#4

10 0 0
                                    

Ini sudah hari ketujuh semenjak Lazu nge-dm Attaya di instagram.

Ini sudah hari ketujuh hati Attaya masih belum pulih dari rasa baper berlebihan.

Ini sudah hari ketujuh, Attaya dan Lazu berlanjut ke Line.

Iya, Lazu yang minta id line Attaya akhirnya.

Attaya tampak berguling kesana kemari di atas kasurnya. Ia merasa frustasi menunggu jawaban Lazu.

"Lama banget, dia ngapain dulu sih?" gumam Attaya sambil memperhatikan layar handphone nya.

Tiba-tiba, sebuah notifikasi dari line muncul. Dan itu dari Lazu.

Nana

Hari ini bisa ketemu ga?

Huhu. Rasanya Attaya seperti ingin tenggelam dalam dasar lautan saking senangnya. Ia bahkan sampai memukul-mukul bantal nya. Kalau ada Rasya saat ini, sudah jelas Rasya lah sasaran empuknya untuk dipukul-pukuli.

Attaya mengetik sesuatu.

Bisa. Mau ketemu dimana?

Send!

Attaya menghela napas lega. Sekarang, ia kembali menunggu balasan Lazu.

Deg-degan abis!

Attaya menoleh ke arah pintu karena barusan pintu kamarnya diketuk. Begitu Attaya mempersilahkan orang tersebut masuk, rupanya yang datang adalah Adani.

"Ngapain, Dan?" tanya Attaya begitu Adani ikut tiduran di samping Attaya.

"Gabut napa gua, nonton yuk, Tay!" ajak Adani sambil bangkit dari tidurnya. Namun, Attaya tidak merespon ajakan Adani. Malah sibuk chattingan dengan Lazu yang saat ini jelas sedang online.

Adani merebut handphone Attaya cepat, membuat gadis itu berteriak histeris saking kagetnya.

"ADANI BALIKIN!" teriaknya. Namun, bukan Adani namanya kalau tidak jahil.

"Chatan ama siapa sih ampe gue dicuekin, hm?" ujar Adani lalu membaca chatan Attaya dengan Lazu.

Hubungan mereka udah tembus sampe line? gumam Adani.

Attaya kini merebut kembali handphonenya. Lalu mendengus kasar sembari menatap Adani sinis.

"Gitu ya lo kalo udah ada doi," ujar Adani.

"Paan sih, orang enggak!" seru Attaya sewot. Lalu gadis itu turun dari kasur dan menuju lemari. Begitu sampai di depan lemari, ia mencari-cari baju yang sekiranya cocok dipakai dirinya yang akan bertemu dengan Lazu siang nanti.

"Mau ngapain, Tay?" tanya Adani sambil berjalan mendekati Attaya yang sibuk memilih-milih baju.

"Ih! Sebel banget, gue ga punya baju yang bagus apa ya?" gerutu Attaya sambil berkacak pinggang.

Adani membelalakkan matanya mendengar Attaya berkata seperti itu. Padahal sudah jelas di depan matanya sekarang adalah tumpukan baju bagus yang ia yakin Attaya belum pernah memakainya.

"Ini bagus, Tay. Belum pernah lo pake kan?" kata Adani sambil menunjukkan baju garis-garis berwarna merah dan putih.

Attaya tampak berpikir. Lalu mengambil baju yang dimaksud Adani dan melihatnya.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang