sesuai dengan perkataan changbin, segera setelah ujian semester usai, ia dan felix segera mengajak teman-teman mereka untuk berkumpul membahas trip yang telah mereka rencanakan.
setelah ribut sana ribut sini dan kericuhan yang tiada henti, perkumpulan pertemanan yang menyebut diri mereka sendiri sebagai geng 'anak ilang' itu akhirnya sepakat untuk berangkat pada hari sabtu pukul 9 pagi hari.
dan karena itu, disinilah changbin sekarang, memasukkan barang bawaan ke dalam bagasi sambil sesekali berteriak, menegur jisung yang memang mulutnya seperti dilipat gandakan.
"Woiii lah cepetan dong, gue udah pengen karokean di mobil nih!" jisung yang tengah bersandar di sisi mobil itu berdecak kesal.
"ya makanya sat bantuin, jangan ngebacot mulu." sahut changbin dari bagasi mobil
"yeuuu, bacotnya gue tuh barokah, manfaat, bikin pernikahan sakinah mawardah warahmah nan--"
bukkk
"aduh njir. fel itu tuh bantal buat bobo, bukan buat dilempar ke muka orang." omel jisung kepada felix.
"bacotnya di pause dulu bisa? sini bantuin gue angkatin kursi lipet." titah felix.
jisung mau tak mau menuruti kata felix. ya daripada mereka berdua adu mulut yang siapapun pasti tahu tidak akan ada ujungnya?
changbin menghela napas setelah pintu bagasi di depannya ditutup oleh minho. ia kemudian masuk ke dalam mobil, menyusul teman-temannya yang sudah duduk dan mengobrol ria.
"eh kak, sini duduk samping gue." changbin tersenyum, lalu mendaratkan pantatnya di kursi samping felix.
lebih tepatnya samping kursi felix dan hyunjin.
"ayoo bang jalaan." teriak jeongin dari bangku paling belakang.
chris yang ada di kursi kemudi menurut dan mulai menghidupkan mesin mobil. tak perlu waktu lama, lima menit setelah mobil mulai bergerak suasana sudah riuh.
"yailaaah, lu nyetir lemot banget deh bang, sini gue aja yang nyetir." kata jisung, ia bangkit dari tempat duduknya, namun segera dihentikan hyunjin yang duduk di depannya.
"Ga ada, ga ada. kalo lo yang nyetir yang ada kita nyasar."
"bener tuh, gue udah ngerasain." tambah minho
"nyasar sama jisung mah belum seberapa. gue sama jeongin pernah diajak trip naik transportasi umum gitu kan, naik bis gitulah, udah pede banget naik, eh ternyata..." cerita seungmin, sengaja digantungkan,
"ternyata bis yang kita naikin tuh salah jurusan, malah berlawanan arah sama tempat yang kita tuju. gila ya, waktu ditanya mau kemana sama kondektur langsung diketawain satu bis. sejak saat itu gue bersumpah demi sempak neptunus, gue ga akan pernah ikut kata bang jisung lagi." jeongin melanjutkan cerita seungmin.
seisi mobil segera diisi tawa dan cacian yang ditujukan kepada jisung.
"hobi banget nistain gue. sekali-sekali nistain bang changbin noh," jisung menunjuk changbin, "dia pernah mabok sampe pohon dipinggir jalan dibilang cantik njir."
"HAHAHAHA, goblok banget, beneran kak?" tanya felix
changbin hanya mengangguk malu, dalam hati menyumpahi jisung, "ya namanya juga mabok, nyawa setengah ngefly"
"hilih, 'kak' gais manggilnya. coba kalo sama kita, palingan nyet, sat, paling bagus bang." ucap woojin sambil pura-pura pasang ekspresi muntah
"OOOh, iyee nihh, bang changbin juga bilang gini ke pohonnya 'kamu cantik, tapi masih cantikan felix adeknya bang chris' gitoooh."
KAMU SEDANG MEMBACA
night calls (changlix)
Fanfiction[ Aussie Burik Incoming Call ] ❝Gak bisa tidur lagi?❞ ❝Hehe, iya nih❞ Panggilan tengah malam antara Felix dan Changbin itu awalnya karena deadline tugas, yang lama-lama jadi rutinitas