Prolog

89 31 24
                                    

HALOOOO!

Akhirnya kalian bisa baca cerita baru saya! Karena ceritanya sedikit complicated, tidak bs setiap hari update yah! Tapi diusahakan update secepatnya!

Cerita ini mengambil tahun 1920-an jadi sedikit berbeda! Pokoknya kujamin seru deh. Terutama pecinta genre mystery dan kayak monster" gitu pasti cuka.

Kalau begitu, lngsng aja kasih VOTE DLU yaakk. Vote kalian berharagaaa sekalii. Terima kasih, enjoy!

selamat membaca~~

DI tengah kesunyian kota Birmingham, seperti penjahat yang mengendap di waktu siang, sosok itu berjalan di atas bayangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DI tengah kesunyian kota Birmingham, seperti penjahat yang mengendap di waktu siang, sosok itu berjalan di atas bayangan. Menghindari diri dari cahaya bulan yang begitu terang di atas sana.

Perlahan demi perlahan, sesuatu itu bergerak lincah alih. Dengan lendir yang menyelimuti wujudnya, dia bergerak—mencari sumber suara. Siapa pun yang maka akan menjadi inangnya. Apa pun yang bising dan bernapas maka akan menjadi inangnya.

Maka diamlah jika tidak ingin dihabiskan. Diamlah dan jangan bersuara sedikit pun.

Monster. Itu dipanggil sebagai monster mengerikan yang menggegerkan warga Birmingham selama beberapa pekan belakangan ini. Tanpa penyebab, tanpa gejala yang pasti, semua yang terjangkit akan berubah menjadi sosok yang menyeramkan. Berhati-hatilah tidak cukup untuk melindungi diri kalian dari monster itu.

Seperti debu yang tak terlihat. Seperti parasit yang merugikan inangnya. Kemudian mengubahnya menjadi mayat penuh belatung yang berceceran di sepanjang jalan. Hanya sehari sebelum akhirnya mati. Hanya sehari namun mereka bergerak cepat, lincah, dan penuh cekatan. Menyerang siapa pun yang berisik, bergerak, dan bernapas.

Bulan dan bintang di atas sana seperti saksi bisu dari aksi nakal sang monster dalam menjalankan misinya mencari mangsa baru untuk memuaskan hasratnya.

".... aku sudah bilang tidak mau!"

"Sayang, ayolah, maafkan aku. Aku janji tidak akan—"

Suara! Akhirnya ada suara! Suara yang tak asing. Akan sangat lezat untuk dihabisi hidup-hidup.

Dengan alih sosok itu bergerak, mencari inang barunya. Melewati bayang demi bayang dari cahaya bulan. Melewati setiap pintu yang tertutup rapat penuh kewaspadaan. Dan untuk mereka yang menantang, maka akan menuai dalam waktu dekat.

Monster itu menggeliat lebih cepat ketika lebih dekat pada dua insan itu. Suara demi suara semakin kencang terdengar. Seolah tidak takut dengan keberadaan monster yang sudah menjadi topik hangat semua orang. Ketakutan semua orang.

"Kau bilang ini terakhirnya! Tapi sekarang kau mengulanginya! Kau tahu betapa jahat dan kejinya para komunis itu." Suara wanita itu kian memekik. "Kau bisa dalam bahaya! Begitu juga dengan—aw!" Suara itu seketika terpotong dengan pekikan kencang. Tatapan wanita itu jatuh ke bawah, di mana pergelengan kakinya sudah mengeluarkan darah. Matanya membelalak kaget begitu mendapati sosok serangga kecil merayap di kaki indahnya itu.

Moonrise Over the SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang