Kalam Purnama

45 5 5
                                    

Diatas kasur yang candu, Aku kembali bermain dengan diary jadul, dan pena unicorn kesayanganku. Aku selalu menanti dinginnya malam menguasai setiap sudut ruang nyamanku. Berteman suasana hati yang cukup damai, pena ini seolah menuntunku untuk menuliskan namanya di halaman baru.

.

Namanya Arkha Gumilar Vernandes..
Karenanya, aku faham..
Aku bukanlah seorang pendiam. Atau pemalu.
Aku hanya belum menguasai seorang Aku dengan sempurna.

Ia seolah menjadi ruang dalam sempitku.
Juga perisai dari semua mimpi burukku.
Aku sadar..
Segelap apapun dunia, Tuhan pasti berikan Kasih-Nya.. Lentera tak bertuan menghampiri ruang gelap tak bernyawa.

Namanya Arkha..
nama itu membangkitkan seorang Aku yang hampir lumpuh di peradaban bumi manusia.

.

'Tring'
1 pesan masuk

"Jaga pensil ku baik-baik ya, Daci..."

Dahiku mengernyit hampir bertaut. Sebuah Pesan kaleng dari nomor tak diketahui, seolah mengajakku untuk kembali pada keingin tahuanku pada pensil sialan beberapa waktu silam. Aku menutup note bookku, lalu kemudian beralih mengambil pensil yang berhasil membuatku sedikit mengaduh. Ku putar batang tubuhnya. Dan..

Kalimat itu tidak ada.

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Memastikan bahwa tulisan tersebut benar menghilang. Sama saja. Pensil tersebut tetap bercorak polos layaknya pensil yang tak pernah terukir apa-apa.

.

'Tring'
1 pesan masuk

"Aku tunggu di balkon."

Nomor yang sama kembali menghantui ku. Seketika jantungku berdegup tak beraturan. Balkon hanya tersedia di depan kamarku di rumah ini. Dan letak kamarku berada di lantai dua. Seseorang tak mungkin bisa kesana, kecuali melewati kamarku.

Tetapi bayangan seseorang yang tersorot cahaya purnama, seolah ingin membuktikan; Ia berhasil menyelundup masuk.

.

"Lo siapa?" Hening sejenak. Terdengar helaan nafas sebelum Ia memulai perbincangan.
"Masih inget gue, Sivia Dacianna?"Ia menoleh kepadaku. Nafasku tercekat. Matanya menatapku dengan tatapan yang begitu dingin dan tajam.

"Va.. Vaze Yuhana.. Ngapain lo kesini?"
"Ada yang salah dengan kehadiran gue disini? I'm just missing you, Dacianna." Seperti terkena mantra sihir, Aku tak bisa kuasai tangisku.

"Lo cuma ngebuka luka gue, Vaze." ucapku disela isak tangisku.
"Hahaha..."
"Gue..?" Vaze membalikkan tubuhnya. Desir angin malam membuat suasana diantara kami semakin memburuk. Vaze nampak lebih kelam dari biasanya.

"Siapa yang memulai semuanya, Dacianna?" Sebuah kalimat yang kembali membuatku merasa bersalah. Tangisku kembali pecah.

"Cukup Vaze! Gue minta Lo jagain Ezra di Tximista.¹  Gue percaya sama Lo. Tapi apa? Lo sengaja ninggalin Ezra disana!"

"Ezra udah ngambil Lo dari gue."

"Sadar, Va! Lo sama gue itu beda dimensi!"

Vaze terdiam. Hazel matanya perlahan berubah menjadi midnight blue. Emosinya semakin tidak stabil.

"(Menghembuskan nafas). Buat apa gue menjaga sesuatu yang merusak kebahagiaan gue?."
"Lo cuma peduliin kebahagiaan lo, nggak pernah mikirin orang lain." tukasku.

Makhluk itu tak pernah menyadari sifat iblisnya.

Aku menatapnya lamat. Lensa matanya sempurna menjadi biru langit. Vaze termakan emosinya sendiri.

"Ilargi osoa². Gue gak pernah semurka ini, Dacianna. Gue juga gak bisa untuk gak  bertindak atas ini. Jauhin gue sekarang." Ujarnya.

Sekujur tubuh Vaze seketika mengeluarkan cahaya biru. Aku memasuki kamarku, melihat semua kejadian tersebut di balik tirai jendela.

Vaze terlihat seperti depresi awalnya.

Sejauh yang ku ingat, dia pasti akan berbuat kekacauan terhadap alam.

Vaze kemudian menghilang. Sebelum akhirnya menghancurkan jalanan sepanjang komplek. Merusak mobil-mobil yang terparkir di bahu jalanan. Kemudian melihatku kearahku dengan senyum sarkastiknya.

13 Januari 2019, 02:00 AM

Satu hari menuju umur dewasaku. Ezra masih disana. Demi apapun, Aku lebih baik tak pernah mendapati malam bersama purnama, daripada harus menyaksikan jalanan komplekku kembali rusak. Atau lebih buruk dari itu.


Note :
1) Kilat (Basque) : Sebuah kehidupan di dimensi lain
2) Demi cahaya purnama (Basque)

*buat bagian ini kenapa sulit sekali. :(
Semoga kalian suka:')










AM I OKAY?// HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang