lima, kusut

1.4K 217 24
                                    

aku menggigit kuku tangan dengan cemas, aku sedari tadi memandangi hp nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku menggigit kuku tangan dengan cemas, aku sedari tadi memandangi hp nya. memang ya, masalah jarak tuh bikin orang kasmaran nempel banget sama hp.

sudah 3 hari sejak hari itu. aku hanya menjawab chat taeyong seadanya. taeyong masih sama, selalu mengingatkan mandi sore, ngasih ucapan selamat pagi, dan diakhiri kata maaf yang terus berulang selama 3 hari ini.

aku ngga tahan, aku sendiri juga nggamau berakhir jadi teman doang sama taeyong. mau ngga mau, aku mengalahkan ego ku sendiri untuk mengirim pesan duluan ke taeyong.

mas taeyonggg

|nes
|makan nya teratur kan?

iya mas|
jadi, gimana?|

agak lama aku menunggu jawaban nya, padahal sudah dibaca. aku menatap layarku lekat-lekat, bahkan mengabaikan makanan didepanku dan teman-temanku yang sedang sibuk makan. ini jam makan siang, dan kantin sepi. makanya kita milih nongkrong disana.

|bentar dek, masih rapat
|nanti aku pikirin lagi, ya?
|jangan ngejauh

aku meletakkan sendok ku dengan kasar. rahangku mengeras, menahan emosi. jujur saja, aku sedikit kesal membaca kalimat terakhir.

kamu pengen seseorang tetap ada di sisi kamu sedangkan kamu sendiri masih bingung sama diri kamu sendiri. yang mana, kamu juga habis ngecewain orang itu.

sebenarnya, tanpa diminta pun aku juga ngga bakal bisa ngejauh beneran dari dia. dan, iya. aku juga ngerasa senang ngebaca kalimat tadi.

"nes, kuy balik. udah selese lo?" renna menutup tempat sendok garpu nya dan memasukkan nya ke tempat bekal tupperware merah nya. aku mengangguk singkat sambil membereskan bekalku.

lyra dan lain nya udah berdiri dari meja, dan renna menunggu ku. "siapa, nes? sibuk banget daritadi."

aku berjalan bersama renna di barisan paling belakang. "oh, ngga. btw, tadi ipa ngapain?"

renna menatapku kesal. dia mulai menceritakan pelajaran ipa yang tadi dia lalui di kelas nya, mengasih bocoran ke aku. aku ngga terlalu mendengarkan dia, pikiranku masih terpaku dengan kalimat taeyong tadi.

astaga, nessie udah gila ya.







taeyong yang baru aja sampai di rumah, langsung mencuci muka dan menatap pantulan dirinya di cermin. lingkar matanya menghitam, tanda dia kurang tidur dan kecapean. taeyong mengusap wajahnya kasar dan memijit keningnya. "jancok ah."

rasanya seidkit lega setelah taeyong mengumpat kata tersebut. taeyong keluar dari kamar mandi dan berjalan pelan ke lantai dua.

"bunda?" taeyong mengintip kamar bunda nya saat perjalanan menuju kamarnya. ia menemukan bunda yang sedang maskeran di pinggir ranjang dan membaca novel.

"udah pulang?" bunda meletakkan novelnya dan tersenyum tipis ke taeyong --cewe kalau maskeran gabisa senyum lebar, ikr.

taeyong menghampiri bundanya dan mencium tangan bunda. "udah. ayah kapan pulang?"

bunda mengusap kepala taeyong sebentar, "udah pulang lho. itu lagi nyemil kali di dapur."

taeyong hanya mengangguk paham dan pamit keluar kamar dan menuju kamarnya sendiri. kelas sore nya baru aja selesai sehabis maghrib, dan hari sudah malam. taeyong pun bingung sekarang mau ngapain, karena nessie juga sekarang jadi lebih cuek ke dia.

taeyong ngga menyalahkan nessie yang sekarang begitu, kok. dia tau, cewe wajar kalau bersikap demikian sehabis mengalami kejadian seperti tempo hari.

ketika taeyong baru saja menutup pintu kamar, tatapan nya bertemu dengan sebungkus rokok di atas meja nakas. lalu dia menatap ke jendela, entah buat apa.

"rokok, ya?"

taeyong mengambil rokok tersebut dan melempar diri ke ranjang. dia menatap bungkus rokok tersebut dan berdecak. sungguh, taeyong jarang bicara sendiri di kamarnya --namun, untuk hari ini pengecualian.

"kapan gue terakhir ngerokok, ya?"

taeyong meletakkan rokok itu di meja lagi dan turun dari ranjang. dia melepas sweater hitam yang tadi dia pakai untuk ngekampus, dan mengambil satu kaus putih polos. setelah mengganti pakaian nya, dia membuka pintu balkon dengan rokok tadi di tangan nya.

taeyong ngga suka rokok. tapi dia suka angin malam.

lagi-lagi, hari ini pengecualian. taeyong rasanya ingin merokok. taeyong mengambil satu batang lalu menghidupkan nya dengan pemantik api. taeyong menjauhkan rokok itu dari bibirnya setelah menghisapnya, lalu kembali mengusap wajahnya.

"gila ya, cewe doang."

taeyong mengeluarkan hp nya dari kantung celana dan meletakkan nya di samping nya. dia sedang duduk di kursi balkon yang terdapat meja kecil disampingnya.

layar hp nya mati. dia sibuk dengan rokoknya dan pikiran yang terus menganggu. entah memikirkan nessie, atau gadis lain. entah apa juga yang bisa membuat taeyong seperti ini.

tiba-tiba, layar hp nya menyala. atensi taeyong teralihkan ke layar hp yang menunjukkan notif dari line. taeyong awalnya cuek, ngga peduli sama pesan-pesan yang masuk.

tapi, nama kontak pengirimnya yang membuat dia tertarik mengambil hp nya yang tergeletak dengan tangan kanan nya yang tidak memegang rokok.

nessie

|mas
|jangan ngerokok kalau butuh pelampiasan
|mending kamu ngegitar

taeyong yang membaca itu sontak tersenyum tipis. dia rindu, dengan ketikan nessie yang biasa taeyong lihat sebelum nessie cuek. seperti tadi.

taeyong pun menatap rokok yang tinggal setengah di tangan nya, tanpa pikir panjang, dia mematikan rokok tersebut di asbak rokok yang tersedia di meja.

nessie

gimana ga tambah sayang kl kamu nya aja gini, nes|

gimana ga tambah sayang kl kamu nya aja gini, nes|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ kita dan kata, taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang