Dua

27 2 0
                                    

~Serumah, hancur sudah~

Sudahkah benar?
Berteriak semalaman.
Saling membela keadaan.
Tanpa menemui pemahaman

Sementara untukku,
Ini benar-benar
Menusuk lebih banyak
Mencekatkan lebih dalam
Melukai lebih lebar
Membekas lebih lama

Aku yang hendak menutup telinga lebih keras.
Aku yang hendak memejamkan mata lebih rapat.
Aku yang hendak berteriak melebihi notasi tinggi, keduanya.

Aku,
Tidak berguna.
Tidak punya kemampuan.
Tidak punya keberanian.
Hanya sekedar,
Untuk membatasi, keduanya.

Aku,
Yang pada akhirnya, cuma menutup ketiga indera bersamaan.
Berharap mereka berhenti berfungsi,
Untuk sesaat.

Sesaat,
Sampai tiada lagi
Yang merusak pendengaran, penglihatan, serta pita suara.

Menyiksa, tentu saja.
Menghimpun jutaan,
Ketakutan
Ketidakberdayaan
Tangisan
Teriakan
Kebencian
Tanpa menyisakan,
Kasih sayang.

Bagaimana mengubahnya?
Bagaimana mengakhirinya?

Sebelum serumah,
Hancur sudah.
.
.
.

—Blitar, 09 Juni 2019—

Smile TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang