001

141 7 1
                                    

Tinggal di rumah yg sederhana ah~ mungkin tepatnya sebuah gubuk ini aku jalani sejak aku lahir ...

Walaupun aku hidup seperti ini tapi aku tak minta di kasihani aku cuma butuh di hargai karena tubuh ini masih bisa bekerja dan menghidupi keluarga kecilku...

Oh Sehun adalah namaku, tinggal bersama Umma ku yg sakit sakitan membuatku harus membagi waktu untuk bekerja dan belajar...

Appa..? Kata Umma Appa sudah tiada ketika aku berumur 1 tahun ,,masih kecil bukan...
Bahkan aku belum pernah melihat wajah Appa secara langsung dan hanya lewat foto.

.
.
.

Saat matahari belum sepenuhnya muncul

"Umma...aku akan ke sekolah dulu,, Umma kalau lapar di sebelah Umma ada makanan jadi makanlah dan minum obatnya setelah itu tidurlah jangan mengguku  ..." Sehun

"Sehun... Hati hati ya Sehun~ah ,maaf Umma selalu membuat mu khawatir dan merepotkanmu." Kata wanita paruh baya yg terbaring di sisi tempat tidur yg tak lain adalah Umma Sehun...

"Why...Apa yg Umma katakan Sehun adalah putra Umma jadi sudah kewajiban seorang putra menjaga dan merawat Orang tuanya..."

"Hiks...hiks...Maaf tidak bisa menjadi Umma yg baik bagi Sehun... Maaf tidak bisa berada di samping Sehun saat ada orang mencacimu..."tangis Umma Sehun meledak seketika dan membuat Sehun juga terbawa suasana...

" Aniya..aniya dengarkan Sehun... Setiap hari bisa memandang wajah Umma saja Sehun sudah bahagia...karena kesempatan untuk berbakti kepada Appa Sehun tidak bisa dapatkan."...

"Ah jangan menangis Umma jelek kalau menangis...sekarang Sehun berangkat dulu."

"Hati hati nak...jangan khawatirkan Umma belajarlah yg giat."

"Baiklah sampai jumpa."

Sebelum tangisan Sehun menjadi lebih baik ia pergi karena ia takut akan membuat Ummanya menjadi khawatir.

Langkah kakinya yg panjang menyusuri jalanan kota yg masih lumayan sepi, Untuk menghemat pengeluaran ia memilih untuk jalan kaki dari rumah ke sekolah..

Bersekolah di sekolah yg kebanyakan siswanya adalah anak orang kaya tidak membuat Sehun mundur malah ia semakin terpacu untuk menunjukan kepada semua orang bahwa tidak hanya yg kaya yg bisa berhasil tapi yg gigih yg akan menang pada akhirnya.

Tidak butuh waktu yg lama Kaki jenjangnya telah memasuki gerbang sekolah ,, Sepi dan dingin adalah gambaran sekolahan Sehun sekarang ini...

"Lebih baik begini jadi aku bisa tidur dulu di kelas." Matanya tak henti hentinya menjelajahi setiap jengkal bangunan yg ada di depanya.

Tak biasanya ia merasa mirinding seperti sekarang bahkan saat pulang kerja tengah malam saja Sehun biasa saja saat melewati bangunan kosong,, tapi kali ini berbeda seperti ada yg mengawasinya tapi tidak ada siapa² sekarang...

Kried....kried( suara meja di geser)

"Siapa di sana? Jangan nakut nakutin aku tidak secupu itu untuk takut ..." Sehun mencari sumber suara tapi tetap tidak ada siapa siapa.

"Lebih baik aku ke kelas saja pasti ini kerjaan anak anak nakal itu."

Tak lagi perduli dengan suara itu Sehun langsung pergi  ke kelas dan  tertidur di bangku...

Kalau semua tau apa yg setiap hari Sehun lakukan pasti tidak ada yg akan menghina dan mencaci Sehun.

Setiap pulang sekolah saat semua teman temanya sedang bersantai di rumah atau sekedar bercengkrama dengan orang tua mereka Sehun malah sibuk mencari Uang di sebuah minimarket.

• Open your heart • 🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang