#3

22 2 0
                                    

Lazu tidak paham lagi mengapa rasanya setidak nyaman ini menunggu jawaban. Ia sudah berkali-kali mondar-mandir akun instagram dan line demi mendapatkan sebuah notifikasi dari orang yang ditunggunya. Sampai-sampai ia bosan menunggu. Akhirnya ia membuka kembali instagramnya dan mengecek DM nya barusan dengan Attaya.

Dirinya agak malu sekarang. Tapi ia sudah tak tahan dan sangat merindukan gadis itu.

Lazu membelalakkan matanya kaget ketika pesan yang terakhir ia kirim sudah dibaca oleh Attaya. Dan Attaya kini tengah mengetik sesuatu. Panik yang melandanya kini apakah dirasakan juga oleh seluruh kaum hawa maupun kaum adam yang tengah jatuh cinta?

Eh tunggu.

Jatuh cinta?

Lazu tertawa miris, mengingat dulu dirinya pernah menyukai gadis itu namun hanya menjadi angin lalu karena akan satu hal, dan dirinya harus mendekati salah satu sahabat dari gadis itu.

Hah sial. Seandainya dulu ia tidak gampang terpengaruh...

Ting!

Lazu mengernyitkan alisnya dengan balasan DM dari Attaya.

Apaan sih lo, Gaya banget sok ngegambar gue. Wkwkwk

Lazu menghela napas. Kini, Attaya agaknya sudah terlanjur ilfeel dengan dirinya. Ia memang pantas mendapatkan ini. Bahkan balasan DM dari Attaya tidak seberapa dengan perlakuannya dulu saat masih SMP.

Shit, i got my karma now.

*****

Attaya rasanya ingin membanting handphone nya saja. Ia sudah berulang kali mencoba login instagram di handphone nya sendiri namun tetap tidak bisa. Ini pasti karena memori ponselnya yang penuh. Padahal, ia sudah menghapus sekiranya tiga aplikasi yang cukup besar kapasitas penyimpanannya beserta data-data yang menurutnya tidak penting.

Namun instagram tetap saja tidak bisa memasuki akunnya.

Attaya mendesah frustasi, alasan ia ingin membuka instagram tentu saja untuk menunggu balasan DM dari Lazu. Ia tidak mungkin kan menyuruh Rasya yang membalas semuanya?

Attaya tiba-tiba teringat. Ia segera nge-whatsapp sahabatnya yang kebetulan rumahnya hanya berjarak tiga rumah.

Numpang buka ige aja deh di hp si Adani, batinnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Attaya sudah siap menuju rumah Adani. Sebelumnya ia sempat ditegur oleh mamanya karena keluar malam-malam. Tapi, mama nya mengizinkan dirinya begitu tau kalau ia ingin pergi ke rumah Adani.

Adani memang sudah dipercaya oleh mamanya Attaya.

"Adaniiii," Attaya sedikit berteriak. Sebenarnya, ia bisa saja menelepon Adani, tapi pasti Adani tidak akan mengangkatnya. Daripada lama, Attaya lebih baik langsung nyamper kan?

Pintu rumah milik Adani terbuka dan menunjukkan seorang cowok dengan mata yang mengantuk sembari dikucek-kucek itu membuka pintu. Sudah pasti itu adalah Adani.

"Dan, numpang buka ige dong," ujar Attaya masih di luar rumah Adani.

Adani tidak menggubris, malah masih mengucek-ngucek matanya. Attaya menggeram kesal dan membuka pagar mencoba masuk. Seakan-akan dirinya adalah pemilik rumah.

Peduli amat, Adani juga suka gitu kalo ke rumah.

"Mau ngapain?" suara khas cowok bangun tidur. Kalau Attaya lagi khilaf, pasti Attaya bakal ngegumam seksi banget anjir.

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang