Assalamu'alaikum ....
Selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin dari aku🙏Note: Bacanya sambil dibayangkan ya, biar ketangkap feel nya. Tapi kalau nggak bisa nangkap, nanti aku kasih deh foto bintang di sini😆
Terima kasih yang sudah mau baca.🙏
Maaf kalau lama update, karena aku nggak mau update kalau aku sendiri nggak bisa dapat feel nya.***
"Bunda! Adam mau es buah lagi." seru Adam dari ruang tamu sembari menatap gadis yang kini sibuk di dapur.
"Nanti sakit perut kalau kebanyakan.
Udah, ya." sahut Shenna dari dapur sembari melihat ke arah Adam."Bunda! Adam mau es krim."
"Nggak boleh kebanyakan minum es."
"Bunda! Adam mau ayam."
"Kamu baru habis makan, nanti lagi, ya? Nanti perutnya sakit lagi." jawabnya tanpa beralih, fokus pada cucian di tangannya.
"Bunda! Adam mau Bunda."
Shenna hendak menyahut namun ditariknya kembali begitu mendengar kata terakhir yang Adam ucapkan. Perkataan Adam membuatnya terdiam kaku di tempat. Perlahan, ia memberanikan diri untuk melihat Adam yang kini tersenyum lebar sembari menatapnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa, karena itu ia hanya tersenyum menanggapi Adam. Kemudian, ia lanjut mengerjakan pekerjaannya.
Sembari mencuci piring, pikirannya pun bekerja memikirkan bagaimana cara ia memberitahu Adam dan meyakinkan agar Adam tidak memanggilnya bunda lagi. Shenna senang akan hadirnya Adam dalam kehidupannya namun bagaimanapun ia bukanlah bunda dari Adam.
Bagaimana jika bunda dari Adam mengetahui itu dan memarahinya? Atau lebih parahnya, menuntutnya?Tidak-tidak, itu tidak boleh terjadi. Dari pada hal seperti itu terjadi, lebih baik dirinya pergi dari rumah itu, pikir Shenna.
"Bunda?" panggil Adam pelan.
Kini, Adam berdiri di sebelah Shenna. Dia mendongak menatap gadis berambut panjang dan berponi itu dengan sayu.
"Ya?"
Adam menguap."Adam mau tidur?"
Adam mengangguk."Adam duluan ke kamar, nanti Tante menyusul kalau cuciannya sudah selesai."
"Mau sama Bunda." rengek Adam seraya berjalan mendekati Shenna. Ia memeluk kaki Shenna.
"Sebentar."
Shenna berusaha untuk secepatnya menyelesaikan cucian. Selepasnya, Shenna langsung menggendong Adam dan membawanya ke kamarnya. Adam sudah beberapa kali menguap tanda ia benar-benar mengantuk.
Setelah membaringkan Adam di kasur, ia pun ikut berbaring di sebelah kiri Adam. Memeluk Adam hingga tertidur.Adam memang selalu tidur dalam pelukan seseorang yang menemaninya tidur. Itu sangat membuatnya nyaman.
"Bundanya Adam ke mana? Kenapa dari kemaren nggak keliatan?" gumamnya pelan.
Sebenarnya, Shenna sangat penasaran di manakah keberadaan bunda dari Adam saat ini. Kenapa, hingga saat ini ia tidak pernah terlihat. Pikirnya, mungkin bunda Adam sedang bekerja di luar kota. Tetapi, ia juga penasaran kenapa Adam memanggilnya bunda. Apakah Adam begitu merindukan bundanya? Meski begitu, tidak mungkin seorang anak memanggil wanita lainnya dengan sebutan bunda, kecuali guru di sekolah.
"Nggak ... itu bukan hak aku." elaknya sembari menggelengkan kepala, menolak segala rasa penasaran yang menghantuinya.
Shenna memilih untuk ikut memejamkan mata. Matanya pun sudah sangat mengantuk karena semalam ia kesulitan untuk mencapai dunia mimpi lebih awal. Dan tak butuh waktu lama untuknya menyusul Adam. Kini, ia pun sudah mulai memasuki dunia mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA (END/Cerita Pindah Ke HINOVEL)
RandomCerita ini akan DIPINDAH ke HINOVEL mulai hari ini. Bab dihapus. Kisah Adam yang merindukan sosok seorang bunda. Shenna yang harus bekerja sebagai pengasuh anak dari seorang ayah bernama Wira yang menaruh curiga padanya, dan kembalinya wanita masa l...