentari pagi menampakkan dirinya, pertanda bahwa hari yang baru sudah dimulai. Jalanan kota Jakarta sudah tampak ramai oleh aktivitas masyarakat nya.
Shifa melirik arloji di pergelangan tangannya, sudah menunjukan pukul 6.30 wib. Ia harus sampai di kampusnya tepat pukul 8. Mahasiswi program studi bahasa Inggris ini dikenal dengan sebutan "ratu tepat waktu" karena sekali pun ia tak pernah telat atau pun bolos jam kuliah.
kini tampaknya ia sedikit gusar karena angkutan umum yang ditunggunya tak kunjung datang. Namun Shifa tak mau mengeluh, ia tahu Allah selalu ada untuknya. Ia percaya jika Allah telah merencanakan yang terbaik untuknya, baik hari kemarin, sekarang, maupun esok. Ia percaya itu.
Sembari menunggu angkutan umum, ia mengeluarkan tasbih dari dalam tas nya dan duduk di halte itu. Ia segera berdzikir. Tak lama setelah itu, angkutan umum pun datang membuat hati Shifa menjadi lega.
"Alhamdulillah" ucapnya seraya menaiki bis itu dan membaca doa naik kendaraan.
Artinya :
"Maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami (kendaraan) ini. Padahal sebelumnya kami tidak mampu untuk menguasainya, dan hanya kepada-Mu lah kami akan kembali"
••••••••••
Tak berapa lama, Shifa pun sampai di tempat kuliahnya. Masih sepi, seperti biasanya. Ia duduk di antara barisan bangku di koridor kampus. Sembari membuka Al-Qur'an kecil pemberian almarhumah ibunya lalu membacanya.
Ibunya sudah meninggal dua tahun yang lalu, beliau mengalami kecelakaan hingga nyawa nya tak tertolong.
Sedangkan ayahnya sudah menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki anak seumuran dengan Shifa. Heni namanya. Gadis cantik dengan bulu mata lentik dan juga lesung Pipit yang membuat wajahnya nampak manis. Usia nya hanya selisih satu tahun dengan shifa. Ia berkuliah di tempat yang sama dengan Shifa, dan mengambil jurusan ekonomi. Namun selama ini, Heni tak pernah menyukai Shifa. Ia enggan menganggap Shifa sebagai saudara tirinya. Bahkan di rumah pun Heni tak pernah bertegur sapa dengan Shifa. Bukannya Shifa tak ingin menyapa duluan, tetapi karena Heni selalu menganggap Shifa sebagai pengganggu. Karena itulah ia menahan diri.
"Assalamualaikum" ucap seseorang yang membuat Shifa menolehkan kepalanya.
"Waalaikumsalam, ada apa Widya?" Tanya Shifa pada seseorang itu yang diketahuinya adalah Widya, teman satu pengajiannya.
"Aku ingin menitipkan ini, Fa" ucapnya sembari memberikan sebuah kotak dengan pita merah di atasnya.
"Apa ini Wid? Dan untuk siapa?" Tanya Shifa. Widya terkekeh kecil sembari malu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan Allah
Teen FictionJodoh adalah rahasia Allah SWT. Perihal dengan siapa dan bagaimana kita di pertemukan adalah ketetapan-Nya. Maka, bersabarlah dalam penantian. Terus perbaiki diri dan yakinlah bahwa suatu saat Allah akan mempertemukan kita dengan orang pilihan-Nya y...