Prolog

15 0 0
                                    

Deas melirik kesana kemari untuk mencari keberadaan istrinya.

"Sayang, kamu dimana?" Panggil Deas dengan lantang.

Langkah Deas terus berlanjut ke arah ruang tengah, dapur, ruang kerja, bahkan kamar mandi luar, namun tak ada tanda-tanda keberadaan istrinya.

Deas mulai resah dan gusar.

"Sayang? Kamu dimana? Jangan buat aku khawatir!" Teriak Deas yang sekali lagi tak mendapatkan respon apapun, apartemennya sepi tak berpenghuni.

Dengan langkah lebar Deas kembali beranjak ke dalam kamar berniat untuk menghubungi istrinya, ia pun berjalan menuju nakas samping kasur mereka untuk mengambil ponsel, namun matanya terbelalak sempurna saat mendapati sebuah amplop putih dan cincin dengan batu permata kecil di tengahnya, cincin yang amat sangat familiar baginya.

Suara Deas sudah tercekat, tangannya tiba-tiba dingin dan bibirnya mulai bergetar.

Kamu gak mungkin ninggalin aku kan?? Kumohon!

Kamu gak mungkin ninggalin aku kan?? Kumohon!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Randeas Alvaro Benedict

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang