purple eyes in the rain

217 9 5
                                    

"Manik violetnya mencuriperhatianku"

Kantung gelap yang mebungkus kota ini,basah. Mobil mobil lalu lalang memenuhi jalanan, menyisakan para pengendara motor yang tidak membawa jas hujan untuk berteduh.

Orang orang membelah hujan dengan payung mereka. Berjalan tanpa menyapa seorangpun.

Kulewati jalanan dibawah langit mendung tanpa payung. Sekujur tubuhku kini terlihat seperti baru tercebur kedalam air.

Kutundukan kepala tanpa merasa harus mempedulikan tatapan orang orang.

Mereka menatapku dengan tatapan iba, tapi tak seorangpun memberikan payung padaku.

Tas sekolahku yang juga basah tetap kugendong dengan mantap. Seragam merah-putihku sedikit kotor terkena lumpur. Bahkan sepatuku sudah diisi oleh genangan air.

Entah apa yang membuatku malas membawa payung tadi pagi.

Tapi rasanya aku beruntung untuk tidak membawanya. Karena hujan ini dapat menyembunyikan air mataku.

Aku berjalan melewati gang gelap tanpa menoleh sedikitpun. Tapi langkahku seketika terhenti saat mendengar sebuah suara.

Kuputuskan untuk menoleh kesumber suara. Sebuah cahaya berwarna ungu mendekatiku membuat ku terkejut.

Aku berjongkok menyadari sang pemilik 'mata' bercahaya itu lebih rendah dari pada aku.

Ia mendekatiku sembari mengeong pelan. Wajah bulatnya mendongak memperlihatkan tatapan yang sedang memohon.

Aku mengelus kepalanya dengan lembut. Tanganku yang basah tak ia pedulikan. Ia memejamkan manik violetnya sambil mendengkur nyaman.

Tubuhnya basah. Sisa tetesan hujan masih ingin berlama lama berada didalam tubuh mungil itu.

Aku sedikit memiringkan kepala. Dilihat dari postur tubuhnya sepertinya ia kucing rumahan.

Bulu abu abu yang bersih dan sikap yang jinak. Tidak salah lagi kalau ia kucing peliharaan.

Tapi kenapa ia ada dibawah hujan? Harusnya saat ini ia sedang bergelung nyaman diatas pangkuan majikannya. Apa jangan jangan ia dibuang?

Tiba tiba udara dingin menyapa pori pori kulitku, membuatku menggigil.

Tapi kakiku seketika menjadi hangat. Saat kumenunduk aku mendapati ia yang memiliki manik violet bergelung di atas kakiku.

Ia mendongak dan menatapku. Arti tatapannya seperti : "Udah gk kedinginan lagi kan?". Membuatku tersenyum.

"Padahal kamu manis lho, kenapa majikanmu tega membuangmu?" Aku membalasnya dengan mengelus tubuhnya yang sekali lagi membuatnya mendengkur nyaman.

Aku merasa kasihan dengannya dan memutuskan untuk membawanya pulang.

Ia sama sekali tak memberontak saat aku menggendongnya. Ia hanya memain mainkan rambutku yang basah,membuatku sesekali meringis saat ia menarik rambutku.

Hujanpun berhenti. Langit senja menyapa mataku. Langit seperti mengerti ada sebuah kebahagiaan yang baru muncul dari kedua mahluk yang kesepian.

Saat ditengah jalan, ia yang memiliki manik violet memintaku menurunkannya.

Ia terlihat penasaran dengan genangan air. Aku mengahampirinya dan mendapati bayangan kami berdua terpantul dengan berlatar langit oranye di genangan.

Padahal kami baru bertemu 10 menit yang lalu, tapi kami sudah merasa akrab seakrab teman yang sudah menjalin pertemanan selama 10 tahun. Mungkin karena kami merasa senasib.

Saking penasarannya ia mencelupkan kaki depannya kedalam genangan. Kemudian buru buru menariknya kembali.

Ia mengibaskan tangannya yang basah. Wajah shock-nya membuatku tertawa.

Manik violetnya ia pejamkan sembari menjilat kaki depannya. Aku menggendongnya kembali.

"Kamu lucu banget ih"
Aku mengeratkan pelukanku. Ia terus menjilat kaki depannya. Korban rasa penasarannya.

"Ayo kita pulang"

Dear Mama,
Hari ini aku bertemu mahluk berbulu yang memiliki manik violet yang indah. Aku menemukannya di bawah hujan saat aku pulang sekolah. Pertama kali aku melihatnya, aku terkejut ada cahaya berwarna ungu yang bergerak mendekatiku. Ternyata itu seekor kucing yang dibuang. Karena kasihan aku membawanya pulang. Semoga mama menyukainya :)

Salam hangat,
Mio

TBC~₍₍ ◝( ゚∀ ゚ )◟ ⁾⁾

Ini wattpad pertamaku, terima kasih sudah membaca :)))

I hope you enjoy it(*˘︶˘*).。*♡

A cat With purple eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang