Semaunya

91.3K 2.2K 20
                                    

Malvin Narendra Atmaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malvin Narendra Atmaja



Happy Reading





Maisya benar-benar merasakan kalau dunianya melebur menjadi debu ketika mendengar kalau Kirana, ibunya, menyetujui permintaan Malvin agar mereka menikah bulan depan.

Menikah?

Dengan Malvin?

Bagaimana dengan kuliahnya?

Maisya ingin sekali menendang Malvin kembali ke Australia agar pria tua itu tidak semena-semena lagi terhadap hidupnya. Tua? Pantaskah Malvin ia sebut tua? Umurnya baru 28 tahun, berbeda 7 tahun dengannya.  Malvin tampan dan juga mapan. Saat ini ia mungkin sudah menjabat menjadi CEO di perusahaan milik orang tuanya, MART Estate.

Karena kedua orang tua mereka berteman baik, sehingga Maisya dan Malvin begitu akrab sejak kecil. Keduanya memang telah dijodohkan sejak kecil, hanya saja Maisya terus saja menolak Malvin mentah-mentah hingga Malvin harus menjebak Maisya dengan cara yang licik agar mau menikah dengannya.

Sebenarnya gak ada ruginya Maisya jika ia menikah dengan Malvin. Pria itu memiliki segalanya. Hanya saja Maisya memang belum siap membangun rumah tangga, apalagi hidup dengan Malvin.

Maisya menghentak-hentakkan kakinya ketika ia berjalan memasuki kamarnya agar pria yang juga berjalan di belakang ini tahu bahwa dirinya kesal. Pria itu justru terlihat santai saja.

Maisya menatap tajam ke arah Malvin yang kini sedang menutup pintu kamar Maisya.

"Kenapa harus bulan depan, sih?!" protes Maisya.

"Memangnya kamu mau minggu depan?" balas Malvin dengan santai sambil membuka jasnya dan meletakkannya begitu saja di sofa.

"Menyebalkan!" umpat Maisya cukup keras sengaja agar Malvin mendengarnya.

"Kalau terlalu lama, yang ada kamu pacaran lagi terus diputusin lagi hahahaha."

Malvin sengaja meledek Maisya. Ia bahkan terbahak-bahak setiap kali mengingat bahwa Maisya diputusin oleh beberapa mantan pacarnya.

"Aku diputusin karena terlalu baik buat mereka," sahut Maisya dengan bangga.

"Baik? Ngaca dulu sana," sahut Malvin meledek. Maisya langsung
mendelik.

"Lagi pula kenapa sih kamu takut sekali menikah? Kan menikah itu enak," ungkap Malvin sambil memikirkan hal yang ia sebut enak tadi.

"Di kepalamu itu hanya ada adegan ranjangnya saja. Kamu pikir menikah itu hanya menghabiskan waktu di ranjang saja, hah??" Maisya mulai gusar. Ia tidak habis pikir dengan pemikiran Malvin yang pendek itu.

"Ya abisnya aku udah gak tahan pengen masukin kamu. Apa kamu gak mau penasaran gimana nikmatnya ketika aku memasukimu dengan keras dan dalam?" Malvin kembali meracau vulgar. Pria itu benar-benar mesum, setidaknya saat bersama Maisya.

BE YOURS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang