Di sisi lain, ketika Mu Xiaoxiao berbicara dengan Lu Yichen melalui telepon, dia tanpa sadar berjalan menuju tempat yang sunyi, dan dia berakhir di pintu masuk tempat parkir.
Tiba-tiba, beberapa pria, yang tampaknya melarikan diri dari sesuatu berlari ke arahnya, secara tidak sengaja mengetuknya dan menyebabkan ponselnya jatuh ke tanah.
Mu Xiaoxiao dengan cepat mengangkat teleponnya untuk memeriksa apakah teleponnya rusak.
Dia kemudian memelototi pria-pria itu dengan marah, tetapi dia melihat bahwa mereka memegang pisau dan tongkat di tangan mereka.
Mu Xiaoxiao kaget. Mungkinkah orang-orang ini menyerang seseorang di dalam?
Dia khawatir bahwa seseorang mungkin telah terluka. Karena itu, dia dengan hati-hati berjalan menuju tempat parkir untuk menyelidiki.
Dari jauh, dia melihat sosok tinggi dan ramping. Mengapa itu terlihat seperti Yin Shaojie?
Dia segera menjadi cemas karena takut bahwa dia mungkin akan diserang.
Dia bergegas, tetapi sedikit yang dia harapkan untuk melihat pemandangan seperti itu ...
Dalam kegelapan dan di bawah naungan pohon, An Zhixin memeluk leher Yin Shaojie. Keduanya sangat dekat, tampak seperti sedang berciuman.
Mu Xiaoxiao berhenti, tidak bergerak. Jantungnya terasa seperti darah mengalir terbalik, dan tangan dan kakinya dingin.
Dia mengambil dua langkah ke depan, ingin mempertanyakan Yin Shaojie secara pribadi.
Lalu tiba-tiba, dia melihat Yin Shaojie memegang bahu An Zhixin, dan bibirnya yang memikat berubah menjadi senyum lembut ...
Pada saat itu, Mu Xiaoxiao merasa seolah seseorang telah begitu kejam mencengkeram hatinya sehingga dia tidak bisa bernapas dari rasa sakit.
Kemudian, rasanya seperti ada pin dan jarum menusuk hatinya.
Rasa sakitnya begitu tak tertahankan sehingga seolah-olah dia sedang terkoyak!
Kakinya seberat timah, dan dia tidak bisa melangkah maju.
Kemerahan pipinya memudar, hanya menyisakan warna pucat.
Dia bahkan tidak ingin melirik lagi, takut dia akan melihat adegan yang akan menyebabkan patah hati yang lebih besar.
Saat dia berbalik, air mata mengalir di pipinya ...
...
Namun, karena Mu Xiaoxiao telah melarikan diri dari tempat kejadian, apa yang tidak dia lihat adalah bahwa Yin Shaojie telah menghentikan An Zhixin dari membiarkan bibirnya menyentuh bibirnya.
Ketika An Zhixin telah melemparkan dirinya ke atasnya, Yin Shaojie meraih bahunya dengan kedua tangan untuk menghentikannya mendekat.
An Zhixin tercengang. Dia tidak berharap dia bereaksi begitu cepat.
Dia menatapnya, tampak terluka saat dia menangis sambil berkata, "Kenapa ... kenapa kamu tidak menciumku? Hanya sekali. Saya ingin Anda memastikan perasaan Anda, oke? ”
Sudut bibirnya terangkat secara tak terduga, senyumnya mengungkapkan sentimen lembutnya.
Dia sepertinya memikirkan seseorang, matanya membawa kasih sayang yang dalam.
“Karena aku sudah yakin dengan orang yang ingin aku cium. Hanya ada satu orang, dan itu bukan kamu. "
An Zhixin kosong saat dia menatap sentimen ke wajah tampannya.
Dia sangat cemburu!
Siapa gadis yang ingin dia cium? Kenapa dia tidak bisa mendapatkan cintanya yang dalam!
Mungkinkah dia ... Mu Xiaoxiao itu?
Mengapa!
Mengapa!
Yin Shaojie mundur dua langkah, menjauhkan diri darinya.
Dia berkata dengan tenang, “An Zhixin, jangan terlalu memikirkan aku. Saya orang yang egois. Saya membantu Anda, bukan karena saya menyukai Anda, tetapi hanya untuk memenuhi keinginan saya sendiri."
Setelah selesai, dia berbalik dan pergi tanpa perasaan.
An Zhixin terpaku di tanah saat dia terus menatap sentimen pada sosoknya yang sedang surut.
Meskipun dia telah dengan jelas mengatakan kepadanya bahwa dia tidak menyukainya ... mengapa dia merasa lebih gila tentang dia?
060619
