S1. 2

117K 9.8K 8.7K
                                    

Waww! Dari komenan kalian sebelumnya, aku jadi tau ternyata aku ga qotor sendirian x"D

SELAMAT MENIKMATI HIDANGAN PANAS KAWAN :)


Jaemin pergi menuju minimarket itu dengan baju yang masih sama saat di kampus. Dari jendela apartemen, ia sudah bisa melihat Jeno di depan sana.

"Sudah lama?" tanya Jaemin saat mereka saling menatap. Jeno membalas senyuman itu dengan kaku.

"Tidak. Saya juga baru sampai."

"Oke, ayo ikut aku."

Sesampainya di apartemen, Jaemin langsung menjelaskan apa saja yang harus Jeno kerjakan. Jeno memperhatikannya dengan baik.

"Rapihkan saja apa yang berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rapihkan saja apa yang berantakan. Bersihkan kamarku yang paling penting. Kau juga harus mencuci piring dan membersihkan debu yang ada di meja. Paham?" ia mengangguk dengan senyum yang cerah hingga membuat kedua matanya melengkung.

"Kau bisa mulai kerja sekarang, aku mau mandi dulu." dia meletakkan jaket dan tasnya di sofa lalu melakukan apa yang Jaemin suruh. Bibir Jaemin tertarik membentuk senyuman. Ia tidak sabar ingin membuka seluruh pakaian Jeno dan menjamah tubuh kekarnya.

Selesai mandi, Jaemin memakai kaus putih besar dan agak panjang hingga menutupi paha atasnya. Ia sengaja tidak memakai apapun selain underware. Toh, nanti juga dibuka lagi, pikir jaemin.

"Jeno-ssi, apa sudah membersihkan kamarku?" Jaemin berteriak menghampiri Jeno yang ada di dapur, karena ia mendengar suara gemercik air dan piring disana.

"Iya, su--dah..." Jeno nampak terpaku dengan kaki Jaemin yang terekspos sangat bebas. Begitu bersih dan mulus tanpa celah. Membuat pria manapun meneguk liurnya karena tergiur.

"Apa lagi yang akan kau kerjakan setelah ini?" tanya Jaemin lagi yang mengembalikan kesadaran Jeno sepenuhnya dan membuatnya memalingkan wajah. Pria langsing itu mendudukkan diri di atas meja makan yang tak jauh dari Jeno. Posisi itu membuat underware yang Jaemin pakai terlihat sangat jelas seandainya Jeno kembali menolehkan kepala.

"Sudah tidak ada lagi, Jaemin-ssi. Saya akan langsung ke minimarket untuk bekerja." kini Jeno mulai mengeringkan piring dan gelas, sedangkan Jaemin kembali turun dari meja untuk memeluknya dari belakang. Sedari tadi ia begitu terpesona dengan punggung Jeno yang lebar dan nampak kokoh.

"Kau yakin akan langsung bekerja dengan tubuh berkeringat seperti ini?" tubuh keduanya sangat rapat membuat Jeno menahan nafasnya karena gugup. Jaemin bahkan menekan penisnya pada bokong Jeno.

"T-Tidak apa-apa. Sa-Saya bawa baju ganti dan parfum." Jaemin tersenyum dibalik bahu kokoh Jeno. Karena tinggi mereka yang tak terlalu jauh, membuat nafas Jaemin menyapa leher Jeno dengan kurang ajar.

"Apa tidak akan mendapat komplain dari atasanmu? Ini benar-benar basah, Jeno-ssi." ucapnya se-sensual mungkin. Kini tangan lembutnya sudah berhasil masuk ke dalam kaus Jeno dan mengusap perut yang mulai terbentuk. Jaemin yakin Jeno sering kerja berat karena tidak mungkin baginya pergi ke tempat fitness dengan kondisi ekonomi yang kurang.

Hot Nerdy! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang