05-terima kasih

112 18 0
                                    

Saat ini jam ekstrakulikuler, kebetulan Ryujin sedang absen tak mengikuti latihan karena malas, mentang-mentang dia kapten bisa berlaku sepuasnya.

Ryujin menemani Minju yang kebetulan sedang di tugaskan untuk memotret anak futsal, Minju mengikuti ekskul fotografi tapi ia di suruh oleh ketua mading untuk memotret anak futsal.

"Kita sudah setengah jam disini, apa kau hanya akan memperhatian kekasih orang? Kau bahkan tak memotret sedikit pun" Tanya Ryujin, untung saja Minju selalu sabar dengan ucapan pedas Ryujin.

"Nanti saja, Hanya ini yang bisa ku lakukan, aku hanya gadis pemalu yang tak bisa menyatakan perasaanku"

"Ya, karena sifat pemalu mu itu membuat Jaemin yang kau puja-puja itu di ambil oleh Heejin"

"Sudahlah tak apa, aku sudah terbiasa menjadi penikmat senyumnya bukan alasan utama dia tersenyum"

"Kenapa seperti suram sekali"

Minju berdehem. "Ryujin, kalau ada lelaki yang menyukaimu bagaimana?"

"Aku ku buat dia tak menyukai ku"

"Apa kau tidak percaya cinta?"

Ryujin tertawa. "Omong kosong macam apa itu? Aku tidak percaya cinta untuk sekarang, tidak tahu kalau nanti"

"Itu tandanya kau percaya, hanya belum. Nanti akan ada pria yang datang dan membuka hatimu yang berdebu" ucap Minju dengan senyumnya.

"Kau tahu satu hal?"

"Apa?"

"Kau dan Jaemin sama bodohnya"

"Maksudmu?"

"Tidak ada, aku hanya mengatakan kau dan Jaemin bodoh. Itu saja"

Padahal Ryujin adalah saksi bagaimana kedua insan ini sangat payah dalam hal cinta, mereka berdua sama-sama suka, Ryujin tahu karena Jaemin dan Minju berbicara tentang itu, tapi sayangnya Jaemin adalah pengecut sejati yang tak tahu cara menyatakan cinta dan Minju punya rasa gengsi atau rasa malu yang besar untuk mengatakan cinta terlebih dahulu.

Dan berakhir Jaemin bersama Heejin, wanita yang berani menyatakan cintanya kepada Jaemin.

"HEI!" teriak seorang lelaki dari lapangan futsal sambil mengangkat kedua tangannya lalu di ayunkan, Ryujin dan Minju menoleh ke arah sekitar, di tribun penonton hanya ada mereka berdua. Lalu siapa yang lelaki itu panggil?

"Pria itu memanggil mu, si bibir tebal. Siapa namanya Hyunjin? Woojin? Yoonji?" ujar Minju.

"Hwang Yoonjin" ujar Ryujin, padahal gadis itu salah menyebut namanya. "Kau saja yang menyapanya sana, aku tidak suka lelaki idiot" Ryujin menyuruh Minju untuk menjawab panggilan lelaki itu.

"Ada apa?" Ucap Minju dengan suara yang agak keras.

"RYUJIN KAU DI PANGGIL OLEH COACH, KELAPANGAN SEKARANG" teriak lelaki itu, ah Ryujin merasa ini hari sialnya. Entah kenapa Ryujin kehilangan semangatnya, kakinya terasa lemas tapi dia malah absen karena alasan malas, tentu coach akan marah besar padanya.

"IYA AKU AKAN KESANA" teriak Ryujin, gadis itu berjalan dengan malas menuruni tribun.

"Ryujin kau tidak memakai liptint mu?" Tanya Jaemin, Ryujin menggeleng. "Pakai sana kau terlihat seperti mayat berjalan"

"Aku urusan mu?" ujar Ryujin acuh, lalu berjalan mendahului Hyunjin, Hyunjin berlari kecil mengejar Ryujin yang sudah jalan terlebih dahulu.

"Benarkan kata ku, Ryujin ada versi wanita dari Hwall" ujar Haechan, sedangnya Hwall melayangkan tatapan galaknya seperti biasa.

























"Kau ini kapten! Kenapa kau membolos!?" Tanya coach Kris, Ryujin hanya diam dengan kepala tertunduk.

"Kalau aku bertanya jawab!"

"Ryujin!" Teriak coach Kris dan Hyunjin panik, tiba-tiba saja Ryujin tak sadarkan diri.

"Sudah ku bilang kan coach, anak ini sedang sakit tapi agar terlihat keren dia ngatakan kalau malas" ujar Hyunjin, lalu lelaki itu menggendong Ryujin ala bridal style.

"Baiklah kau urus Ryujin, aku akan ke unit kesehatan kalau sudah melatih yang lain" ujar Coach Kris.

"Siap laksanakan"















Hyunjin membenci fakta kalau unit kesehatan sangat jauh dari lapangan basket indoor, dan harus melewati lapangan utama terlebih dahulu. Hyunjin juga benci menjadi pusat perhatian.

Bagaimana tidak, Ryujin gadis judes yang katanya anti lelaki ini malah di gendong Hyunjin notabene adalah lelaki, mungkin setelah Ryujin sadar gadis itu akan mandi dengan kembang 7 rupa.

"Kau tidak berat, tapi popularitas mu yang berat" gumam Hyunjin.

Yiren yang kebetulan sedang berjaga di unit kesehatan melihat Ryujin dengan kondisi pingsan, langsung panik.

"Dia kenapa?" Tanya Hyunjin.

"Pingsan" jawab Yiren, gadis itu fokus pada alat-alat kesehatan.

"Semua orang juga tahu kalau dia pingsan, maksudku dia pingsan kenapa?" Tanya Hyunjin.

"Dia kelelahan" jawab Yiren setelah mendiagnosa Ryujin, wajar kalau Yiren tahu karena dia adalah anak dokter terkenal dan anggota palang merah.
"Tidak biasanya dia seperti ini. Aku akan memanggil Mr. Jhon dan mengambil tasnya, kau di sini jaga dia ya?" Yiren bergegas keluar unit kesehatan padahal Hyunjin hendak bertanya.

Sekitar 5 menit Hyunjin duduk di sebelah kasur Ryujin, lelaki itu sangat bosan, di tambah lagi dia meninggalkan ponselnya di loker, Hyunjin menutup matanya, rasanya ingin tidur saja mengingat unit kesehatan sangat dingin.

"Astaga! Kenapa aku di sini" Hyunjin hendak terjengkang ke belakang begitu Ryujin tiba-tiba bangun dan duduk.

"Kenapa kau mengagetkan ku?"

"Aku tak mengagetkan mu, lagi pula apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Ryujin dingin. "Aku mau pulang" ujar Ryujin, gadis itu ingin turun dari ranjang, tapi pahanya di tahan oleh Hyunjin.

"Tung–"

"JANGAN MENYENTUH KU!! DASAR MESUM!!" teriak Ryujin lalu gadis itu kembali memasukan kakinya keselimut dan melempar Hyunjin dengan bantal.

"Astaga aku salah sentuh" gumam Hyunjin. "Kau di sini saja dahulu, berbaring, Yiren sedang mengambil tas mu dan sekarang dia sedang memanggil Mr. Jhon" ujar Hyunjin, mencoba sabar. Ryujin menatap Hyunjin kesal. Hyunjin meambil kembali bantal yang Ryujin lempar lalu meletaknya ke posisi semula.

"Kau siapa memangnya hah!? Kita tidak saling mengenal" ujar Ryujin, sepertinya gadis ini sedang datang bulan.

"Kau pingsan tadi, aku menggendongmu kemari" ujar Hyunjin masih mencoba sabar menghadapi Ryujin yang dalam mode singa.

Ryujin terdiam lalu kembali berbaring, ia memiringkan badannya ke kanan tepat ke arah Hyunjin. "Terima kasih" ujar Ryujin pelan lalu kembali ke posisi semula dengan mata terpejam.

Apa? Hyunjin tak salah dengar kan? Gadis galak ini mengucapkan terima kasih?

"Hah? Kau berbicara atau sedang berkumur? Tidak terdengar" ujar Hyunjin, mencoba memancing gadis itu.

Ryujin duduk, lalu menatap Hyunjin penuh kekesalan. "Dasar tuli! Aku mengucapkan terima kasih" ujar Ryujin,

"Ohh, iya sama-sama" jawab Hyunjin.

Ryujin memang benci lelaki tapi Jaehyun mengajarkan untuk tidak lupa mengucapkan 3 kalimat ajaib yaitu tolong, terima kasih dan maaf. Kata ayahnya itu adalah keajaiban terbesar yang dapat mengubah presepsi seseorang, dan Ryujin mengubah presepsi Hyunjin terhadapnya, tandanya Ryujin berhasil mengamalkan itu.

Proposal Together | Shin RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang