1

16.1K 738 205
                                    

Malam itu di kota Bangkok, seorang pemuda tampan kelahiran 21 Februari 1991 tengah berjalan mantap diantara ratusan tamu yang hadir di sebuah acara bahagia antar dua keluarga yang menjadi satu. Tubuhnya yang tegap berisi dengan tinggi 182 cm, cukup membuatnya menjadi sorotan malam itu. Jas hitam rapi yang diyakini berharga mahal hanya dengan sekali lihat, sangat cocok dikenakan olehnya. Rambut hitam yang ditarik kebelakang dan ditata sedemikian rupa, memperlihatkan jelas pahatan wajahnya yang tegas. Dia benar-benar memukau. Apalagi saat urat-urat tangannya yang begitu jelas tampak saat dia mengangkat gelas minumannya untuk dicicipi. Kalau saja ini bukan acara mewah yang diberitakan, para gadis yang ada disana pasti tak akan segan-segan untuk berteriak memujanya.

"Mew! Lagi-lagi kau meninggalkan ku dibelakang." Pria tampan yang dipanggil Mew barusan, langsung menoleh ke asal suara yang menatapnya kesal.

"Ya ampun Ai'Saint, aku sangat malas jika harus menunggu kalian."

"Dia tak jadi datang."

"Ck, pria yang mudah ditebak."

"Berhenti mengatainya di depan ku Tuan Mew Suppasit," balas Saint sarkas, yang mengundang tawa lepas dari sahabatnya itu.

"Hahaha baiklah kalau begitu berjalan lah di samping ku na." Mew langsung menarik lengan Saint agar mendekat padanya.

"Hei! Apa yang kau lakukan? Kenapa aku harus berjalan di samping mu?" Saint tak mengerti kenapa Mew malah melingkarkan lengan berotot itu di sepanjang pinggangnya.

"Lihatlah sekitar mu, kau tentu tak ingin mereka terus menatap mu lapar dan menerkam mu hem," bisik Mew ditelinga Saint.

"Sial!" maki Saint dalam hati. Dia tak mengerti kenapa semua pria itu menatapnya seakan ingin memiliki nya. Kenapa tak ada satupun wanita yang menatapnya seperti itu juga.

"Ini semua pasti karenanya." Saint menoleh jengkel pada Mew yang berjalan sambil terus melempar senyum tipis yang mampu membuat siapa pun bertekuk lutut di depannya. Benar-benar mengambil semua perhatian hingga tak ada yang akan mengaguminya tampan malam ini (lagi).

"Berhentilah menunjukkan wajah seperti itu Ai'Saint. Orang-orang akan berpikir bahwa aku tidak melayani pasangan ku dengan baik.

"Siapa yang kau sebut pasangan mu tuan Suppasit?"

"Hahaha tentu saja pria manis di samping ku ini," goda Mew sambil mencolek gemas dagu Saint. Sayang yang digoda tampak tak menunjukkan respon yang berarti. Hanya rotasi mata dengan wajah yang jengah. Namun Mew sudah terlalu biasa dengan sikap sahabatnya yang seperti itu.

"Sebaiknya kau cepat-cepat mencari kekasih Mew. Jomblo seperti mu terlihat sangat menyedihkan asal kau tahu saja."

"Ya ya ya, dan asal kau tahu saja kata-kata itu udah ribuan kali kau ucapkan dan bahkan perharinya kau bisa mengatakannya sebanyak 5 kali untuk ku. Tak bisakah kau berhenti untuk-"

"Pao krab, aku akan terus mengoceh sampai kau mendapatkan kekasih mu yang baru," ucap Saint cukup tegas. Bukan maksudnya seperti itu. Dia hanya tak ingin sahabatnya diam-diam bersedih, diam-diam menangisi pria tak berperasaan itu.

"Huff."

Mew menyerah. "Chai, akan kucari kekasih ku di sini dan kau akan berhenti mengoceh setelah itu."

"Tentu dan kuharap ini bukan hanya one night-"

"Pao krab, dan kau tak perlu mengatakannya dengan jelas seperti itu Ai'Saint. Reputasi ku bisa rusak nanti na~"

"Tidak sampai kau mendapat kekasih baru."

"Ck." Mew berdecak kesal namun dia tetap menuruti kemauan sahabatnya.

Yes Or End [MewGulf] [Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang