Bagian 2

17 4 0
                                    

Di tengah perbincangan mereka, seorang pelayan kantin mengantarkan makanan yang tadinya telah di pesan oleh mereka, tak hanya berhenti di sana pembicaraan mereka, tetapi masih tetap lanjut dan masih pada topik yang sama yaitu membicatakan seorang cowok ter famous.

" Trus? Lu stalk dia rin? " jawabnya yang sedikit cuek
" He.em, lu tau sendiri kan jiwa gua jiwa-jiwa stalker , hehe " ucapnya dengan tawa ringan
" Ihhh ganteng banget tau ga sihh, uhhhh andai gua bisa jadi pacar nyaa, hmmm " gumamnya yang dapat di dengar oleh sahabat nya
" Lu naksir dia rin? " Echa yang mulai kepo
" Yaa lu pikir aja dehh, sapa coba yang ga naksir sama cowok kayak dia, So perfect " jawabnya dengan senyuman
" Tapi kan dia playboy rin" pernyataan yang keluar dari mulut Echa untuk Karin, dalam hati Echa dia sadar pernyataan tersebut juga pantas untuk dia, karena dia juga tertarik dengan Reyno
" Iya juga sihh, tapi lu jangan ambil sisi negatif nya dong. Kan semua orang bisa berubah tak terkecuali Reyno, jadi dia bisa juga berubah" ucap nya dengan nada membela
" Iyadehh terserah luu " jawab dengan pasrah
" yah elu Cha, bantuin napa deketin gua sama Reyno, sebagai sahabat yang baikk " Rayu nyaa
" Bantuin gimana maksud lu? Gua aja kenal sama Reyno engga gimana gua bisa Comblangin kalian berdua, ada- ada aja luu " jawabnya dengan tidak santai
" Hmmm " Karin hanya berdehem , pasalnya sahabatnya tidak mau membantu dia untuk PDKT dengan Reyno

Setelah perbincangan yang cukup panjang, dan juga memakan makanan, mereka kembali ke kelas karena 10 menit lagi bell masuk
" Rin, lu ke kelas dulu deh " tiba-tiba Echa berbicara di tengah perjalanannya menuju kelas
" Emang lu mau kemana cha? " balas Karin
" Gua mau ke toilet dulu rin " jawabnya
" ohh yaudah , jangan lama-lama ya? Entar pelajaran Pak Surya, lu tau sendiri kan Pak Surya kek gimana? Telat sedikit aja lu langsung di keluarin dan ga ikut pelajaran dia " cerocos karin
Tapi apalah daya, Echa malah meninggal kan karin begitu saja
" iya iyaaaa.. bawel banget luhh" ucapnya sambil meninggalkan karin
" Uhh emang dasar tuhh anak" dumelnya dan lanjut jalan menuju kelasnya

Echa memasuki toilet, sebenarnya ia bingung juga mau ngapain dia ke toilet padahal dia tidak ingin buang air, entah kenapa Echa ingin sekali menenangkan diri, ia bingung harus bagaimana dia tertarik dengan Reyno tapi ternyata sahabatnya juga tertarik bahkan sahabtnya meminta bantuan kepada Echa agar bisa dekat bahkan jadian dengan Reyno
" Hmmm, gua harus gimana nihh? Masa iya gua kenalan dulu sama Reyno trus gua bilang ke Reyno kalau Karin suka sama dia? Engga mungkinn lahhhh... yakali gua ujuk-ujuk kenalan dan cuman bilang kalau Karin suka ga elite bangeett" ucapnya dengan frustasi

Echa menarik nafas untuk menetralkan dan menenangkan dirinya, tiba-tiba saja ia tersadar dan langsung melihat jam yang berada di pegelangan kirinya. 3 menit lagi kelas Pak Surya akan di mulai. Langsung saja Echa berlari keluar dari toilet menuju ruang kelasnya

" Perasaan hari ini gak ada bukan hari olahraga, kenapa gua dari tadi pagi lari mulu yaa, hedehh yaudah lah, itung- itung lagi olahraga " pikirnya sambil berlari

  Sesampainya di kelas Echa bisa bernafas lega karena Pak Surya belum sampai kelas, Echa langsung duduk pada bangkunya.
" Lu ngapain aja sih di kamar mandi? Beranak luu? Atau Lu Berak yaa? Makanya jangan suka makan cabe, entar lu jadi Cabe-cabean" Ocehnya dan disambung dengan kekehan
" Lu sarapan apa sihh pagi tadi? Ngoceh muluu, kayak burung tau ga? " kesel Echa
" Gua tadi pagi sarapan nya udah bener kok cha, gua tadi sarapan roti sama selai coklat dan gua juga minum susu. Lengkap semua kok gada yang kurang " jawab nya sambil mengingat- ngingat peristiwa tadi pagi pasca Karin sarapan
" Hmmm, ada yang kurang Rin, Lu lupa nihh " ucap Echa menanggapi
" Kurang? Apaan cha?" Karin bingung, emang apa yang kurang keseharian nya juga sama begitu
" Lu lupa minum obat Anti Bacod dan Anti Oneng " ucap nya sambil tertawa mengejek Karin
" Yeee eluu mahhh " jawab nya dengan cemberut
" Ya  lagian lu sekarang banyak omong, makin hari makin banyak tau gak penyakit lu" ejeknya lagi
" Enak aja, lu kira gua penyakitan apa? Makin hari makin tambah penyakit!! " jawabnya dengan suara yang lumayan keras
Echa tertawa, ia memang suka mengganggu Sahabatnya itu, Karin memang banyak memiliki sifat- sifat yang luar biasa banyak, mungkin setiap hari bisa berubah- ubah, kalau di ibaratkan kayak baju, tiap hari ganti. Karin orangnya memang sangat asik, bahkan menurut Echa, Karin itu penghibur hati, di bersyukur memiliki sahabat seperti Karin, walaupun sifatnya yang bikin jengkel tapi Echa sayang kok.

  Hari sudah menunnjukkan pukul 15.00 . Saatnya pulang, dan ini adalah hal yang ditinggu-tunggu oleh para siswa siswi, ada 4 hal yang di sukai  yaitu saat istirahat tiba,saat jam pelajaran kosong, pulang dan Libur. Saat ini langit tampak mendung, dan menandakan akan turun hujan.

   Echa dan Karin berjalan menuju Gerbang sekolahnya. Karin selalu Diantar jemput oleh supirnya,dan Karin hanya akan jemputan nya, ia hanya akan menunggu beberapa menit saja, lain dengan Echa, yang harus menunggu puluh-puluh menit untuk menunggu angkutan umum yang sesuai dengan Arah Rumah Echa.
" eh Rin, gua udah di jemput tuu" ucapnya sambil menunnjuk ke arah mobil jemputanya
" ohh yaudah lu hati- hati yaa " jawab Echa
" lu gamau ikut gua? Biar nantik gua antar lu pulang, dan lu gak harus nunggu ber puluh- puluh menit dan bahkan bejam- jam " cerocosnya
" emhh gausah deh Rin, maksihh, gua naik Angkutan Umum aja " tolaknya
" bener nihh?? Yaudah deh gua duluan ya?? Lu hati-hati di sini " ucap Karin sambil membuka pintu mobilnya
" iyaa, lu juga hati- hati yaa" jawanya dengan lambaian tangan

  Sepergi nya mobil Karin, Echa berjalan menuju halte untuk menunggu Angkutan Umum.
Benar saja, rintik- rintik hujan mulai turun, Echa mempercepat langkahnya, untung saja Halte itu memiliki atap, jadi Echa bisa menunggu tanpa kehujanan. Echa duduk di sana, tak ada orang yang menunggu di Halte biasanya ada beberapa orang yang juga ikut menunggu, tetapi kali ini tidak, Echa sendirian di Halte tersebut.
 
   Echa melihat jalan raya yang banyak di padati oleh kendaraan yang ber lalu lalang, sudah 10 menit ia menunggu tapi Angtan Umumnya tak Kunjung tiba. Hari sudah semakin gelap, rasa- rasanya hujan tak ingin berhenti, awan hitam masih terlihat tebal menyelimuti langit, dan bagaimana nasib Echa jika Angkutan nya tidak datang sampai malam.
" Kastah banget gua tadi nolak ajakan Karin, kalau gua ga nolak pasti gua udah sampai di rumah, dan makan masakan Bunda yang lezat, hmmm gua jadi laper nihhh" rutuknya

Lama Echa menunggu akhirnya yang ditunggu datang juga, dia langsung bernafas lega, dan masuk ke dalam Angkutan tersebut.






Yeyy Update nihh
Maaf typo
Jangan lupa vote dan Coment *Follow juga gaes:v
Terimakasih:)

If You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang