#1

35 10 2
                                    

"Zu, lo gamau nyari cewek apa?"

Yang ditanya bukannya menjawab malah asik men-scroll instagram.

Yang menanya mengerlingkan matanya sebal dan merebut handphone Lazu kasar.

Lazu berdecak, "Apaan sih, Je?" sungutnya tak suka.

"Lo yang apaan!" Gadis bernama Jea itu malah sewot.

"Ya biasa aja dong ga usah segala..." Lazu merebut kembali handphonenya yang ada di tangan Jea, "...ngerebut HP gue!"

Jea mengerlingkan matanya malas lalu kembali duduk.

"Zu," Jea memanggil.

Lazu hanya membalasnya dengan deheman.

"Kalo lo punya cewek jangan lupain gue, ya?"

Lazu menoleh sekilas, lalu menatap handphone nya kembali dan hanya mengangguk.

Jea merasa tak puas dengan respon Lazu, sehingga gadis itu menghampiri Lazu dan menggoyang-goyangkan bahu Lazu kencang, "Zu ih! Jangan cuek napa! Pantes ya lo ga punya cewek. Sikap lo aja cuek nya udah mendarah daging gini!"

Lazu tiba-tiba tertawa, membuat Jea mengernyitkan alisnya bingung. Lalu cowok itu menatap Jea dan berkata, "Dulu gue sama Elma itu gimana sih menurut lo, Je?"

"Hah?"

Lazu berdecak, "Itu loh, temen segengan lo waktu SMP, si Elma."

Jea membentuk huruf O di mulutnya, "Elma? Hm kayaknya semua orang dulu nyangkanya lo pacaran deh sama dia," Jea tampak berpikir, "Tapi lo ama dia beneran pacaran dulu?"

Lazu mengangkat bahu malas lalu kembali fokus pada handphone nya.

"Kenapa deh lo tiba-tiba nanya Elma? Kangen ya lo?" goda Jea sambil menatap Lazu yang masih fokus pada handphone.

"Kagak."

"Pftt! Boong!"

"Ya emang kagak," ujar Lazu datar. Jea akhirnya terdiam, Lazu melanjutkan, "Lo tau ga kalo dulu pas lo semua nganggep gua sama Elma pacaran sebenernya gua gaada rasa sedikit pun ke Elma?"

Jea membelalakkan matanya kaget, "Serius lo?! Gila sih! Kok bisa?" Jea tampak berpikir lagi, "Tapi ya, Zu. Lo waktu dulu kayak yang nge-spesialin Elma banget tuh. Ampe lo nolak semua cewek yang nembak lo. Termasuk Attaya."

Deg.

Jantung Lazu seakan terhenti ketika Jea menyebutkan nama gadis itu.

Gadis yang dahulu membuatnya penasaran semasa masa orientasi dulu.

Gadis yang rambutnya selalu panjang sebahu dan berponi.

Gadis yang banyak tingkah dan diam-diam salah tingkah tidak jelas jika sudah berada di depan dirinya.

Iya. Gadis itu yang dari awal menarik perhatiannya.

Oke. Katakanlah, gadis ini tidak secantik semua gadis di sekolahannya. Gadis ini tidak memiliki kulit seputih Elma, tidak secantik Jea, tidak sekalem Azrin, tidak sepintar Arinka. Tapi gadis ini.....

Lazu jadi ingat saat masa orientasi dulu. Gadis ini dan dirinya sama-sama terlambat sehingga mendapatkan hukuman tidak boleh mengikuti materi, dan sebagai gantinya mereka harus berjemur di lapangan.

Sialnya saat itu, hanya mereka berdua yang dihukum. Sepertinya siswa-siswi yang lain sudah paham betul akan ketatnya hukuman di sekolah ini.

"Nama lo siapa?"

Lazu menoleh, mendapati gadis berambut pendek sebahu dengan name tag yang sama sepertinya digantung di leher tengah menatapnya sembari memicingkan matanya karena pantulan sinar matahari yang menyengat.

"Lazu."

"Just 'Lazu'?" tanya gadis itu.

"Em... Maulana Lazuardy," tambah Lazu.

Gadis itu membentuk huruf O di mulutnya, lalu berkata, "Kalau gue panggil Nana, boleh ga?"

Lazu mengernyit. Nana? Aneh banget. Ia biasa dipanggil Lazu sejak kecil. Namun akhirnya Lazu bertanya, "Kenapa 'Nana'?"

"Karena Lazu itu udah banyak yang pake. Temen SD gue juga ada yang namanya Lazu. Gue panggil Nana aja ya? Maulana kan?"

Lazu mengangguk paham. Boleh juga, "Terus nama lo siapa?" Lazu yang kini bertanya.

"Attaya Deandra. Jangan panggil Atta ya. Gue bukan youtuber soalnya."

Lazu terkekeh pelan, lalu tersenyum, "Oke Attaya. Salam kenal, ya."

Gadis bernama Attaya itu membalas senyum Lazu, yang membuat Lazu terdiam seketika. Sumpah, ya? Senyumnya manis banget.

"Salam kenal juga, Nana."

Kalau mengingat awal perkenalannya dulu dengan Attaya, ia jadi suka senyum-senyum sendiri. Bagaimana dirinya dulu sangat senang mendapat senyum manis dari gadis berambut pendek itu.

"Zu? Lo ngelamunin apa sih?"

Lazu tersadar dari lamunannya. Ia langsung membuka line, mencari kontak Attaya yang barang kali masih ada di daftar kontak line nya.

Gotcha! Lazu menemukannya. Terakhir ia chatan dengan gadis itu adalah saat mereka kelas 9 SMP dan setelah itu mereka benar-benar lost contact.

Attaya masih inget gue ga ya, batin Lazu.

Cowok itu segera membuka kolom chat dengan Attaya. Semoga, gadis itu tidak mengganti line.

Attaya

Tes

Send!

Menunggu hasilnya membuat cowok itu deg-degan setengah mati. Akhirnya ia memutuskan keluar dari aplikasi line dan meluncur ke instagram. Notifikasi instagram membuatnya pusing saking ramainya. Banyak yang request dirinya men-cover lagu si ini lah si itu lah. Lazu sampai pusing melihatnya. Sudah resiko sih karena dirinya suka men-cover lagu-lagu dengan menggukan gitar, piano, atau drum nya. Tanpa menyanyi. Karena Lazu tidak pede dengan suaranya yang menurutnya biasa saja.

"Zu, ini kalo gue dianggurin terus mending gue balik ga sih?" Jea ngomong begitu karena memang dari awal dirinya dan Lazu pergi ke cafe, Lazu lebih banyak diam dan fokus ke handphone. Cowok itu hanya merespon jika gadis itu bertanya saja.

"Sabar dong, Je. Gue lagi..."

Deg!

Lazu membelalakkan matanya sempurna. Dewa keberuntungan sepertinya sedang berada di pihaknya. Karena baru saja, gadis yang ia cari mengepost sebuah foto dari gadis itu, yang membuat Lazu pusing.

Cantik banget.

"Lagi apa, Zu?" tanya Jea penasaran.

Lazu mendongak lalu menatap Jea serius, "Lo tau ga Attaya sekolah dimana?"

*****

MY FIRST DEBUT CERITANYA HAHAHA.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang