"Gembul?"
"Hah?"
Jungkook mendengus "Mau apa?" Tanyanya tanpa mempersilahkan Jimin masuk.
"Ada Titipan Mama buat Tante" Jimin mengangkat sebuah kotak yang dibungkus oleh kain merah -entah apa namanya itu Jungkook tidak tau- berukuran lumayan besar.
"Masuk"
Jimin tersenyum ketika Jungkook sedikit mengeser tubuhnya.
"Ehehe makasih kak" balasnya riang.
Jungkook tak menjawab. Pria muda itu malah melangkahkan kakinya ke arah tangga dan meninggalkan Jimin sendirian.
'Ada apa dengan kak Jungkook?'
"Nak Jimin?" Jimin yang awalnya melongong langsung menoleh dengan memperlihatkan wajah cerianya.
"Hallo Tante Yoongi" Salamnya sopan.
"Ada apa Jiminie?" Yoongi berjalan menghampiri Jimin.
"Ini ada titipan dari Mama" Tantan kecil itu menyodorkan titipan sang ibu.
"Wahh terimakasih banyak" Yoongi dengan cepat mengambilnya.
"Hehe iya tente"
Yoongi tersenyum dan mengajak Jimin untuk ikut memasak bersamanya. Jimin tentu saja tidak menolak karena Yoongi adalah salah satu orang yang dekat dengannya. Biarpun mereka baru saja bertemu beberapa hari, tapi keluarga Jeon dan Park sudah lumayan dekat. Bahkan terlihat seperti sudah mengenal lama.
"Tante" Jimin memanggil Yoongi pelan.
"Ya?" Yoongi langsung menatap Jimin yang saat ini sedang menyusun hasil masakan mereka di atas meja.
"Kak Jungkook kenapa?" Tanya Pria mungil itu. Merasa heran karena sikap Jungkook yang tiba-tiba cuek padanya. Padahal kemarin mereka baik-baik saja.
"Ohh, anak itu kemarin diputusin pacarnya" Yoongi menjawab dengan lumayan datar. Rasa kesalnya yang sempat ia lupakan tadi kembali lagi.
Jungkook. Dia itu benar-benar. Bakhan Yoongi yang membangunkannya tadi pagi dibentak dengan kurang ajar. Hei, ibu mana yang tidak marah kalau dibentak oleh anaknya sendiri?
"Bahkan tadi Pagi Tante dibentak oleh anak itu" Yoongi mengerutu kesal.
Jimin tentu saja terkejut. Jadi, Kak Jungkook udah punya pacar?
Seketika Jimin menduduki bangku terdekat dengan dramatis. Astaga, baru mau PDKT aja udah sesakit ini. Tapi, bukankah mereka sudah putus?
Jimin yang awalnya lunglai langsung berdiri dengan imajiner kobaran api di belakangnya
'Aku tidak boleh meyerah'
"Aku ke atas Te, datengin Kak Jungkook" Jimin langsung berlari tanpa melihat Yoongi yang saat ini tengah menatapnya dengan heran.
"Ada apa dengan anak itu?"
Jimin sekarang berdiri di sebuah pintu kamar Jungkook. Di dinding pintu itu tertempel sebuah kertas yang isinya sebuah ancaman "Jungkook Room. Masuk aja atau kau tinggal bangkai" Jimin merasa kalau sekujur tubuhnya merinding. Yoongi benar, kalau Jungkook saat ini berada pada tahap galau tingkat akut.
"Masuk tidak yaa?"
Rasa bimbang mulai Pemuda manis itu rasakan. Antara mengetuk pintu atau tidak.
"Se_"
Ckle
Pintu tiba-tiba terbuka.
"H-Halo kak" Jimin memaksakan senyumnya.
"Apa lagi?" Jungkook keluar dengan aura gelap mengelilingi tubuhnya.
"M-Makanan udah siap" Jimin mengekori Jungkook.
Jungkook tak menjawab dan tetap berjalan menuruni tangga. "Kau tidak pulang?" Tanyanya.
"I-Itu"
"Aku yang menyuruhnya ikut makan siang bocah nakal"
Jungkook mendengus melihat ibunya berdiri di bawah tangga, lebih tepatnya di depan dapur.
"Hmmm" Jungkook dengan cuek melewati ibunya.
"Ck dasar anak itu" Yoongi menggeram
"Sudahlah Tante" Jimin menepuk bahu sempit Yoongi dengan pelan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
NcHim BhUl ° KM
FanfictionMengejar cinta Kak Jungkook Berisi chapter pendek BY : Yeon / Yon