#5

11 2 0
                                    

"Lo masih suka ngegambar?"

Saat ini, Attaya sedang berjalan-jalan, mengelilingi Kebun Raya Bogor yang dipenuhi banyak pohon lebat. Sehingga, panasnya matahari siang itu tidak menjadi penghalang antara Attaya dan Lazu.

Ngomong-ngomong soal Lazu, iya. Mereka ketemu pas di cafe. Pas Attaya mau keluar cafe, pas banget Lazu mau masuk ke cafe. Akhirnya mereka nongkrong dulu di cafe sebentar, habis itu memutuskan untuk jalan-jalan keliling Kebun Raya. Itu Lazu yang minta. Meskipun dia orang Bogor asli, ia belum pernah ke Kebun Raya barang sekali pun.

Lazu mengangguk, "Tapi sekarang gue agak jarang ngegambar."

"Kenapa?"

"Sibuk."

Attaya menahan tawanya, "Sok sibuk banget lagian."

Gadis itu pun akhirnya berjalan duluan, meninggalkan Lazu yang kini tengah mengotak-atik kameranya.

Diam-diam, Lazu memotret Attaya yang tengah berjalan. Begitu melihat hasilnya, Lazu tersenyum.

"Na," panggil Attaya membuat Lazu mendongakkan kepalanya kaget, cowok itu mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya, "Kemarin di DM, lo bilang mau ngegambar gue. Udah belum?"

Lazu tersenyum, lalu berjalan mendekati Attaya dan mengeluarkan buku sketsa dalam tasnya. Cowok itu memberikan buku sketsa tebal tersebut ke Attaya. Gadis itu menerimanya dan membukanya satu demi satu.

"Langsung ke halaman terakhir aja," ujar Lazu sambil memotret jalan setapak.

"Gue liat-liat dulu deh. Gambaran lo bagus banget soalnya," komentar Attaya sambil mengamati satu per satu gambar buatan Lazu. Mulai dari gedung, tokoh kartun, hewan, tumbuhan, bahkan orang-orang tertentu seperti Monalisa. Sampai akhirnya Attaya dibuat kaget melihat ada sebuah gambar yang ia ketahui adalah salah satu artis Korea. "Lo sejak kapan suka Korea, Na?"

Lazu menoleh, "Hah?" Lazu tidak mendengar karena fokus memotret.

"Lo, sejak kapan suka Korea?" tanya Attaya lagi.

"Gue ga suka Korea."

"Ah boong."

"Iya, bener."

"Terus ini?" tanya Attaya sambil menunjukkan sebuah gambar, "Ini kan artis Korea. Tzuyu Twice kan?"

Lazu tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gue gambar dia karena menurut gue, wajahnya itu pas sih buat di gambar atau pun di lukis. Punya porsi yang bagus lah intinya. Bukan berarti gue suka Korea, Ya."

Attaya membentuk huruf O di mulutnya, lalu kembali membuka halaman demi halaman. Makin ke belakang, isinya Tzuyu Twice semua. Ini lama-lama, kayaknya Lazu bakal jadi fanboy-nya Tzuyu, atau mungkin Twice.

Attaya terdiam begitu melihat halaman terakhir. Sebuah gambar dirinya yang ada di buku sketsa Lazu tersebut. Lazu benar-benar berbakat. Gambarnya sangat mirip dengan foto yang asli. Bahkan, Lazu menempelkan sebuah foto polaroid kecil dirinya yang Lazu gambar. Lazu memang niat!

"Waw," itu ucapan pertama Attaya. Lazu menoleh dan menghampiri Attaya. Cowok itu mendadak salah tingkah dan terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sorry ya, kalo ga terlalu bagus. Gue buatnya agak buru-buru," ucap cowok tersebut.

"Dih, ga bagus apanya? Ini lebih dari kata bagus! Apa bahasa Inggrisnya? Perfect? Yeah! Ini lebih dari kata Perfect! Karena lo gambar gue, jadinya bagus bangeeet!" seru Attaya.

Lazu menatap jijik ke arah Attaya, "Pede banget lo."

Attaya tertawa, "By the way, boleh gue simpen ga?"

Lazu membelalakkan matanya, "Serius lo pengen nyimpen?"

Attaya mengangguk semangat. Lazu mengiyakan. Attaya bersorak senang.

"Gue robek nih halamannya?" tanya Attaya.

"Jangan. Bawa aja."

"Hah? Kok gue bawa?"

"Daripada di robek, sayang nantinya."

"Tapi ini masih banyak."

"Anggep aja hadiah ulang tahun dari gue, selamat ulang tahun ya," Lazu tersenyum, Attaya yang bingung. "Lo-- ulang tahun kan pas Januari kemarin?" tanya Lazu memastikan.

"Oh iya! Oke makasih, Nana!" seru Attaya sambil tersenyum. Lalu memeluk buku sketsa itu, "Habis ini mau kemana, Na?"

Lazu tampak berpikir, "Nonton End Game, yuk?"

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 3.30 sore. Kini, Attaya dan Lazu tengah berada di suatu Mall hendak menonton film di bioskop. Lazu sudah memesan dua tiket untuk dirinya dan juga Attaya. Sedangkan Attaya tengah membeli pop corn dan juga soft drink untuk dimakan dan diminum saat film dimulai.

"Lebih suka pop corn yang manis atau yang asin?" tanya Attaya begitu ia menghampiri Lazu yang tengah duduk di sebuah kursi.

Lazu tampak berpikir, lalu menjawab, "Asin. Yang manis kan lo."

Attaya menatap horor ke arah Lazu, namun Lazu hanya tertawa, meskipun setelahnya Lazu merutuki dirinya sendiri yang amat menyebalkan. Bisa-bisanya ngegombal disaat yang ga tepat, Zu.

"Filmnya tiga jam loh, Ya," ujar Lazu tiba-tiba, demi menghindari suasana canggung.

"Memangnya kenapa?" tanya Attaya.

"Ntar lo tidur ga?"

"Ya enggaklah."

"Masa?"

"Iya, Nana. Lo kali yang bakalan tidur."

Lazu terkekeh, "Gini aja, kita taruhan. Mau ga?"

"Maksud lo taruhan kayak--- siapa yang ketiduran pas nonton harus ini bla bla bla gitu?" tebak Attaya.

Lazu menjetikkan jarinya, "Betul! So, do you want to play this game, girl?"

"Kalau kalah?" tanya Attaya sebelum menyetujui taruhan ala-ala tersebut.

"Traktir KFC habis ini?"

Attaya tersenyum lebar, "Deal!"

*****

Attaya melirik ke arah Lazu.

Sepertinya, dewa keberuntungan sedang berada di pihaknya.

KFC, wait for me!

*****


jadi inget taruhan sama doi awkwkwkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang